Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label Masa Menyusui. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masa Menyusui. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Mei 2012

Kelainan Dasar Panggul Akibat Melahirkan

MENURUT penelitian, 15 hingga 30 persen ibu hamil yang melahirkan normal berisiko mengalami kelainan otot dasar panggul. Tapi hal ini bisa dihindari, kok! Bagaimana caranya?


Keluhan Pascamelahirkan

Kehamilan ataupun proses persalinan yang tidak aman dapat menempatkan BuMil pada kondisi disfungsi (kelemahan atau kerusakan) otot dasar panggul, salah satunya bisa menimbulkan prolaps organ panggul, sebut dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K) dari Divisi Urokeginelogi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM.



Disfungsi dasar panggul termasuk yang sering dikeluhkan wanita pascamelahirkan. Sayangnya, masalah kesehatan panggul wanita kurang diperhatikan. Padahal bila tak segera ditangani, disfungsi dasar panggul ini dapat menurunkan kualitas hidup perempuan, misalnya, keluar urin atau kentut saat sedang melakukan hubungan suami isteri, terjadi inkontinensia urin (tiba-tiba buang air kecil tanpa disadari, contoh saat batuk), inkontinensia alvi (tidak bisa menahan kentut atau tidak bisa menahan feses/ buang air besar), konstipasi kronis (sembelit), hingga prolaps (penurunan) organ panggul atau sering disebut awam turun peranakan dimana otot panggul menjadi begitu lemah dalam menyangga organ seperti kandung kemih dan uterus yang menyebabkan organ tersebut turun.


Penyebab

Meski persalinan pertama berkontribusi terbesar dalam menyebabkan kelainan dasar panggul, namun demikian ada beberapa faktor penyebab lain, yakni: BuMil yang mengalami proses persalinan yang terlalu sering, cara persalinan yang salah, berat badan bayi yang berukuran terlampau besar yaitu lebih dari 3325 gram, primatua (kehamilan di atas usia 35 tahun), lamanya persalinan kala II lebih dari 1 jam, indeks masa tubuh abnormal, gaya hidup bumil seperti merokok dan minum-minuman alkohol, ataupun faktor ginekologi seperti riwayat histerektomi (pengangkatan rahim), atau penuaan dan menopouse yang berkaitan dengan hormonal.


Cara Pencegahan

Saat ini, pihak kedokteran sudah menggunakan sistem skoring terkini untuk memprediksi terjadinya kelainan otot dasar panggul. Metode skoring baru dikembangkan di Womens Health Center, RSCM Kencana. Bila skoring menunjukkan risiko kerusakan otot dasar panggul (levator ani) adalah rendah, maka pasien dapat diyakinkan untuk memilih persalinan normal tanpa ada rasa khawatir mengalami disfungsi dasar panggul, ungkap dr. Budi.

Selain lewat sistem skoring, lanjutnya, kelainan otot dasar panggul sebenarnya bisa dicegah oleh beberapa cara, antara lain:

- Tindakan episiotomi (pengguntingan perineum atau jalan lahir) - sebaiknya jangan dilakukan jika tidak ada indikasi! Kalau terpaksa dilakukan tindakan episiotomi, maka hindari terjadinya robekan levator ani hingga mencapai derajat 3 atau 4.

- Atur pernapasan saat bumil mengejan.

- Jika pembukaan sudah sempurna, sebaiknya BuMil jangan mengejan lebih dari 65 menit.

- Usahakan selama pemeriksaan kehamilan, berat badan janin dalam kandungan tidak melebihi angka 3.325 gram (3,325 kg).

- Bumil melakukan senam kegel/senam hamil, yang berguna untuk memperkuat otot-otot dasar panggul utamanya levator ani, sehingga bisa memperkuat otot-otot saluran kandung kemih yang bisa mencegah mengompol serta menguatkan otot-otot vagina.


Jangan Langsung Pilih Caesar

Disfungsi otot dasar panggul merupakan suatu epidemi tersembunyi yang besar permasalahannya masih belum banyak diketahui. Diduga 50 persen perempuan yang pernah melahirkan akan mengalami prolaps organ panggul.

Sayangnya, menurut penelitian, diperkirakan 2,5 persen dari seluruh persalinan pertama dilakukan dengan cara cesar yang dilakukan atas permintaan BuMil tanpa adanya indikasi medik. Salah satu alasannya, hanya karena rasa khawatir bumil akan terjadinya disfungsi dasar panggul setelah menjalani persalinan normal.

