Blogger templates

Sabtu, 21 Mei 2011

teori cara menyusui

BAB II dari "KTI keperawatan tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teoritis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Secara teori pengetahuan merupakan tahap pertama perubahan perilaku atau penerimaan seseorang atau adopsi prilaku baru. Perubahan atau adopsi prilaku adalah suatu proses yang kompleks.
Menurut Notoadmodjo , pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, jadi tahu merupakan tingkatan paling dasar.
2) Memahami (comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
4) Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek dalam komponen-komponen, tetapi dalam suatu struktur organisasi, dsan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemepuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau obyek.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
1) Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Wahid (2006):
a. Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan kurang menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan. Tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
c. Umur
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menmbah pengetahuannya.


2) Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Mutarak ( 2006 ) :
a. Faktor yang ada pada individu itu sendiri dari :
1) Kematangan atau pertumbuhan
2) Kecerdasan atau intelektual
3) Latihan dan ulangan
4) Sifat-sifat pribadi seseorang
5) motivasi
b. faktor yang ada di luar individu atau faktor sosial terdiri dari :
1) Keadaan keluarga
2) Pendidikan dan cara mengajar
3) Alat-alat pelajaran
4) Moivasi sosial
5) Lingkungan dan kesempatan

2. Konsep Tindakan
1. Pengertian
Menurut (Notoatmodjo, 2007) Praktik (practice) kesehatan dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Setelah seseorang mengerai stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui proses selanjutnya diarahkan dan akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).
Suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang menguntungkan antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor dukungan (support) dari pihak lain misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua.

2. Tingkatan Praktik
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan, meliputi:
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ibu sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

3. Pengukuran Praktik
Pengukuran praktik dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

3. Menyusui
A. Pengertian
Menyusui ialah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara Ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Sujiantini, 2009).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu menyusui adalah wanita yang telah melahirkan dan memberikan ASI kepada bayinya untuk diminum yang berasal dari payudaranya.

B. Manfaat menyusui
Menurut Jane Moody, dkk (2006), manfaat menyusui sebagai berikut :
1. Membugarkan tubuh
Menyusui mambantu tubuh untuk pulih lebih cepat dari proses melahirkan. Hormon-hormon yang dilepaskan ketika bayi menghisap air susu akan semaki mengerutkan rahim setiap kali menyusu. Hormon-hormon yang sama juga membantu membugarkan kembali otot-otot ibu, selain itu dapat membantu menjadi relaks dan merasa tenang begitu susu mulai mengalir.
2. Memberi kenikmatan dan manfaat yang besar
Menyusui membuat ibu lebih dekat dengan bayi. Terasa hangat, nyaman, baik untuk ibu maupun bayi. Dengan menyusui, bayi tidak harus menunggu, tetapi akan selalu tersedia susu di payudara ibu dan bisa segera untuk di berikan kepada bayi.

3. Melindungi secara alami
Menyusui membantu melindungi ibu dalam beberapa hal. Kajian menunjukkan bahwa menyusui dapat mencegah kanker payudara sebelum menopause dan kanker indung telur. Menyusui secara ekslusif, artinya tidak memberi apapun kecuali air susu ibu, juga melindungi dari kehamilan terlalu dini.
4. Makanan yang ideal bagi bayi
Air susu ibu adalah makanan terbaik yang pernah dimiliki bayi karena mengandung semua gizi yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang menuju potensi maksimal.
5. Terbaik untuk pertumbuhan bayi
Susu formula memang dapat meniru beberapa nutrisi dasar dalam air susu ibu, tetapi ada sifat tertentu dalam air susu ibu yang tidak dapat ditiru.
6. Penting bagi kesehatan
Air susu ibu mengandung antibodi maka tindakan menyusui sangat penting dalam menjaga kesehatan bayi. Yang terpenting, menyusui dapat melindungi bayi dari bakteri yang berbahaya, yang menyebabkan diare. Menyusui juga melindungi terhadap masalah pernafasan dan infeksi dada, misalnya bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.
7. Alergi
Memberi ASI membantu melindungi bayi dari alergi, seperti eksim dan asma.

C. Langkah-Langkah Menyusui Yang Baik dan Benar
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan disekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi di letakkan menghadap perut ibu/ payudara.
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b. Bayi di pegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya.
4. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
a. Menyentuh pipi dengan puting susu.
b. Menyentuh sisi mulut bayi.
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepal bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:
a. Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
b. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.


6. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya, cara melepas isapan bayi:
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
b. Dagu bayi ditekan ke bawah.
7. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan di sekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
8. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
b. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

D. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produk ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat:
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbuka lebar
d. Dagu menempel pada payudara ibu
e. Sebagian besar kalang payudara masuk ke dalam mulut bayi
f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
i. Kepala tidak menengadah.

E. Masalah-Masalah Dalam Menyusui
Menurut Jane Moody, dkk, (2006), masalah dalam menyusui adalah sebagai berikut:
a. Bayi yang menagis
Bagi yang baru menjadi orangtua, sangat berat rasanya harus mendengar suara bayi menangis dan berbagai usaha untuk membuatnya tenang, hal tersebut belum tentu dapat menimbulkan kedamaian bagi bayi. Periode ketika bayi menangis tanpa bisa ditenangkan berlangsung lama dan menyebabkan stres untuk semua orang yang terlibat.
b. Kolik
Kadang-kadang dikatakan bahwa tangisan bayi disebabkan oleh kolik atau sakit perut. Masih belum ada kesepakatan tentang penyebab jenis tangisan seperti ini, yang sering kali digambarkan sebagai menangis menjerit-jerit. Tangisan ini memiliki kualitas dan suara yang kedengarannya berbeda bagi orangtua, yaitu seakan-akan bayi sedang sangat tertekan.
c. Menolak payudara
Salah satu yang paling menyusahkan ibu yang menyusui apabila bayi menolak menyusu dari payudaranya. Penyebab bayi menolak payudara adalah sebagai berikut:
1. Posisi bayi
2. Lidah terikat ke dasar mulut
3. Bingung dengan payudara
4. Mulut bayi terserang jamur
5. Pengaliran ASI yang kuat
6. Infeksi telinga pada bayi
7. Perubahan rasa ASI
8. Perubahan bau pada payudara
9. Menstruasi yang dapat mengakibatkan ASI menjadi sedikit dan terjadi perubahan rasa pada ASI
10. Tumbuh gigi pada bayi
11. Usia sulit, dimana pada usia empat sampai enam bulan bayi sangat mudah teralihkan perhatiannya dari payudara dan menolak menyusu.

d. Bayi yang menggigit
Ketika gigi bayi mulai tumbuh, biasanya ibu yang baru menyusui merasa khawatir bayinya akan menggigit saat menyusui. Pada kenyataannya, sebagian besar bayi mulai tumbuh gigi dan terus menyusu dengan nyaman melewati tahap ini. Bayi harus mendorong lidahnya keluar melewati gigi bawah saat menghisap.
e. Menyusui kembali
Air susu ibu adalah sumber daya yang lentur sehingga bisa saja berubah fikiran dan mulai menyusui kembali meskipun sudah mulai memberikan susu botol atau berhenti menyusu.

