JAKARTA— Serangan jantung dan gangguan jantung lainnya dapat terjadi akibat penyempitan atau tersumbatnya arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung. Karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk memberi jalan agar darah kembali menuju otot jantung.
Baik bedah bypass atau pemasangan ring (stent) sama-sama bertujuan untuk melancarkan aliran darah ke bagian jantung. "Keduanya bisa dilakukan tergantung pada kondisi kesehatan pasien," kata dr Ronald Winardi, spesialis bedah jantung.
Pemasangan ring (stent) dilakukan melalui kateter yang diarahkan ke bagian arteri yang mengalami penyempitan. Kemudian balon dikembangkan sehingga arteri pun melebar.
Sementara itu, bypass merupakan prosedur untuk menyediakan jalan pintas. "Jalan pintas ini memiliki rute dari pembuluh darah arteri yang terhalang timbunan lemak ke aorta," kata Ronald.
Kebanyakan arteri yang dipakai diambil dari bagian tubuh lain. "Biasanya berasal dari betis," imbuhnya.
Pemasangan ring pada dasarnya lebih cocok pada pasien yang mengalami sumbatan pada satu atau dua pembuluh darah, sementara pasien yang beberapa arterinya tersumbat lebih baik dilakukan tindakan bypass.
Dibandingkan dengan pemasangan ring, tindakan bedah bypass lebih sering dilakukan. Hasil studi Arterial Revascularization Therapy Studi tahun 2011 menunjukkan, 16,8 persen pasien yang melakukan pemasangan ring harus menjalani operasi yang kedua kalinya. Sedangkan pada kelompok yang mendapatkan bedah bypass hanya 3,5 persen.
Adapun kelompok yang menjalani bedah bypass memiliki angka harapan hidup 87,8 persen, sementara yang melakukan pemasangan ring sekitar 73,8 persen dalam setahun pasca-tindakan.
"Bedah bypass memiliki peluang menutup kembalinya pembuluh darah lebih kecil,
0 komentar:
Posting Komentar