Padahal, persalinan sesar tanpa indikasi hanya mampu melindungi 1 dari 7 ibu yang akan mengalami disfungsi dasar panggul akibat persalinan normal. Sedangkan, risiko mortalitas dan morbiditas persalinan cesar meningkat lima kali dibanding proses persalinan normal. Belum lagi, risiko setelah melahirkan dan masa rawat inap yang lebih lama, tambah dr. Budi.



Latihan Otot Dasar Panggul

Sebenarnya, untuk menanggulangi masalah ini, hanya diperlukan peningkatan kesadaran BuMil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang baik. Dari segi medis, penting untuk mempertinggi akses layanan dan fasilitas kesehatan.

Dengan memberi edukasi kepada para perempuan agar melakukan latihan otot dasar panggul dan edukasi kepada dokter umum serta bidan mengenai robekan perineum III atau IV, maka risiko disfungsi dasar panggul ini dapat dihindari, terang dr. Budi.


Perlunya Manajemen Reproduksi

Ahli kandungan lainnya, dr. Aria Wibawa, SpOG(K) juga menekankan, bahwa dengan perencanaan atau manajemen reproduksi yang baik, maka pasutri (pasangan suami isteri) dapat merencanakan dan mempersiapkan agar proses tersebut berjalan lancar dan memperoleh hasil yang optimal.

Dikatakannya, teknik terkini memungkinkan bidang kedokteran mendeteksi dan memprediksi hasil luaran janin untuk melakukan optimalisasi kondisi ibu, pertumbuhan janin, koreksi dini dan terapi/ intervensi jika diperlukan, baik selama dalam proses kehamilan (intra uteri) maupun setelah proses melahirkan.

Ibarat membangun sebuah rumah atau gedung yang kompleks. Tentunya akan berbeda rumah yang dibangun tanpa perencanaan dengan yang direncanakan. Perempuan sangat mendominasi dan berperan dalam setiap proses, mulai dari rencana pembentukan (prakonsepsi), pembentukan (konsepsi), kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi (early life) serta pengaturan kehamilan selanjutnya, tutupnya.


Sumber: Mom & Kiddie

Selasa, 17 Mei 2011

Trik Agar ASI Ibu yang Keluar Banyak

Setiap ibu yang baru melahirkan pasti ingin yang terbaik untuk buah hatinya termasuk memberikan ASI yang banyak. Ada beberapa cara yang harus diperhatikan untuk menyukseskan ASI eksklusif.

Semua masalah termasuk fisik, mental dan emosional bisa mempengaruhi produksi ASI, karenanya tak jarang menemukan ibu yang tidak bisa memberikan ASI ekslusif pada bayinya akibat jumlah ASI yang sedikit.

Dengan belajar mengenali tingkat kenyamanan serta menyusun rencana yang baik bisa membantu proses menyusui menjadi lebih mudah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyukseskan proses menyusui si kecil, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (13/5/2011) yaitu:



1. Posisi bayi selama menyusui sangat penting
Pastikan bayi merasa nyaman dan posisi ibu serta bayi tepat. Kondisi ini akan memastikan bahwa bayi mampu mengisap susu dari payudara dengan mudah. Jika bayi berada di posisi yang tidak nyaman maka ia tidak akan menikmati proses menyusui yang membuatnya menolak menyusu dan bisa mengurangi produksi susu.

2. Menyusui sesering mungkin
Bayi tidak akan menerima nutrisi selain dari ASI, karenanya usahakan untuk menyusui sesering mungkin dan ia akan berhenti ketika sudah merasa kenyang. Semakin banyak bayi mengisap maka susu yang dihasilkan makin banyak.

3. Mengonsumsi makanan bergizi
Meningkatkan konsumsi buah-buahan segar, makanan bergizi, susu serta yang mengandung banyak cairan bisa membantu proses laktasi.

4. Belajar untuk santai
Stres bisa menyebabkan penurunan produksi susu, karena itu tetap santai adalah hal yang penting saat menyusui. Bisa dengan cara mengasingkan diri di ruang yang sepi dan tenang serta hindari menyusui sambil menonton televisi atau satu ruangan dengan orang yang teriak dan bising.