F. Faktor-faktor Yang Mendukung Keberhasilan Menyusui
Menurut Jane Mode, dkk (2006), sepuluh langkah untuk berhasil menyusui, yakni:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui yang dikomunikasikan secara rutin kapada sesama staf perawatan kesehatan.
b. Memberi semua staf perawatan kesehatan latihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini.
c. Memberi tahu manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada semua wanita hamil.
d. Membantu para wanita untuk memulai menyusui sekitar setengah jam setelah melahirkan.
e. Menunjukkan cara menyusui dan cara mempertahankan pasokan ASI kepada para wanita bahkan pada situasi dimana mereka dipisahkan dari bayinya.
f. Tidak memberikan makanan dan minuman pada bayi yang baru lahir selain ASI.
g. Mempraktekkan kebijakan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruangan selama 24 jam sehari.
h. Mendorong para wanita untuk menyusui sesuai kehendak bayi.
i. Tidak memberikan puting tiruan atau dot kepada bayi yang disusui.
j. Mendukung dibentuknya kelompok pendukung menyusui dan merujuk para wanita ke kelompok ini saat mereka dipulangkan dari Rumah Sakit atau Klinik.
Sedangkan menurut Nanis Sacharina Marzuki, (2007), menyebutkan kiat sukses menyusui (sebelum dan sesudah melahirkan), yakni:
1. Kiat sukses sebelum melahirkan
a. Bicarakan dengan suami karena dukungannya sangat penting.
b. Bicarakan dengan dokter kandungan.
c. Pilih Rumah Sakit yang mendukung pemberian ASI.
d. Siapkan pakaian ibu yang memudahkan aktifitas menyusui.
e. Sebaiknya rawat gabung sejang di Rumah Sakit.
2. Kiat sukses sesudah melahirkan
a. Pengisapan/sentuhan pada jam pertama sangat penting.
b. Walau masih menggunakan infuse ibu masih tetap bisa menyusui.
c. Sejak di Rumah Sakit bayi disusui sesering mungkin (setiap bayi menangis)
d. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi, dan/ atau konsultasi laktasi untuk persiapan bila menghadapi kesulitan.


4. Primigravida
a. Pengertian
Wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Denisa Tiran, 2005). Wanita yang pertama kalinya : Gravida 1 (Diva Danis, 2005)
b. Perubahan prilaku pada ibu hamil
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan prilaku pada si ibu, dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi pada si ibu baik perbahan fisik dan prilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan tidak harmonis. Perubahan perilaku pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Cendrung Malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bikan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jika tidak ada sal;ahnya bila suami menggantikan peranan istri untuk bebrapa waktu.
2. Lebih Sensitif
Biasanya, wanita yang hamikl juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit tersinggung lalui marah. Apapun prilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya akan hilang. Bila suami membalas kembali dengan kemarahan. Akan mengakibatkan istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi janinnya.
3. Minta perhatian lebih
Prilaku lain yang kerap mengganggu dalah istri tiba-tiba lebih manja dan ingin selalu diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih ushakan untuk menanyakan keadaannya, saat itu perhatian yang diberiak suami walau sedikit dapar memicu tumbuhnya rasa aman yang bail untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegfal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.
4. Gampang cemburu
Tak jarang sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang teklat sedikit saja istri akan menanyakan hal-hal yang macam-macam. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana.
5. Akibat hormon progesteron
Perubahan prilaku pada ibu merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteron sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang mengalami siklus haid. (Erlina, 2008).
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoadmodjo, 2003).

Jumat, 20 Mei 2011

7 Mitos Seputar Menstruasi

MITOS seringkali dipercaya, berkembang dalam masyarakat dengan penyampaian informasi yang kurang tepat, kurang lengkap, bahkan terlalu berlebihan. Hal ini menimbulkan sikap antipati, defensif bahkan diskriminasi pada situasi tertentu.

Sesudah mitos mengenai seksualitas, ternyata mitos mengenai menstruasi juga beredar dalam masyarakat dan turun temurun diberitahukan. Beberapa di antaranya:

1. Menstruasi membuat tubuh menjadi lemah.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa darah menstruasi yang keluar banyaknya kira-kira hanya 150 ml atau sekitar empat sampai enam sendok saja. Jadi tidak benar kalau tubuh akan menjadi lemas hanya karena Anda sedang menstruasi.



2. Sedang menstruasi berarti sedang sakit.

Justru sebaliknya, menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh setiap perempuan produktif. Menstruasi berarti perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya bekerja dengan normal sebagaimana mestinya.

3. Ingin menstruasi lancar, sering-seringlah minum soft drink.

Banyak yang percaya selain memperlancar keluarnya darah, minum soft drink juga dapat mengurangi rasa sakit perut. Sebenarnya belum ada penelitian khusus mengenai hal ini. Sakit tidaknya perut saat menstruasi atau lancar tidaknya darah menstruasi yang keluar semua itu dipengaruhi oleh hormon serta faktor psikis seseorang.

4. Memakai pembalut saat menstruasi bisa menyebabkan kemandulan.

Secara medis justru merupakan metode selama masa menstruasi agar tetap bersih dan tidak lembap. Pada dasarnya semua pembalut itu sehat, tetapi sebagian perempuan ada yang juga mengalami alergi dan iritasi. Hal ini dikarenakan sensitivitas organ kelamin setiap perempuan berbeda. Oleh karena itu disarankan agar saat menstruasi mengganti pembalut sesering mungkin (idealnya setiap 4 jam), terutama ketika sedang banyak-banyaknya keluar darah menstruasi dan setelah buah air kecil atau besar.

5. Saat menstruasi dilarang berenang.

Selama memakai pembalut dan tidak merasa risih, berenang saat menstruasi boleh-boleh saja dilakukan. Dan ini sama sekali tidak berpengaruh pada kesehatan. Sebagai saran, jika perut merasa kram, barulah hentikan aktivitas berenang.

6. Menstruasi yang normal itu lamanya pasti seminggu.

Tentu saja pendapat ini salah. Setiap perempuan pasti memiliki masa menstruasi yang berbeda dan tidak selalu harus tujuh hari. Perempuan yang memiliki masa menstruasi tiga, empat atau lima hari masih dianggap normal

7. Jangan minum es saat menstruasi.

Sesungguhnya air dingin todak memiliki apapun saat menstruasi. Terutama efek menghambat aliran darah, selama tidak merasakan sakit ataupun perut kembung, minum air es sah-sah saja. (sumber: buku Kesproholic, Tim Mitra Inti)


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

4 Besar Penyebab Kematian Ibu Bersalin

SEMUA ibu hamil tentu ingin persalinannya lancar dan normal. Sayangnya, kadang-kadang ada yang mengalami komplikasi.

"Komplikasi ini dialami oleh sekitar 20 persen ibu hamil," sergah dr Indah Fauziah SpOG dari RS MH. Thamrin Internasional. Parahnya, hanya kurang dari 10 persen yang tertangani.

Kendalanya adalah tiga terlambat, yaitu terlambat mengenali bahaya, terlambat mengambil keputusan merujuk, dan terlambat memperoleh pelayanan yang optimal di fasilitas rujukan.



Tertinggi: Perdarahan

"Sayangnya sampai saat ini masih banyak calon ibu yang tidak mengetahui apa saja komplikasi persalinan itu dan bagaimana cara mencegahnya," sesalnya. Padahal, sebenarnya komplikasi persalinan pada ibu hamil, sejak dulu tidak banyak berubah, yaitu perdarahan, eklampsia (hipertensi), persalinan yang lama, dan infeksi.

