Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label teori cara menyusui. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teori cara menyusui. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Mei 2011

teori cara menyusui

BAB II dari "KTI keperawatan tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teoritis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Secara teori pengetahuan merupakan tahap pertama perubahan perilaku atau penerimaan seseorang atau adopsi prilaku baru. Perubahan atau adopsi prilaku adalah suatu proses yang kompleks.
Menurut Notoadmodjo , pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, jadi tahu merupakan tingkatan paling dasar.
2) Memahami (comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
4) Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek dalam komponen-komponen, tetapi dalam suatu struktur organisasi, dsan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemepuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau obyek.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
1) Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Wahid (2006):
a. Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan kurang menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan. Tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
c. Umur
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menmbah pengetahuannya.


2) Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Mutarak ( 2006 ) :
a. Faktor yang ada pada individu itu sendiri dari :
1) Kematangan atau pertumbuhan
2) Kecerdasan atau intelektual
3) Latihan dan ulangan
4) Sifat-sifat pribadi seseorang
5) motivasi
b. faktor yang ada di luar individu atau faktor sosial terdiri dari :
1) Keadaan keluarga
2) Pendidikan dan cara mengajar
3) Alat-alat pelajaran
4) Moivasi sosial
5) Lingkungan dan kesempatan

2. Konsep Tindakan
1. Pengertian
Menurut (Notoatmodjo, 2007) Praktik (practice) kesehatan dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Setelah seseorang mengerai stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui proses selanjutnya diarahkan dan akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).
Suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang menguntungkan antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor dukungan (support) dari pihak lain misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua.

2. Tingkatan Praktik
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan, meliputi:
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respons terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ibu sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

3. Pengukuran Praktik
Pengukuran praktik dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

3. Menyusui
A. Pengertian
Menyusui ialah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara Ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu (Sujiantini, 2009).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu menyusui adalah wanita yang telah melahirkan dan memberikan ASI kepada bayinya untuk diminum yang berasal dari payudaranya.

B. Manfaat menyusui
Menurut Jane Moody, dkk (2006), manfaat menyusui sebagai berikut :
1. Membugarkan tubuh
Menyusui mambantu tubuh untuk pulih lebih cepat dari proses melahirkan. Hormon-hormon yang dilepaskan ketika bayi menghisap air susu akan semaki mengerutkan rahim setiap kali menyusu. Hormon-hormon yang sama juga membantu membugarkan kembali otot-otot ibu, selain itu dapat membantu menjadi relaks dan merasa tenang begitu susu mulai mengalir.
2. Memberi kenikmatan dan manfaat yang besar
Menyusui membuat ibu lebih dekat dengan bayi. Terasa hangat, nyaman, baik untuk ibu maupun bayi. Dengan menyusui, bayi tidak harus menunggu, tetapi akan selalu tersedia susu di payudara ibu dan bisa segera untuk di berikan kepada bayi.

3. Melindungi secara alami
Menyusui membantu melindungi ibu dalam beberapa hal. Kajian menunjukkan bahwa menyusui dapat mencegah kanker payudara sebelum menopause dan kanker indung telur. Menyusui secara ekslusif, artinya tidak memberi apapun kecuali air susu ibu, juga melindungi dari kehamilan terlalu dini.
4. Makanan yang ideal bagi bayi
Air susu ibu adalah makanan terbaik yang pernah dimiliki bayi karena mengandung semua gizi yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang menuju potensi maksimal.
5. Terbaik untuk pertumbuhan bayi
Susu formula memang dapat meniru beberapa nutrisi dasar dalam air susu ibu, tetapi ada sifat tertentu dalam air susu ibu yang tidak dapat ditiru.
6. Penting bagi kesehatan
Air susu ibu mengandung antibodi maka tindakan menyusui sangat penting dalam menjaga kesehatan bayi. Yang terpenting, menyusui dapat melindungi bayi dari bakteri yang berbahaya, yang menyebabkan diare. Menyusui juga melindungi terhadap masalah pernafasan dan infeksi dada, misalnya bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia.
7. Alergi
Memberi ASI membantu melindungi bayi dari alergi, seperti eksim dan asma.

C. Langkah-Langkah Menyusui Yang Baik dan Benar
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan disekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi di letakkan menghadap perut ibu/ payudara.
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b. Bayi di pegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya.
4. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
a. Menyentuh pipi dengan puting susu.
b. Menyentuh sisi mulut bayi.
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepal bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:
a. Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara. posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
b. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.


6. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya, cara melepas isapan bayi:
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
b. Dagu bayi ditekan ke bawah.
7. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan di sekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
8. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
b. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

D. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produk ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat:
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbuka lebar
d. Dagu menempel pada payudara ibu
e. Sebagian besar kalang payudara masuk ke dalam mulut bayi
f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
i. Kepala tidak menengadah.