5. Istirahat sangat penting untuk ibu
Ibu yang menyusui juga perlu istirahat yang cukup, karena kelelahan akan mempengaruhi produksi ASI. Tak ada salahnya untuk ikut tidur sejenak ketika si kecil sedang tidur siang. Keuntungan lain dari istirahat yang cukup adalah membantu meremajakan organ internal tubuh.

6. Hindari rokok dan asap rokok
Rokok bisa berdampak negatif terhadap laktasi yaitu menurunkan produksi ASI. Serta racun dan nikotin yang terkandung di dalam rokok bisa masuk melalui darah dan nantinya akan berpengaruh terhadap ASI yang dihasilkan.

7. Jika bayi menolak menyusu, gunakan bantuan pompa ASI
Gunakan pompa untuk mengeluarkan ASI sehingga memungkinkan tubuh tetap memproduksi susu lebih banyak, lalu taruh susu dalam botol dan simpan di lemari es. Saat ingin diberikan pada bayi gunakan sendok atau gelas untuk menghindari kondisi bingung puting.

Minggu, 30 Januari 2011

Perlancar ASI dengan Hypnobreastfeeding

Dr Mulya Rahma Karyanti, SpA (K) DARI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM mengatakan, hypnobreastfeeding merupakan salah satu bagian dari hipnoterapi, yang dilakukan melalui teknik relaksasi untuk menetralisir pikiran-pikiran negatif yang terlanjur terekam di alam bawah sadar seseorang.

Memang, banyak hal yang menjadi penyebab tidak lancarnya produksi ASI, mulai dari kondisi psikologis Moms yang tidak percaya diri, stres, panik, sakit, lemas, terlalu lelah, kurang tidur, dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi masalah ini, ada satu solusi yang sederhana, yaitu dengan relaksasi, yakni memasukkan sugesti positif ketika wanita menyusui berada dalam keadaan rileks. Misalnya, dengan mengucapkan kalimat, 'ASI saya berlimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi saya' atau 'Saya selalu merasa tenang dan bahagia saat mulai memerah ASI'.

Tujuan afirmasi positif tersebut adalah untuk menjadikan aktivitas menyusui sebagai suatu kegiatan yang mudah, sederhana dan menyenangkan.

Tiga Tahapan Relaksasi

Teknik relaksasi dalam hypnobreastfeeding terdiri atas tiga tahap. Pertama; relaksasi otot mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki, termasuk wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan, daerah dada, perut, pinggul, sampai kedua kaki.

Kedua; relaksasi napas dengan cara tarik napas panjang melalui hidung dan hembuskan keluar pelan-pelan melalui hidung atau mulut (fokuskan pernapasan di perut). Lakukan selama beberapa kali sampai ketegangan mengendur dan berangsur hilang.

Ketiga; relaksasi pikiran. Seringkali pikiran seseorang berkelana jauh dari raganya. Untuk itu, belajarlah memusatkan pikiran agar berada di tempat yang sama dengan raga. Salah satu cara dengan berdiam diri atau meditasi dengan mengosongkan pikiran dan memejamkan mata dengan napas yang lambat, mendalam dan teratur selama beberapa saat.

Dapat Dilakukan di Rumah

Biasanya, sesi hypnobreastfeeding hanya diberikan satu kali saja di klinik atau workshop. Setelah itu pasien bisa mencoba sendiri di rumah. Caranya mudah, masuklah ke dalam ruangan yang tenang, nyalakan musik khusus untuk relaksasi, sediakan aroma therapy, dan ikuti panduan relaksasi otot, napas, dan pikiran yang telah dipelajari sebelumnya.

Mirip dengan hypnobirthing, teknik hypnobreastfeeding juga menggunakan pikiran bawah sadar dengan mengistirahatkan alam sadar melalui teknik relaksasi. Pikiran bawah sadar secara otomatis akan membimbing Anda untuk melakukan atau memikirkan hal-hal tertentu, misalnya yakin bahwa kita bisa menyusui dan ASI akan mengalir deras.

Cara lain yang simple adalah dengan mendengarkan suara bayi Anda serta perhatikan alur napasnya. Jika hal tersebut dilakukan secara continue, akan menimbulkan bonding dan selanjutnya memicu tubuh untuk menghasilkan hormon endorfin (hormon pembawa rasa senang dan tenang) sehingga tubuh merasa rileks.