Perdarahan bertanggung jawab atas sekitar 28 persen kematian ibu. Eklampsia (kejang akibat hipertensi) merupakan penyebab nomor dua, yaitu sebanyak 13 persen kematian ibu. "Sesungguhnya kematian karena eklampsia dapat dicegah dengan asuhan antenatal yang baik," ungkapnya.

Lebih lanjut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menjelaskan, penyebab kematian ibu lainnya adalah infeksi, yang menjadi kontributor 10 persen kematian ibu. Sebetulnya infeksi dapat dicegah dengan melakukan pertolongan persalinan bersih dan perawatan nifas yang baik. Sedangkan persalinan lama berkontribusi sekitar 9 persen atas kematian ibu di Indonesia.

Besar kecilnya risiko terkena komplikasi dipengaruhi oleh usia, jumlah kehamilan yang sudah dialami (paritas), dan jarak waktu persalinan. Risiko ini dipengaruhi pula oleh kesehatan si ibu, status gizi, dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Perdarahan Pascapersalinan

Setelah persalinan pun seringkali ibu akan mengalami pendarahan. Menurut dokter kelahiran Jakarta, 2 April 1977 ini, penyebab tersering perdarahan pascapersalinan adalah atonia. Atonia adalah kegagalan rahim untuk berkontraksi segera setelah bayi dilahirkan. Pada kehamilan cukup bulan, kecepatan aliran darah yang masuk ke rahim adalah 450cc/menit. Sehingga bila perdarahan ini tidak cepat ditangani, dapat mengakibatkan kematian ibu dalam 10-15 menit persalinan akibat kehabisan darah.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan atonia rahim, antara lain peregangan rahim berlebihan. "Misalnya pada kehamilan kembar dan kehamilan dengan ketuban yang sangat banyak, kelahiran lebih dari lima kali, persalinan yang sangat cepat, dan kekurangan kalsium. Ingat kalsium sangat penting untuk kontraksi. Sisa plasenta dan gumpalan darah yang tertinggal dalam rahim, serta obat-obatan, seperti magnesium sulfat. Dan biasanya jika terjadi atonia, ibu akan diberikan obat-obatan untuk menimbulkan kontraksi. Seperti oksitosin, prostaglandin, atau ergonovine. Bila ini tidak berhasil maka akan dilakukan pengikatan pembuluh darah yang menuju ke rahim. Dan terakhir dapat dilakukan pengangkatan rahim bila cara-cara tadi tidak mampu menghentikan perdarahan," paparnya panjang lebar.

Penyebab perdarahan pascapersalinan lainnya adalah retensio plasenta (plasenta tertahan) yang derajatnya bervariasi dari mulai kegagalan plasenta untuk lahir spontan sampai dengan plasenta akreta (menembus otot rahim). Bila terdapat sisa bagian plasenta, maka penolong persalinan akan melakukan eksplorasi ke dalam rahim untuk mengeluarkan sisa plasenta tersebut, atau melakukan kuret. Risiko terjadinya plasenta akreta meningkat pada ibu dengan riwayat operasi cesar sebelumnya.

"Bila terjadi plasenta akreta, untuk menghentikan perdarahan akan dilakukan pengangkatan rahim," terangnya.

Menurut dr Indah, perdarahan pascapersalinan juga dapat disebabkan oleh robekan jalan lahir (vagina, serviks) yang dapat terjadi pada persalinan pervaginam yang berlangsung sangat cepat atau persalinan dengan bantuan alat (vakum atau forceps). Robekan bahkan bisa terjadi pada rahim, risiko lebih tinggi pada ibu dengan riwayat cesar pada kehamilan sebelumnya, bayi besar, dan persalinan dengan induksi yang tidak terpantau. Pada ibu dengan riwayat cesar pada kehamilan sebelumnya, pengawasan antenatal dan persalinan harus dilakukan oleh dokter kandungan.

Kejang Eklampsia

Kejang bisa terjadi terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil.

"Sayangnya sampai saat ini belum diketahui penyebab hipertensi pada kehamilan. Namun risikonya meningkat pada ibu berusia kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, ibu dengan riwayat penyakit ginjal, diabetes, SLE, gizi buruk, dan sosial-ekonomi yang rendah. Semakin dini usia kehamilan saat hipertensi muncul, semakin besar risiko yang dihadapi ibu," kata pehobi traveling ini.

Pada ibu dengan hipertensi, pengawasan antenatal harus dilakukan oleh dokter. Ibu akan diberikan obat penurun tekanan darah dan pencegah kejang (magnesium sulfat) saat menjelang persalinan. Bila tekanan darah terkontrol, maka persalinan dapat dilakukan normal. Namun bila pada saat bayi akan lahir, tekanan darah menjadi tidak terkontrol, persalinan akan dipercepat dengan alat (forceps atau vakum).

"Untuk tindakan operasi cesar akan dipertimbangkan bila bayi harus segera dilahirkan untuk menyelamatkan nyawa ibu atau bayi, atau bila ada penyulit untuk lahir melalui vagina," imbuhnya.

Infeksi Pascapersalinan

Dr Indah menghimbau agar ibu hamil mewaspadai infeksi yang terjadi pada organ reproduksi setelah persalinan. Biasanya terjadi 3-4 hari setelah persalinan.

Kuman yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Gardnerella vaginalis, Streptokokkus grup B, Escherichia coli, Bacteroides, dan Mycoplasma. Gejala yang timbul adalah demam, nyeri di perut bawah dan kemaluan serta lokhia (darah nifas) yang berbau, yang dapat disertai mual dan muntah.

"Faktor risiko terjadinya infeksi adalah, ketuban pecah dini, pemeriksaan dalam terlalu sering saat persalinan, operasi cesar pada ibu dengan persalinan lama ataupun terhambat, robekan pada jalan lahir (serviks atau vagina), anemia atau kurang gizi," paparnya panjang lebar.

Untuk mencengah terjadinya infeksi, sebaiknya ibu hamil melakukan pembatasan pemeriksaan dalam, dan lakukan dengan sarung tangan yang steril. Pada ibu dengan risiko tinggi infeksi yang akan menjalani operasi cesar, berikan antibiotika 1 kali sebelum dan 1 kali setelah operasi.

"Jika terjadi infeksi pasca persalinan, dokter akan memberikan cairan infus, antibiotika dan obat-obatan untuk merangsang kontraksi rahim. Bila infeksi sangat berat, perawatan akan dilakukan di unit perawatan intensif," imbuh dr Indah.

Awas, Kontraksi Palsu! (Tanda-tanda Kontrasi Palsu)

UMUMNYA, pada trimester ketiga, otot-otot pada dinding rahim ibu hamil mulai berlatih kontraksi. Inilah yang disebut kontraksi palsu (braxton hicks). Terkadang, kontraksi ini terasa begitu kencang, sehingga sang ibu menduga akan mengalami proses persalinan.

Perbedaan antara kontraksi palsu dengan kontraksi sebenarnya adalah:

Kontraksi Palsu
1. Kontraksi berlangsung sementara, terjadi dengan jarak waktu tak teratur dan lama, serta tak bertambah kuat dan cepat.
2. Nyeri pada perut bagian bawah
3. Jika diberi obat penghilang rasa sakit, sakitnya akan hilang
4. Kontraksi akan hilang bila Anda berbaring atau duduk bersandar sambil menyelonjorkan kaki.

