"Berbagai aktivitas fisik seperti bermain dan berlari, dapat menjadi bentuk olahraga (bagi anak-anak). Namun, dengan keteraturan akan memberi hasil maksimal," kata residen Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr.Sophia Benedicta Hage.
Kebiasaan beraktivitas olah fisik sejak kecil, lanjut Sophia, diharapkan akan terbawa sampai dewasa sehingga membentuk fisik yang kuat dan tak mudah sakit.
Kegiatan olahraga sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktivitas keseharian. Olahraga, menurut Sophia, harus direncanakan, memiliki tujuan, dan berulang. Hal yang sama berlaku juga untuk anak-anak.
Sophia menjelaskan, ada kriteria yang menentukan apakah olahraga pada anak sudah dilakukan dengan baik dan benar. Kriteria pertama adalah, aktivitas olahraga sebaiknya dilakukan setiap hari selama sekitar 1 jam. Sedangkan untuk senam dilakukan sedikitnya selama 30 menit.
"Olahraga sebaiknya dilakukan sebelum jam 10 pagi dan kena sinar matahari," imbuh Sophia yang menegaskan bahwa sinar matahari mengandung vitamin D yang berfungsi membentuk dan mencegah keropos tulang.
Pengukuran intensitas olahraga, menurut Sophia, tidak dapat dilakukan melalui keringat yang keluar. Keringat merupakan hasil pembakaran kalori. Banyaknya cairan yang keluar tidak mengindikasikan hal yang sama pada jumlah kalori.
"Berbicara olahraga berarti tentang intensitas. Baik pada orang dewasa maupun anak indikasinya meliputi detak jantung dan nafas," kata Sophia.
Detak jantung yang lebih cepat dan nafas tersengal, menandakan intensitas aktivitas mencapai sedang sampai tinggi. Akibatnya, detak jantung terasa lebih cepat, dengan nafas yang terengah.
Tips ajak anak olahraga
Kebersamaan keluarga menjadi salah satu kunci keberhasilan menumbuhkan kegemaran olahraga pada anak. Sophia mengatakan orangtua menjadi contoh bagi anak dalam beraktivitas fisik. "Tidak sulit membuat anak olahraga, ada beberapa kiat yang dapat dipraktikkan," kata Sophia
1. Orangtua harus berolahraga
Orangtua menjadi teladan bagi anaknya. Orangtua yang gemar berolahraga seperti berenang, jogging atau bersepeda akan memancing anak mengikuti kebiasaan sehat tersebut. Hasilnya, anak akan langsung mengikuti tanpa harus diperintah.
2. Tegakkan aturan dalam keluarga
Orangtua harus konsisten dan berperan utama dalam penegakan aturan. Penegakan aturan diharapkan bisa mengurangi kebiasaan buruk dalam keluarga. Sophia menyarankan kebiasaan duduk diam menonton televisi, bermain komputer, atau video game tidak boleh lebih dari 2 jam sehari. Hal ini akan mendorong anak beraktifitas fisik di luar selama beberapa jam. "Penegakan aturan berefek pada kebiasaan keluarga. Misalnya tidak langsung menyalakan televisi ketika bangun, atau berolahraga sebelum nonton," kata Sophia.
3. Ajak tetangga
Mengajak tetangga olahraga bersama bisa menjadi aktivitas seru dan menyenangkan. Selama berolahraga para orangtua kemungkinan membawa serta anaknya. Ketika orangtua berolahraga, anak bisa bermain bersama teman sebaya. "Akhirnya seluruh keluarga bisa beraktifitas bersama. Hal ini tentu lebih sehat dibanding duduk diam di rumah," kata Sophia.
Selasa, 28 Mei 2013
Yuk, Biasakan Anak Senang Olahraga!
: Jakarta - Olahraga adalah aktivitas yang wajib dilakukan siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Aktivitas fisik ini akan membantu membentuk tulang dan otot yang kuat, serta jantung dan paru yang sehat. Anak yang rajin berolahraga akan tumbuh tinggi, sehat, dan bugar.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Seorang anak sedang bersepeda di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (2/9/2012).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar