Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label Jahe. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jahe. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Mei 2011

Jahe Kurangi Gejala Mual Muntah Ibu Hamil di Pagi Hari

Gejala mual dan muntah di pagi hari atau morning sickness biasa dialami oleh ibu hamil usia di bawah 6 bulan. Untuk mengurangi gejalanya bisa dengan makan atau minum yang mengandung jahe.

Sebuah studi menemukan bahwa jahe bisa efektif mengurangi morning sickness. Jahe selama ini memiliki sejarah yang panjang sebagai obat untuk sakit perut. Hal ini karena kandungan senyawa aktif 6-gingerol yang diketahui bisa membantu mengendurkan otot gastrointestinal.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa pil jahe atau jahe segar bisa meringankan gejala mabuk laut atau bentuk lain dari mual-mual. Ternyata jahe juga bisa membantu mengurangi morning sickness pada ibu hamil.



Sebuah kajian penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology menemukan bahwa jahe lebih efektif dalam mengontrol mual dan muntah dibandingkan dengan plasebo, seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Sabtu (14/5/2011).

Jahe cukup efektif pada ibu hamil yang memiliki bentuk morning sickness parah atau biasa disebut dengan hyperemesis gravidarum.

Jahe yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mengurangi kondisi morning sicknessnya bisa dalam berbagai bentuk seperti teh jahe, minuman jahe, permen atau biskuit.

Meski begitu jika ibu hamil mengalami efek samping seperti sakit kepala, mulas atau diare setelah mengonsumsi jahe, sebaiknya hentikan konsumsi jahe dan cobalah berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Hingga saat ini memang belum ditemukan obat yang benar-benar mujarab untuk mengatasi morning sickness, dikarenakan belum ditemukannya penyebab pasti dari kondisi ini. Diduga perubahan hormonal berkaitan erat dengan kondisi ini meskipun mekanisme pastinya belum terungkap.

Salah satu bentuk morning sickness adalah hyperemesis gravidarum, yaitu suatu kondisi yang melibatkan mual dan muntah sebelum usia kehamilan mencapai 22 minggu. Pada kasus yang berat bisa menyebabkan penurunan berat badan.

Lebih dari 2 persen perempuan hamil mengalami hal ini dan menjadi penyebab umum ibu hamil dirawat di rumah sakit.