Kontraksi Sebenarnya
1. Frekuensi dan intensitas kontraksinya, makin lama makin kuat. Durasinya makin lama, makin panjang, dan intervalnya makin lama makin pendek dan disertai dengan rasa nyeri.
2. Rasa nyeri ini menjalar dari pinggang bagian belakang ke perut, dan terasa mulas seperti orang sakit perut
3. Jika diberi obat penghilang rasa sakit, sakitnya tidak akan hilang
4. Kontraksi tidak akan hilang, walaupun Anda mengubah sikap tubuh Anda.

Singkirkan Stroke dengan Hidroterapi

SELAIN secara medis, banyak orang berusaha menyembuhkan penyakit yang diderita dengan berbagai pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif diyakini bisa menjawab pertanyaan yang tak bisa dijawab secara medis. Dan tersebar cukup banyak jenis pengobatan alternatif. Salah satunya adalah terapi air atau hidroterapi. Jenis pengobatan alternatif ini mampu menyembuhkan penyakit, salah satunya stroke.

Sekarang ini tersebar begitu banyak pengobatan alternatif yang menawarkan solusi penyembuhan penyakit. Salah satu dari sekian banyak terapi itu adalah terapi air atau hidroterapi. Lania Laosa, salah seorang terapis, memilih air sebagai medium penyembuhan penyakit. Terapis yang masih muda ini menjelaskan pengobatan alternatif yang sudah lama didalaminya itu.

Menurut Lania, kurang lebih dari 70 persen tubuh manusia terdiri atas air. Masalahnya, banyak orang yang lupa hal ini. Bahwa air, yang molekulnya kecil itu, begitu penting. Karena molekulnya yang kecil, daya tembusnya bagus sehingga daya serapnya juga bagus. Dengan demikian, keharmonisan tubuh pun terjamin. "Logikanya, kita harus memperbaiki air dalam tubuh kita. Air itu sendiri sebenarnya sangat aneh. Dalam arti kalau api disiram dengan air, maka akan padam. Tapi ketika hujan turun membasahi pohon yang diikuti kilat, akan terjadi kebakaran. Satu lagi contoh ketika kita mandi di kamar mandi selama 1 jam. Kita tidak akan merasakan sakit. Tapi begitu kita terkena air hujan selama 1 jam, kita langsung sakit," jelasnya.



Meskipun pengobatan alternatif jenis ini baru belakangan berkembang di Indonesia, sudah ada beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan medium ini, antara lain asam urat, darah tinggi, dan stroke. "Sebetulnya ini dari tahun 1990. Cuma, saat itu lebih banyak di Jedah, setiap bulan dijemput. Kemudian di Malaysia dipakai untuk mengobati orang yang terkena narkoba, HIV. Sementara itu, di Indonesia sendiri baru mulai pada tahun 1995. Tapi itu pun saya tidak secara langsung, melainkan ada beberapa dokter yang mengambil air saya ini dan kemudian diberikan kepada pasiennya," lanjutnya.

Hidroterapi

Lania Laosa memang sengaja menciptakan suatu alat yang kualitasnya bisa membuat air yang memiliki molekul yang kecil dan punya sifat itu bisa dibutuhkan oleh tubuh. Sifat pertama air adalah daya melarutkan yang tinggi dan daya rekam. Setelah semua itu berhasil, yang pertama kali disimpan adalah air kehidupan, yaitu ultraviolet. Mengapa? Semua yang hijau itu, lanjut Lania, akan menyerap ultraviolet dan membuang gelombang yang lain. Karena itulah, air itu disimpan dalam botol yang berwarna hijau. Supaya matahari ini menyerap ultraviolet dan memperkaya air ini.

Selain disimpan di dalam botol yang berwarna hijau, sebagian dari air kehidupan itu disimpan di dalam gelombang infrared. Maksudnya, air itu disimpan di dalam botol yang berwarna hijau ini adalah untuk mendetoks racun-racun dalam tubuh kita, kemudian dia memperbaiki sistem sensorik kita. Sedangkan botol yang berwarna merah itu berfungsi ke organ kita, seperti jaringan otot," jelas Lania.

Kedua botol itu memiliki persamaan. Sama-sama memiliki muatan negatif, yang berarti sebagai lautan elektron yang sangat penting. Fungsi elektron yang pertama adalah menyuplai sel-sel yang kurang mendapatkan elektron atau mengganti elektron yang sudah lemah. Fungsi lain dari elektron adalah mengarahkan air karena sifatnya yang negatif. Kalau ada sesuatu dalam tubuh kita yang kurang bagus, kelebihan, kekurangan atau mengalami kerusakan, pada bagian itu kandungan positifnya tinggi. "Air saya ini elektronnya negatif. Jadi, begitu kita minum, nggak lama kemudian di lambung langsung jalan dipanggil oleh bagian tubuh kita yang rusak," terangnya.

Selain itu, Lania juga menyediakan air pengganti untuk air minum sehari-hari bagi si pasien yang sudah sembuh. Alasannya, tidak tertutup kemungkinan si pasien akan sakit lagi. Air itu disimpan dalam galon yang berbeda warna. "Galon yang saya miliki juga ada tiga warna yang berbeda. Pertama itu warna hijau yang berfungsi untuk mendetoks toksin. Kemudian ada galon warna merah untuk orang yang suka makan daging atau takut gemuk. Itu dinamakan detoks lemak. Yang terakhir adalah galon violet atau ungu yang berhubungan dengan otak kecil. Anak kecil yang minum air ini akan mudah berkonsentrasi," ungkapnya.

Dalam praktiknya, Lania tidak pernah memberikan target tertentu kepada si pasien. Yang dilihat adalah penyakit yang dideritanya. Penyembuhannya pun berbeda. Yang memakan waktu cukup lama adalah penyembuhan stroke. "Penyembuhan penyakit stroke ini paling cepat itu 3 bulan. Tapi kalau yang lama bisa sampai 8 bulan," sambungnya.

Teknik Terapi

Metode penyembuhannya tidak berdasarkan sugesti, tapi keyakinan untuk sembuh. Caranya pun cukup mudah. Pertama, terapis mengetahui terlebih dahulu penyebab penyakit pasien. Setelah itu baru diobati. "Untuk pengobatannya itu saya hanya perlu melihat sebab bukan akibat. Setelah ketahuan baru kita obati. Biasanya kita telusuri lewat sel yang kehilangan elektronnya," terangnya.

Setiap orang yang menjalani pengobatan ini akan merasakan efek samping. Efek yang diterima pasien biasanya terjadi setelah 3-4 hari setelah meminum air kehidupan ini. Gejalanya pun bermacam-macam. Dalam seketika, misalnya, orang bisa merasakan kantuk dan tidak bisa melawan. Bahkan ada pula yang merasa pusing. Semua itu, kata Lania, tergantung pada alat sensorik yang ada di kepalanya. "Kalau orang terlalu banyak jalan, kakinya akan bengkak. Tapi biasanya 4-5 hari sudah biasa kembali," imbuhnya.



Ibu Hamil Perokok Pasif Berisiko Lahirkan Bayi Berberat Badan Rendah

CUACA terik ibu kota tak menghentikan langkah karyawan-karyawan untuk keluar kantor sejenak menik mati istirahat siang. Sambil menunggu antrean pesanan makanan datang, tampak seorang ibu hamil mengibas-ibas tangan di depan wajahnya. Ia berusaha menepis gumpalan asap rokok di sekitarnya. Ironis memang melihat pemandangan yang lumrah terjadi di masyarakat. Bagimana sebenarnya bahaya ibu hamil sebagai perokok pasif?

Hasil penelitian terbaru dari Journal of the American College of Cardiology edisi Mei 2008, mengungkapkan bahwa berada 30 menit lamanya dalam ruangan penuh asap rokok dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang cukup berat. Sehingga akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.


Dampak Negatif

Hal senada diungkapkan dr Sofani Munzila SpOG dari YPR Hospital Menteng, Jakarta Pusat. "Bahaya perokok pasif tak ubahnya dengan perokok aktif. Pengaruh yang paling sering terjadi yaitu janin terlahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, keguguran, terganggunya suplai oksigen dari ibu ke janin, gangguan pada pembuluh darah," paparnya.



Lebih lanjut ia menjelaskan kemungkinan efek jangka panjang yang dapat terjadi, "Kondisi suplai oksigen yang kurang baik serta berat badan yang rendah, otomatis dapat memengaruhi kemantangan perkembangan organ (maturitas). Dan jika penyaluran oksigen ke otak terhambat, kemungkinan menyebabkan terjadinya gangguan pada kecerdasan si anak kelak," terangnya.

Wanita lulusan Universitas Indonesia ini bahkan mengakui bahwa perokok pasif justru dua kali dirugikan daripada si perokok itu sendiri. "Karena ibu hamil menghisap asap utama dan asap sampingan. Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Sedangkan asap sampingan yakni asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar," urainya.


Asap Rokok Beracun

Lalu, apa saja kandungan asap rokok? Ternyata, asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia beracun, 43 di antaranya bersifat karsinogen (penyebab kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok di antaranya nikotin, tar, karbon monoksida (CO) dan sebagainya. Nikotin dapat merusak jantung dan sirkulasi darah. Selain itu, nikotin juga membuat pemakainya kecanduan. Tar mengandung bahan kimia beracun yang bisa merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Sedangkan karbon monoksida dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.


Perbanyak Konsumsi Vitamin C dan E

Sofani menegaskan kandungan asap rokok merupakan polutan yang bisa berakibat efek teratogenik (mencetuskan kelainan atau abnormalitas pada janin). Oleh karenanya, jika memang ibu hamil sering terpapar asap rokok, maka dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan antioksidan. "Dokter kandungan akan mempertimbangkan seberapa perlu ia diberikan obat antioksidan. Jadi, harus dipertimbangkan dan tentu berbeda tiap kasus," ulasnya.

Ia menambahkan, "Biasanya dokter akan memberikan vitamin C dan E. Sebab antioksidan yang paling baik terdapat dalam keduanya. Jadi ibu hamil disarankan untuk banyak mengonsumsi buah dan sayuran."



Kiat Hindari Tumor Payudara

FIBROADENOMA mammae atau tumor jinak rentan menyerang wanita usia muda. Tanda-tanda adanya tumor jinak di payudara cukup mudah diidentifikasi seperti benjolan pada payudara, warna kulit yang berubah, bentuk dan letak payudara yang tidak normal, serta kelainan pada puting. Agar tumor itu tidak berkembang, ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dipilih, antara lain kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, dan terapi biologik.

Payudara adalah satu bagian tubuh yang sangat dibanggakan wanita. Jika bagian ini terserang penyakit, perempuan bisa panik dan kondisi psikologisnya terganggu. Menurut dr Arman Muchtar SpB Onk, Ahli Bedah Tumor dan Dokter Spesialis di Rumah Sakit Thamrin, benjolan atau tumor pada payudara tak semuanya ganas (kanker). Umumnya tumor pada payudara adalah tumor jinak akibat infeksi atau kelainan pertumbuhan. Sel tumor jinak bertumbuh lambat dan tidak menyebar ke bagian lain.

Fibrodenoma mammae (FAM) pada umumnya menyerang wanita di bawah usia 30 tahun. FAM atau dikenal dengan tumor payudara ini membuat kaum wanita selalu cemas. Kadang mereka beranggapan bahwa tumor sama dengan kanker. Sekadar diketahui, kecil kemungkinan fibroadenoma berkebang menjadi kanker ganas.



Pertumbuhan FAM umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya saja yang dapat menyebabkan nyeri. Diungkapkan dr Arman, kalau ada kelainan di seputar payudara, hendaknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Setiap kelainan di payudara baik benjolan, kelainan kulit, kelainan yang tak normal di payudara harus segera diperiksakan. Kalau usianya masih muda dan bisa digerakkan ke kanan dan kekiri kemudian permukaannya licin, berarti jinak. Tapi kalau usianya tua dengan benjolan keras dan batasannya tidak tegas serta permukaan kasar, kemungkinan besar itu tumor ganas. Tanda yang memperjelas bahwa itu adalah tumor ganas adalah bentuk ukuran dan berat dari salah satu payudara berubah, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu," paparnya panjang.

Tumor sebagai sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Sedangkan, Fibroadenoma mammae terjadi akibat adanya kelebihan estrogen. Ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.

Namun menurut dr Arman, penyebab terjadinya Fibroadenoma mammae ini belum bisa dipastikan. Bisa saja karena pola makan yang kurang sehat, bisa juga karena menikah muda. Tidak memberi ASI pada anak juga menjadi penyebab utama tumbuhnya tumor.

Wanita lebih rentan terkena FAM dibandingkan laki-laki yang memiliki keseimbangan hormon estrogen. Hormon estrogen pada wanita tidak seimbang sehingga mengakibatkan terjadinya menopause. Selain itu, ada pula bahan-bahan kimia yang diduga memicu timbulnya jenis tumor ini. Senyawa kimia seperti aflatixin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr asap rokok, dan oral kontrasepsi. Faktor fisik juga disinyalir menyebabkan timbulnya tumor. Penyebab terakhir adalah kelemahan genetis sel-sel tubuh sehingga memudahkan munculnya tumor.

Pengobatannya adalah dengan mengangkat tumor yang ada di payudara. "Biasanya tumor jinak jumlahnya lebih dari satu dan bisa disembuhkan dengan cara mengangkatnya secara langsung," ungkapnya.

Setelah pembedahan, kebanyakan wanita menerima pengobatan tambahan untuk mengurangi peluang tumbuhnya sel-sel tumor yang baru. Jenis pengobatan yang mengangkat tumor cukup variatif, antara lain kemoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, dan terapi biologik. Karena itu, penting adanya diskusi tentang jenis pengobatan dan jenis tumor dengan dokter spesialis.

"Ini akan menenangkan pikiran pasien dan membantunya melawan tumor dan kanker payudara," katanya.

Selain pengobatan medis, ada juga pengobatan alternatif. Namun, bagi dr Arman, cara itu belum bisa dikatakan sebagai pengobatan karena tidak akan diketahui secara pasti penyakit yang diderita si pasien.

"Kalau di China, mungkin hal seperti itu bisa dilakukan. Tapi di Indonesia rasanya belum," ungkapnya.



Waspadai Pengapuran pada Sendi

PERNAHKAH Anda sengaja menekan jari-jari atau pinggang saat merasa pegal hingga menimbulkan suara gemeretuk? Hati-hati. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya pengapuran pada sendi yaitu osteoarhritis.

