Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label Persiapan Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Persiapan Kehamilan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Mei 2011

Manfaat Air Kelapa Muda untuk Kesehatan & Kecantikan

YANG orang tahu tentang air kelapa muda adalah bahwa air kelapa muda bisa memuaskan dahaga orang. Membuat orang segar kembali setelah kehausan dan kelelahan. Tapi selanjutnya tak hanya sebatas itu. Air kelapa muda malah punya banyak kandungan berharga untuk kesehatan dan kecantikan. Apa saja kandungannya? Apa saja manfaatnya?

Menurut dr Inayah Budiasti S,MS SpGK, spesialis gizi dari Hang Lekiu Medical Centre, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pohon kelapa termasuk pohon yang serbaguna. Buah dan airnya bisa dikonsumsi, daunnya bisa dibuat hiasan janur atau sebagai kulit ketupat. Orang pedesaan biasa menggunakan batang pohon kelapa sebagai jembatan. Setelah buah dan airnya dikonsumsi, batoknya dapat digunakan sebagai arang pembakar. Sari buahnya diolah menjadi minyak.

Buah kelapa memiliki berbagai khasiat, antara lain, mengobati berbagai macam penyakit. "Air kelapa baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena diyakini dapat membuat kulit jabang bayi menjadi putih dan bersih," terang dr Inayah. Selain itu, air kelapa juga bisa dibuat sebagai nata de coco dan kecap. Nata de coco dapat dikonsumsi sebagai minuman segar dengan campuran koktail, es buah, maupun pengganti kolang-kaling. Dan air kelapa yang sama ini bisa dibuat kecap dengan cara mencampurkannya dengan kedelai, gula merah, bawang putih, kemiri, daun salam, lengkuas, kluwak, dan natrium benzoat.



Ada kandungan mikro dan makro dalam air kelapa. Unsur makro yang terdapat dalam air kelapa adalah karbon dan nitrogen. Unsur karbonnya berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogennya berupa protein yang tersusun dari asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam susu sapi. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut, antara lain, kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S). Kandungan mineral dalam air kelapa dibutuhkan sebagai pengganti ion tubuh. Tak heran, setelah orang minum air kelapa muda, tubuhnya kembali segar.

Air kelapa juga mengandung banyak vitamin, antara lain, vitamin C, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat, biotin, serta riboflavin. Tak heran jika air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan. Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7-2,6 persen) dan protein (0,07-0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian, air kelapa dijadikan bahan baku produk pangan. "Di Filipina, air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol, dektran dan cuka," imbuhnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Jumat, 20 Mei 2011

Ibu Hamil Perokok Pasif Berisiko Lahirkan Bayi Berberat Badan Rendah

CUACA terik ibu kota tak menghentikan langkah karyawan-karyawan untuk keluar kantor sejenak menik mati istirahat siang. Sambil menunggu antrean pesanan makanan datang, tampak seorang ibu hamil mengibas-ibas tangan di depan wajahnya. Ia berusaha menepis gumpalan asap rokok di sekitarnya. Ironis memang melihat pemandangan yang lumrah terjadi di masyarakat. Bagimana sebenarnya bahaya ibu hamil sebagai perokok pasif?

Hasil penelitian terbaru dari Journal of the American College of Cardiology edisi Mei 2008, mengungkapkan bahwa berada 30 menit lamanya dalam ruangan penuh asap rokok dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang cukup berat. Sehingga akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.


Dampak Negatif

Hal senada diungkapkan dr Sofani Munzila SpOG dari YPR Hospital Menteng, Jakarta Pusat. "Bahaya perokok pasif tak ubahnya dengan perokok aktif. Pengaruh yang paling sering terjadi yaitu janin terlahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, keguguran, terganggunya suplai oksigen dari ibu ke janin, gangguan pada pembuluh darah," paparnya.



Lebih lanjut ia menjelaskan kemungkinan efek jangka panjang yang dapat terjadi, "Kondisi suplai oksigen yang kurang baik serta berat badan yang rendah, otomatis dapat memengaruhi kemantangan perkembangan organ (maturitas). Dan jika penyaluran oksigen ke otak terhambat, kemungkinan menyebabkan terjadinya gangguan pada kecerdasan si anak kelak," terangnya.

Wanita lulusan Universitas Indonesia ini bahkan mengakui bahwa perokok pasif justru dua kali dirugikan daripada si perokok itu sendiri. "Karena ibu hamil menghisap asap utama dan asap sampingan. Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Sedangkan asap sampingan yakni asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar," urainya.


Asap Rokok Beracun

Lalu, apa saja kandungan asap rokok? Ternyata, asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia beracun, 43 di antaranya bersifat karsinogen (penyebab kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok di antaranya nikotin, tar, karbon monoksida (CO) dan sebagainya. Nikotin dapat merusak jantung dan sirkulasi darah. Selain itu, nikotin juga membuat pemakainya kecanduan. Tar mengandung bahan kimia beracun yang bisa merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Sedangkan karbon monoksida dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.


Perbanyak Konsumsi Vitamin C dan E

Sofani menegaskan kandungan asap rokok merupakan polutan yang bisa berakibat efek teratogenik (mencetuskan kelainan atau abnormalitas pada janin). Oleh karenanya, jika memang ibu hamil sering terpapar asap rokok, maka dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan antioksidan. "Dokter kandungan akan mempertimbangkan seberapa perlu ia diberikan obat antioksidan. Jadi, harus dipertimbangkan dan tentu berbeda tiap kasus," ulasnya.

Ia menambahkan, "Biasanya dokter akan memberikan vitamin C dan E. Sebab antioksidan yang paling baik terdapat dalam keduanya. Jadi ibu hamil disarankan untuk banyak mengonsumsi buah dan sayuran."



Senin, 31 Januari 2011

Pelihara Kucing Selagi Hamil, Bolehkah?

TOKSOPLASMA Gondii, adalah salah satu parasit yang terdapat pada kotoron anjing dan kucing. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit toksoplasma. Jika ibu hamil terpapar dan menderita penyakit ini, akibatnya bisa fatal, keguguran atau bayi lahir cacat.

Begitu berbahayanya parasit yang satu ini membuat ibu hamil harus ekstrahati-hati dan tidak terpapar. Berbagai cara dapat dilakukan, di antaranya tidak memandikan, memberi makan hingga membersihkan kotorannya.

Jika tetap kekeuh ingin memelihara kucing, lalu melakukan tes TORCH, dan hasilnya negatif, tentu bisa berdampak pada ibu hamil dan janin. Apa saja? Dan, bisakah diobati?

"Selagi hamil, sebaiknya memang tidak memelihara kucing untuk sementara waktu. Kucing memang merupakan hewan yang bisa menularkan parasit toksoplasma gondii, penyebab penyakit toksoplasma.



Ibu hamil pelihara kucing bisa
menyebabkan keguguran
Parasit toksoplasma juga ditemukan pada hewan-hewan seperti anjing, tikus atau babi. Akan tetapi, di antara semua hewan tersebut, parasit toksoplasma hanya berkembang biak di tubuh kucing dan bisa ikut keluar bersama kotorannya, dalam bentuk telur," ungkap Dr Andrie Ronggani, SpOG dari RSIA Hermina Podomoro.

Hati-hati Tertular

"Walau Ibu sudah melakukan tes TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) sebelum hamil dan hasilnya negatif, tetap waspada dengan kemungkinan tertular. Apalagi Ibu sangat dekat dengan kucing-kucing itu. Seseorang bisa tertular melalui makanan yang tercemar kotoran kucing yang mengandung telur parasit toksoplasma gondii tadi," papar Andrie.

Masih menurut Andrie, bisa juga akibat kontak langsung dengan kucing, mengelus dan lupa mencuci tangan setelahnya atau mencium bulu-bulu kucing di mana pada bulunya telah menempel telur parasit tadi.

"Apalagi, telur parasit itu tidak terlihat dan Ibu tidak tahu kapan stamina Ibu sedang menurun sehingga gampang terpapar," sambungnya.

Sebabkan Keguguran

Menurut Andrie, Bagi wanita yang memelihara kucing dan sedang merencanakan kehamilan atau sudah hamil, sebaiknya tidak memelihara kucing atau menjauhinya untuk sementara waktu. Pasalnya, bila bumil tertular toksoplasma, bisa berakibat buruk pada janin. Jika terkena pada awal trimester I dapat terjadi keguguran atau kematian janin, dan jika kehamilan berlanjut maka bisa menimbulkan kecacatan pada bayi dari tingkat sedang hingga berat.

Bagi bumil sendiri, gejala toksoplasma kadang tidak berdampak kecuali saat itu daya tahan tubuh sangat menurun karena parasit ini bersifat imunokompromais, sehingga bisa timbul rasa lelah, flu, nyeri kepala, atau demam.

Sayangnya, gejala itu ringan mirip influenza sehingga sering diabaikan. Untuk memastikan maka sebaiknya dilakukan cek darah TORCH di rumah sakit.

Pengobatan

Bila bumil terpapar toksoplasma, pengobatan dini yang tepat akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi. Dokter akan memberikan antiparasit dan antibiotik spiramicin untuk diminum selama minimal 3 bulan.

Tip Hindari Toksoplasma

Jika tidak ingin menitipkan kucing-kucing Ibu di tempat lain untuk sementara waktu, harap diperhatikan hal-hal berikut guna mencegah tertular:

1. Buatkan kandang di luar rumah dan rajin dibersihkan.
2. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sehabis bermain dengan hewan peliharaan.
3. Mintalah tolong untuk membersihkan kotoran kucing. Bila tidak, pakailah sarung tangan dan masker saat membersihkan kotorannya dan cuci tangan setelahnya.
4. Perhatikan kebersihan makanan, karena bulu-bulu hewan yang mengandung telur parasit yang terbang ke makanan susah terlihat.
5. Minum antiparasit dan antibiotik sesuai anjuran dokter.
6. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan.


Minggu, 30 Januari 2011

Ketika Buang Air Kecil Terasa Begitu Menyiksa!

Ketika Buang Air Kecil Terasa Begitu Menyiksa! 
KANIA (25) baru saja melahirkan secara normal dua hari lalu. Namun yang menjadi masalah adalah, ia kesulitan untuk buang air kecil (BAK) hingga saat ini. Rasanya seperti mau berkemih namun tidak kunjung keluar. Sesekali saat urine keluar, Kania merasakan nyeri seperti terbakar pada vaginanya.

Kasus Kania kerap pula dirasakan oleh moms lainnya setelah mengahadapi persalinan normal. Kira-kira apa ya penyebabnya? Bagaimana pula cara mengatasinya?

Retensio Urine

"Sesungguhnya problem yang dialami oleh Kania disebut dengan Retensio Urine. Retensio urine digambarkan sebagai ketidakmampuan berkemih spontan enam jam setelah selang berkemih (kateter) dilepas. Ataupun mampu berkemih tapi masih meninggalkan sisa urine di kandung kencing lebih dari 200 cc. Sisa urine itu dapat dibuktikan dengan memasang kembali kateter pascaberkemih," ungkap dr Dewi Ratih Hendarto Putri, SpOG, MSi. Med., dari Cinere Hospital.

Menurut Dewi, selama 24 jam setelah melahirkan normal, memang banyak ibu yang mengalami kesulitan BAK. Beberapa moms bahkan sama sekali tidak merasa ingin BAK, beberapa yang lainnya merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, ada pula yang bisa melakukannya namun disertai rasa nyeri dan seperti terbakar.

"Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu enam sampai delapan jam setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kencing. Umumnya, pasien diharapkan dapat berkemih secara spontan dengan segala cara. Misalnya, berlatih buang air kecil di kamar mandi, bukan sambil telentang. Tapi, bila gagal, pemasangan kateter menjadi alternatif untuk mengosongkan kandung kemih," terang Dewi.

Namun demikian Dewi senantiasa mengingatkan, "Hal terpenting yang harus dipahami adalah bahwa kateter tidak boleh dipasang permanen. Kateter hanya dipasang selama 1x24 jam atau 2x24 jam, bergantung jumlah sisa urine di kandung kencing saat berkemih spontan pascapelepasan kateter. Dokter mungkin akan memberi tambahan obat antibiotika atau antiradang bila diperlukan."

Faktor Penyebab Retensio Urine

Agar tak bertanya-tanya ataupun salah kaprah, coba kenali beberapa faktor penyebab terjadinya retensio urine seperti yang diungkapkan oleh Dewi berikut:

* Bertambahnya kemampuan kandung kemih setelah rahim tak lagi dihuni janin. Setelah melahirkan, tekanan yang menghalangi kandung kemih telah hilang dan terjadi pengembangan kandung kemih. Hal itulah yang membuat kebutuhan untuk BAK menjadi berkurang.

* Trauma jalan lahir selama persalinan.

* Refleks kram pada urethral sphincter (klep saluran kencing) akibat dari ketakutan moms terhadap proses persalinan ataupun saat penjahitan.

* Penurunan tekanan dinding kandung kemih akibat proses kehamilan dan persalinan normal.

* Selama persalinan mungkin terjadi tekanan dan melukai kandung kemih yang mengakibatkan kelumpuhan sementara. Bahkan saat Moms ingin sekali buang air kecil tanda-tanda buang air kecil belum juga muncul.

* Obat-obatan atau anastesi yang mengurangi kepekaan kandung kemih, sehingga tanpa sengaja Anda tak menyadari adanya keinginan untuk BAK.

* Keluarnya keringat berlebihan saat persalinan, ditambah lagi jika Moms mengalami dehidrasi akibat kurang minum. Hal ini tentu saja memengaruhi isi kandung kemih.

* Terjadinya pembengkakan pada area perineum (area antara vulva dan anus).

* Adanya faktor psikologis seperti kurangnya privasi, malu, takut sakit dan juga tidak nyaman menggunakan pot untuk BAK.

Ditilik dari faktor-faktor penyebab di atas, maka jelas sudah mengapa retensio urine hanya dialami oleh mereka yang melahirkan secara normal.

"Jelas karena proses persalinan cesar itu sendiri tidak mengakibatkan trauma jalan lahir, luka pada kandung kemih, refleks kram pada saluran kencing, dan penurunan tekanan dinding kandung kemih. Sehingga tidak muncul faktor-faktor penyebab terjadinya retensio urine pada persalinan cesar," tutup Dewi.



(Mom& Kiddie//nsa)
http://lifestyle.okezone.com