E. Masalah-Masalah Dalam Menyusui
Menurut Jane Moody, dkk, (2006), masalah dalam menyusui adalah sebagai berikut:
a. Bayi yang menagis
Bagi yang baru menjadi orangtua, sangat berat rasanya harus mendengar suara bayi menangis dan berbagai usaha untuk membuatnya tenang, hal tersebut belum tentu dapat menimbulkan kedamaian bagi bayi. Periode ketika bayi menangis tanpa bisa ditenangkan berlangsung lama dan menyebabkan stres untuk semua orang yang terlibat.
b. Kolik
Kadang-kadang dikatakan bahwa tangisan bayi disebabkan oleh kolik atau sakit perut. Masih belum ada kesepakatan tentang penyebab jenis tangisan seperti ini, yang sering kali digambarkan sebagai menangis menjerit-jerit. Tangisan ini memiliki kualitas dan suara yang kedengarannya berbeda bagi orangtua, yaitu seakan-akan bayi sedang sangat tertekan.
c. Menolak payudara
Salah satu yang paling menyusahkan ibu yang menyusui apabila bayi menolak menyusu dari payudaranya. Penyebab bayi menolak payudara adalah sebagai berikut:
1. Posisi bayi
2. Lidah terikat ke dasar mulut
3. Bingung dengan payudara
4. Mulut bayi terserang jamur
5. Pengaliran ASI yang kuat
6. Infeksi telinga pada bayi
7. Perubahan rasa ASI
8. Perubahan bau pada payudara
9. Menstruasi yang dapat mengakibatkan ASI menjadi sedikit dan terjadi perubahan rasa pada ASI
10. Tumbuh gigi pada bayi
11. Usia sulit, dimana pada usia empat sampai enam bulan bayi sangat mudah teralihkan perhatiannya dari payudara dan menolak menyusu.

d. Bayi yang menggigit
Ketika gigi bayi mulai tumbuh, biasanya ibu yang baru menyusui merasa khawatir bayinya akan menggigit saat menyusui. Pada kenyataannya, sebagian besar bayi mulai tumbuh gigi dan terus menyusu dengan nyaman melewati tahap ini. Bayi harus mendorong lidahnya keluar melewati gigi bawah saat menghisap.
e. Menyusui kembali
Air susu ibu adalah sumber daya yang lentur sehingga bisa saja berubah fikiran dan mulai menyusui kembali meskipun sudah mulai memberikan susu botol atau berhenti menyusu.

F. Faktor-faktor Yang Mendukung Keberhasilan Menyusui
Menurut Jane Mode, dkk (2006), sepuluh langkah untuk berhasil menyusui, yakni:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui yang dikomunikasikan secara rutin kapada sesama staf perawatan kesehatan.
b. Memberi semua staf perawatan kesehatan latihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini.
c. Memberi tahu manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada semua wanita hamil.
d. Membantu para wanita untuk memulai menyusui sekitar setengah jam setelah melahirkan.
e. Menunjukkan cara menyusui dan cara mempertahankan pasokan ASI kepada para wanita bahkan pada situasi dimana mereka dipisahkan dari bayinya.
f. Tidak memberikan makanan dan minuman pada bayi yang baru lahir selain ASI.
g. Mempraktekkan kebijakan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruangan selama 24 jam sehari.
h. Mendorong para wanita untuk menyusui sesuai kehendak bayi.
i. Tidak memberikan puting tiruan atau dot kepada bayi yang disusui.
j. Mendukung dibentuknya kelompok pendukung menyusui dan merujuk para wanita ke kelompok ini saat mereka dipulangkan dari Rumah Sakit atau Klinik.
Sedangkan menurut Nanis Sacharina Marzuki, (2007), menyebutkan kiat sukses menyusui (sebelum dan sesudah melahirkan), yakni:
1. Kiat sukses sebelum melahirkan
a. Bicarakan dengan suami karena dukungannya sangat penting.
b. Bicarakan dengan dokter kandungan.
c. Pilih Rumah Sakit yang mendukung pemberian ASI.
d. Siapkan pakaian ibu yang memudahkan aktifitas menyusui.
e. Sebaiknya rawat gabung sejang di Rumah Sakit.
2. Kiat sukses sesudah melahirkan
a. Pengisapan/sentuhan pada jam pertama sangat penting.
b. Walau masih menggunakan infuse ibu masih tetap bisa menyusui.
c. Sejak di Rumah Sakit bayi disusui sesering mungkin (setiap bayi menangis)
d. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi, dan/ atau konsultasi laktasi untuk persiapan bila menghadapi kesulitan.


4. Primigravida
a. Pengertian
Wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Denisa Tiran, 2005). Wanita yang pertama kalinya : Gravida 1 (Diva Danis, 2005)
b. Perubahan prilaku pada ibu hamil
Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan prilaku pada si ibu, dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi pada si ibu baik perbahan fisik dan prilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan tidak harmonis. Perubahan perilaku pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Cendrung Malas
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bikan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jika tidak ada sal;ahnya bila suami menggantikan peranan istri untuk bebrapa waktu.
2. Lebih Sensitif
Biasanya, wanita yang hamikl juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit tersinggung lalui marah. Apapun prilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya akan hilang. Bila suami membalas kembali dengan kemarahan. Akan mengakibatkan istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi janinnya.
3. Minta perhatian lebih
Prilaku lain yang kerap mengganggu dalah istri tiba-tiba lebih manja dan ingin selalu diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih ushakan untuk menanyakan keadaannya, saat itu perhatian yang diberiak suami walau sedikit dapar memicu tumbuhnya rasa aman yang bail untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegfal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya.
4. Gampang cemburu
Tak jarang sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang teklat sedikit saja istri akan menanyakan hal-hal yang macam-macam. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana.
5. Akibat hormon progesteron
Perubahan prilaku pada ibu merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteron sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang mengalami siklus haid. (Erlina, 2008).
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoadmodjo, 2003).