Berbeda dengan osteoporosis yang berarti pengapuran pada tulang, maka osteoarhritis adalah pengapuran pada sendi. Di dalam tubuh manusia terdiri atas 206 tulang dan 230 sendi. Lebih jelasnya, osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

Pengapuran sendi pasti akan dirasakan setiap orang, terutama oleh orang yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Akan tetapi, hal itu dapat terjadi lebih dini. Menurut Dr Sapto Adji, osteoarhritis bisa dialami orang dewasa yang pernah mengalami kecelakaan, infeksi pada sendi, atau bisa juga pada bayi yang mengalami kelainan bawaan.

"Osteoarhritis bisa terjadi hampir pada semua sendi. Biasanya terjadi pada sendi yang biasa menahan beban berat dan juga pada sendi yang sering digunakan, misalnya lutut, pinggul, punggung atau tulang belakang, tangan, dan kaki," sebut Dr Adji. Gejala yang ditimbulkan dari osteoarhritis datang secara bertahap. Biasanya diawali dari satu sendi, adanya nyeri sendi, kesulitan naik dan turun tangga, sulit berdiri setelah lama duduk atau jongkok.



Orang-orang yang rentan dan berisiko tinggi terkena penyakit itu adalah orang yang pekerjaannya menimbulkan penekanan berulang pada sendi. "Penyakit yang timbul jika terjadi pengapuran pada sendi bisa sampai mengakibatkan berubahnya bentuk sendi," ucapnya. Untuk penyakit osteoarhritis, penyembuhan bisa dilakukan dengan operasi.

Menurut Dr Adji, operasi yang dilakukan bisa melalui operasi arthroscopy, osteotomy, arthtoplasty, dan arthrodesis. "Selain operasi, terdapat cara penyembuhan lain yaitu dengan fisioterapi, atau program latihan lain, juga dengan dukungan psikososial, atau bahkan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara mengonsumsi vitamin glukosomin, atau dengan olahraga yang tepat," ujar Dr Adji.

Spesialis orthopedic Dr Lukman Shebubakar mengatakan, dengan memakai sendi yang sesuai dengan umur akan menghindari penyakit osteoarhritis. "Untuk orang yang mengalami obesitas atau kegemukan, maka makanan yang dikonsumsi harus dijaga karena orang yang obesitas cenderung terkena penyakit ini," terangnya.

Selasa, 17 Mei 2011

Jahe Kurangi Gejala Mual Muntah Ibu Hamil di Pagi Hari

Gejala mual dan muntah di pagi hari atau morning sickness biasa dialami oleh ibu hamil usia di bawah 6 bulan. Untuk mengurangi gejalanya bisa dengan makan atau minum yang mengandung jahe.

Sebuah studi menemukan bahwa jahe bisa efektif mengurangi morning sickness. Jahe selama ini memiliki sejarah yang panjang sebagai obat untuk sakit perut. Hal ini karena kandungan senyawa aktif 6-gingerol yang diketahui bisa membantu mengendurkan otot gastrointestinal.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa pil jahe atau jahe segar bisa meringankan gejala mabuk laut atau bentuk lain dari mual-mual. Ternyata jahe juga bisa membantu mengurangi morning sickness pada ibu hamil.



Sebuah kajian penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology menemukan bahwa jahe lebih efektif dalam mengontrol mual dan muntah dibandingkan dengan plasebo, seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Sabtu (14/5/2011).

Jahe cukup efektif pada ibu hamil yang memiliki bentuk morning sickness parah atau biasa disebut dengan hyperemesis gravidarum.

Jahe yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mengurangi kondisi morning sicknessnya bisa dalam berbagai bentuk seperti teh jahe, minuman jahe, permen atau biskuit.

Meski begitu jika ibu hamil mengalami efek samping seperti sakit kepala, mulas atau diare setelah mengonsumsi jahe, sebaiknya hentikan konsumsi jahe dan cobalah berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Hingga saat ini memang belum ditemukan obat yang benar-benar mujarab untuk mengatasi morning sickness, dikarenakan belum ditemukannya penyebab pasti dari kondisi ini. Diduga perubahan hormonal berkaitan erat dengan kondisi ini meskipun mekanisme pastinya belum terungkap.

Salah satu bentuk morning sickness adalah hyperemesis gravidarum, yaitu suatu kondisi yang melibatkan mual dan muntah sebelum usia kehamilan mencapai 22 minggu. Pada kasus yang berat bisa menyebabkan penurunan berat badan.

Lebih dari 2 persen perempuan hamil mengalami hal ini dan menjadi penyebab umum ibu hamil dirawat di rumah sakit.



Trik Agar ASI Ibu yang Keluar Banyak

Setiap ibu yang baru melahirkan pasti ingin yang terbaik untuk buah hatinya termasuk memberikan ASI yang banyak. Ada beberapa cara yang harus diperhatikan untuk menyukseskan ASI eksklusif.

Semua masalah termasuk fisik, mental dan emosional bisa mempengaruhi produksi ASI, karenanya tak jarang menemukan ibu yang tidak bisa memberikan ASI ekslusif pada bayinya akibat jumlah ASI yang sedikit.

Dengan belajar mengenali tingkat kenyamanan serta menyusun rencana yang baik bisa membantu proses menyusui menjadi lebih mudah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyukseskan proses menyusui si kecil, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (13/5/2011) yaitu:



1. Posisi bayi selama menyusui sangat penting
Pastikan bayi merasa nyaman dan posisi ibu serta bayi tepat. Kondisi ini akan memastikan bahwa bayi mampu mengisap susu dari payudara dengan mudah. Jika bayi berada di posisi yang tidak nyaman maka ia tidak akan menikmati proses menyusui yang membuatnya menolak menyusu dan bisa mengurangi produksi susu.

2. Menyusui sesering mungkin
Bayi tidak akan menerima nutrisi selain dari ASI, karenanya usahakan untuk menyusui sesering mungkin dan ia akan berhenti ketika sudah merasa kenyang. Semakin banyak bayi mengisap maka susu yang dihasilkan makin banyak.

3. Mengonsumsi makanan bergizi
Meningkatkan konsumsi buah-buahan segar, makanan bergizi, susu serta yang mengandung banyak cairan bisa membantu proses laktasi.

4. Belajar untuk santai
Stres bisa menyebabkan penurunan produksi susu, karena itu tetap santai adalah hal yang penting saat menyusui. Bisa dengan cara mengasingkan diri di ruang yang sepi dan tenang serta hindari menyusui sambil menonton televisi atau satu ruangan dengan orang yang teriak dan bising.

5. Istirahat sangat penting untuk ibu
Ibu yang menyusui juga perlu istirahat yang cukup, karena kelelahan akan mempengaruhi produksi ASI. Tak ada salahnya untuk ikut tidur sejenak ketika si kecil sedang tidur siang. Keuntungan lain dari istirahat yang cukup adalah membantu meremajakan organ internal tubuh.

6. Hindari rokok dan asap rokok
Rokok bisa berdampak negatif terhadap laktasi yaitu menurunkan produksi ASI. Serta racun dan nikotin yang terkandung di dalam rokok bisa masuk melalui darah dan nantinya akan berpengaruh terhadap ASI yang dihasilkan.

7. Jika bayi menolak menyusu, gunakan bantuan pompa ASI
Gunakan pompa untuk mengeluarkan ASI sehingga memungkinkan tubuh tetap memproduksi susu lebih banyak, lalu taruh susu dalam botol dan simpan di lemari es. Saat ingin diberikan pada bayi gunakan sendok atau gelas untuk menghindari kondisi bingung puting.

Trik untuk Leher Kaku dan Nyeri

Leher tidak hanya mendukung kepala, tapi juga membantu dalam melakukan gerakan. Tapi jika leher terasa kaku dan nyeri maka bisa menghambat aktivitas dan rasa tidak nyaman. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Daerah leher merupakan gabungan dari kepala dan seluruh tubuh yang kaya akan otot, ligamen dan tendon yang bertanggung jawab untuk mendukung dan pergerakan leher. Kondisi-kondisi tertentu bisa membuat otot leher terasa kaku sehingga menimbulkan rasa sakit dan nyeri.

Terkadang orang yang mengalami kekakuan leher juga mengeluh sakit kepala, hal ini karena otot antara kepala, leher dan lengan saling terhubung. Sehingga otot leher yang kaku bisa memicu keluhan di bagian tubuh lain.

Beberapa hal diketahui bisa menjadi penyebab otot leher menjadi kaku sehingga muncul rasa sakit, nyeri dan tidaknyaman lainnya, seperti dikutip dari Buzzle dan Everydayhealth.com, Jumat (13/5/2011) yaitu:


  1. Postur tubuh yang buruk saat duduk atau salah posisi saat tidur bisa menyebabkan otot tegang menjadi kaku dan salah tempat yang memicu terjadinya sakit serta nyeri
  2. Terlalu sering menggunakan otot-otot ini dalam bergerak
  3. Stres dan depresi, jika seseorang berada di bawah tekanan maka otot akan menjadi tegang yang memicu terjadinya rasa sakit, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya
  4. Cedera atau trauma akibat jatuh, kecelakaan atau kegiatan olahraga
  5. Kejang otot yang terjadi ketika saraf mengirimkan pesan ke otot-otot yang bisa menyebabkan terjadinya kontraksi. Kejang otot yang terjadinya bisa menyebabkan leher kaku dan sakit.
  6. Saraf terjepit, kondisi ini kemungkinan akibat radang sendi, penyempitan kanal tulang belakang atau hernia pada lempengan (disk) tulang. Saraf terjepit ini bisa menyebabkan leher kaku yang kadang dapat menyebar hingga ke lengan atau kaki.
  7. Membawa beban berat sebelah pada salah satu bahu, beban yang berat sebelah cenderung membuat kepala dan leher melawan beban ini ke arah yang berlawanan sehingga menimbulkan kontraksi berlebih sehingga memicu kaku dan nyeri.


Leher yang kaku dan nyeri tidak hanya menyakitkan tapi juga membuat kegiatan sehari-hari terasa sulit. Untuk itu ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya yaitu:

  1. Mengompres daerah leher yang sakit dan tegang dengan handuk hangat selama kurang lebih 20 menit.
  2. Melakukan pemijatan baik dengan menggunakan krim atau tidak untuk mengendurkan otot-otot yang tegang, lalu pastikan bahwa tekanan yang diberikan seragam sehingga rasa sakit yang ada mereda secara merata.
  3. Melakukan latihan atau peregangan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghilangkan ketegangan di otot. Arahkan dagu ke atas dengan leher membentang lalu tahan selama 5 detik, kembali ke posisi normal dan rileks sementara waktu, ulangi lagi sekitar 5 kali.
  4. Mengendalikan stres, karena nyeri tengkuk atau leher adalah gejala umum dari depresi. Caranya dengan mengatur waktu secara cermat, menentukan prioritas, selalu berpikiran positif dan menyempatkan diri untuk melakukan relaksasi.
  5. Jika cara-cara tersebut tidak juga berhasil, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang banyak dijual untuk mengurangi ketegangan otot.




Beberapa Penyakit akibat Tidak Merawat Gigi

Gigi dan mulut bisa jadi merupakan bagian tubuh yang tidak terlalu mendapat perhatian serius. Padahal beberapa penyakit akan lebih meningkat risikonya jika kesehatan gigi dan mulutnya buruk.

Berbagai penelitian telah menemukan bahwa radang dan bakteri di mulut serta gusi bisa masuk ke dalam aliran darah, kondisi ini akan menyebabkan penebalan pembuluh darah arteri dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit.

Berikut ini beberapa penyakit yang terkait dengan kondisi mulut dan gigi yang buruk, seperti dikutip dari ABCNews, Senin (16/5/2011) yaitu:

Penyakit jantung dan stroke
Salah satu studi baru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menganalisis data lebih dari 11.000 orang dewasa dan diketahui peserta yang jarang sikat gigi (kurang dari 2 kali dalam sehari) akan memiliki 70 persen peningkatan risiko penyakit jantung. Serta penumpukan plak di gigi suatu saat bisa hancur dan menyerang otak sehingga menyebabkan stroke.



Diabetes
Satu teori menjelaskan bahwa infeksi mulut serius bisa menyebabkan terjadinya peradangan ringan di seluruh tubuh, peradangan ini nantinya dapat merusak kemampuan tubuh untuk memproses gula yang masuk. Hal ini menyimpulkan bahwa mencegah infeksi gusi bisa menjadi salah satu cara mencegah diabetes.

Infeksi saluran pernapasan
Menjaga mulut tetap bersih dan sehat juga bisa membantu menjaga paru-paru terlindungi dengan baik, berdasarkan studi dalam Journal of Periodontology. Hal ini kemungkinan bakteri yang disebabkan oleh penyakit periodontal akan menumpuk di tenggorokan bagian atas, dari sana ia akan mudah terhirup ke saluran pernapasan bagian bawah dan menghambatnya atau berkembang menjadi masalah paru-paru yang lebih serius.

Masalah saat kehamilan
Fluktuasi hormonal dan peningkatan alirah darah ke seluruh tubuh selama hamil akan lebih memungkinkan terjadinya perubahan pada gigi dan gusi. American Academy of Periodontists menuturkan sekitar 50 persen perempuan hamil mengembangkan gingivitis (kondisi gusi meradang, berdarah atau bengkak). Jika kondisi ini dibiarkan akan menyebabkan infeksi serius yang bisa bermasalah pada kehamilan.

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan langsung antara infeksi bakteri di mulut dengan kelahiran prematur, preeklampsia dan tingkat kelahiran rendah. Untuk itu pastikan menyikat gigi dan kontrol ke dokter secara teratur.


Senin, 16 Mei 2011

Kondisi Sanitasi Buruk dan Kejadian Diare


Pengaruh Kondisi Sanitasi yang Buruk terhadap Kejadian Penyakit Diare 
Bagi keluarga besar Sanitarian khususnya dan Public Health umumnya mengenal penyakit Diare sebagai salah satu penyakit berbasis lingkungan yang sudah sangat kita pahami kiprahnya. Bahkan penyakit diare ini menjadi soko guru pijakan SPM (Standard Pelayanan Minimal) program Penyehatan Lingkungan. Karena sepertinya program penyehatan lingkungan belum mempunyai cantolan SPM. Dan ini akan menyangkut program, kegiatan, anggaran, dan lain lain.  Konon asbabun nuzul SPM ini melahirkan beragam argumen, mulai global fund, kemampuan penganggaran daerah, dan teknis kebijakan lainnya, yang sangat jauh untuk dapat dipahami oleh cucuk lampah seperti saya. Dan beruntung kita masih punya diare, SPM milik saudara sekandung kita sehingga disaat harus menyusun perencanaan masih punya induk semang.

Urusan penyakit diare dari berbagai faktor muaranya masih akan berujung pada masalah jamban, air bersih dan perilaku. Sebagaimana dikemukakan bahwa : Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya (Depkes RI, 2008)

Kemampuan berfikir dan profesionalisme Sanitarian dan Public Health (sepertinya) memang masih harus dekat dengan persoalan ini. Benar simbah bilang, sementara di negara lain orang sudah berkutat di bulan, kita masih berkutat di urusan jamban. Namun ini memang kondisi faktual kita, sehingga ketika suatu hari kita harus mengisi permintaan data dari pusat terkait data pemantauan peredaran barang yang berhubungan dengan penipisan lapisan Ozon, kita toleh kanan toleh kiri. Ketika itu saya teringat masa indah ketika sekolah. Ketika segala hal kita pelajari, mulai ukur tanah, deteksi sumber air bersih dengan gelombang listrik, uji porositas, teori dan praktikum dust sampler, teori simpul ADKL, dan segudang ilmu lain. Sementara saat ini kita terengah engah dikejar berbagai permasalah Kesehatan lingkungan yang kian hari kian berkembang, tanpa mampu kita ikuti hikayat dan asbabun nuzulnya.

Mohon maaf, tulisan ini menjadi seperti infotainment. Kita kembali ke Diare dulu. Sebuah penyakit yang masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat, karena kalah pamor dari AIDS, Narkoba, Polio, atau Cancer. Padahal sebagaimana dikemukakan bahwa :
1.        Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto (studi World Bank, 2007, dalam Depkes 2008).
2.        Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia terutama negara negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan angka kesakitan antara 150 430 perseribu penduduk setahunnya (M.H Abdoerrachman dkk, 1985)

Selasa, 10 Mei 2011

karya tulis ilmiah (KTI) keperawatan "hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida"

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINDAKAN MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG MATARAM
TAHUN 2011

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Pendidikan DIII Keperawatan Poltekkes Mataram
Tahun Akademik 2010/2011



Oleh :
SARI IRMAYANTI
NIM : P071201 08095


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
2011


BAB I
PENDAHULUAN 
A.   Latar Belakang
 Memiliki seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat menakjubkan, perubahan hidup karena kehadiran buah hatipun terjadi. Prioritas pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya. Masa-masa menyusui tersebut sering kali membuat ibu mengalami pengerasan payudara hingga berakibat mastitis. Mastitis ini tidak akan terjadi bila ibu memberikan ASI-nya dengan cara yang benar.
Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya antara lain : Ibu tidak memproduksi cukup ASI, bayi tidak mau menghisap atau masalah pada puting susu. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan karena ibu kurang percaya diri bahwa ASInya cukup untuk bayinya. Di samping itu cara-cara perawatan dan menyusui yang tidak baik dapat menimbulkan gangguan produksi ASI dan gangguan pada puting susu (Depkes RI, 1994).
Air Susu Ibu (ASI) tidak di ragukan lagi manfaatnya bagi bayi. ASI sumber gizi terbaik bagi bagi tumbuh kembang bayi. Di dalamnya mengandung immunoglobulin (zat kekebalan tubuh). ASI selalu tersedia, bersih, segar, aman, dan selalu bersuhu tepat untuk bayi. Manfaat psikisnya tak kalah penting bagi perkembangan emosi dan kepribadian anak. Maka dari itu, upayakan ibu untuk memberikan ASI esklusif selama 6 bulan dan ASI selama 2 tahun usia anak dengan teknik menyusui yang baik dan benar. (Dini Kasdu, 2004)
Dari hasil penelitian yang dilakukan universitas Bristol Amerika terhadap 1000 bayi premature membuktikan bahwa bayi premature yang diberikan ASI Ekslusif memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan anak yang diberi ASI rata-rata memiliki kecerdasan lebih dibandingkan anak yang tidak diberi ASI Ekslusif. (Yeni Yenriana. 2006.http://www litbang.depkes.go.id/.diakses tanggal 10 Desember 2010).
Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2007-2008 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia nol hingga enam bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% pada tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008. Hal tersebut terjadi karena rendahnya pengetahuan para ibu dan orang tua tentang manfaat ASI  dan cara menyusui yang benar, serta  kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan. (Suhardjo.http://hileud.com/pemberian-asi-di-indonesia-masih-rendah.html/ diakses tanggal 21 maret 2011).
Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa para ibu memberi makanan pralaktal (Susu formula dan madu) pada hari pertama atau hari kedua sebelum ASI diberikan, sedangkan yang menghindari pemberian Kolostrum 62,6%. (Husni. 2008. Karya Tulis Ilmiah- KTI.html, diakses tanggal 6 januari 2011).
Informasi yang kurang tepat tentang pemberian ASI Eksklusif mengakibatkan munculnya berbagai macam persepsi. Hal itu akan lebih menambah kompleks permasalahan dalam menggalakkan ASI Eksklusif. Pengetahuan yang salah tentunya akan berdampak terhadap prilaku yang salah pula. (Soetjiningsih, 1998).
Defisit pengetahuan dapat menyebabkan orangtua dan anak frustasi dan kehilangan kepercayaan diri dan dapat memberi pengaruh negatif terhadap hubungan orangtua-anak. Orangtua dianjurkan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan mereka sehingga mereka dapat mendiskusikannya dan setiap informasi yang salah dapat dikoreksi. Perawat harus memberikan penjelasan tentang gambaran menyusui bayi dan berfokus pada cara memanfaatkan refleks bayi (Bobak, 2004).
 Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Mataram dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010 tentang cakupan pemberian ASI Esklusif  terdiri dari 76,42%, Tanjung Karang 34,80%, Karang Pule 76,20%, Mataram 65,22%, Pagesangan 83,71%, Cakranegara 72,5%, Karang taliwang 87,60% dan Dasan Cermen 66,35%.
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Tanjung Karang pada tahun 2008 bahwa ibu primigravida yang diperiksa berjumlah 416 orang. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu primigravida yang diperiksa meningkat hingga berjumlah 618 orang. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Tanjung Karang terhadap 10 orang ibu post partum, ada 6 orang yang salah dalam menyusui bayinya, mereka mengatakan tidak mengetahui tindakan menyusui yang baik dan benar.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida di wilayah Puskesmas Tanjung Karang, Mataram.

B.   Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah �Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Mataram Tahun 2010?�.


C.   Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Mataram.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
b.    Mengindentifikasi pengetahuan tentang menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.
c.    Mengidentifikasi tindakan menyusui yang baik dan bernar pada ibu primigravida.
d.    Menganalisis hubungan pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

D.   Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat dibuat jawaban sementara atau hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hipotesis nol (Ho): Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.
Hipotesis altrernativ (Ha) : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

E.   Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
a.    sebagai sumber pengetahuan ilmu keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang tindakan menyusui yang baik dan benar.
b.    Dapat memberikan pengalaman yang nyata dan memperluas pengetahuan bagi peneliti.
c.    Sebagai bahan masukan dan menambaha wawasan bagi tenaga kesehatan khususnya yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

2.    Manfaat aplikatif
a.    Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi yang tepat dalam tindakan menyusui yang baik dan benar
b.    Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.



TULISAN INI BERSAMBUNG, UNTUK BAB II DAN III DARI KTI INI SILAHKAN KUNJUNGI BLOG INI LAIN WAKTU