Blogger templates

Jumat, 07 Desember 2012

Gambaran Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Ibu nifas Tentang Cara Perawatan Payudara di Puskesmas Tanjung Karang Mataram (part II)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA      
A.   KERANGKA TEORI
1.    Pendidikan
A.   Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol ( khususnya yang datang dari sekolah ), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Nanang, 1998).

Pengertian lain dari pendidikan adalah pendidikan itu tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan dating, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu yang perkembangannya menuju tingkat kedewasaan.


B.   Ciri - ciri pendidikan
Beberapa ciri pendidikan antara lain :
1.    Pendidikan mengandung tujuan yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
2.    Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi ( materi ), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai
3.    Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Arti formal pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna rnencapai perubahann tingkah laku sesuai lingkungannyan pendidikan dipusatkan atau dikelompokan menjadi " Tri pusat Pendidikan " yaitu pendidika formal mulai dari TK sampai dengan Perguruan tinggi, pendidikan informal melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan pendidikan non formal yang dilakukan melalui media massa baik elektronik maupun cetak.
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan sekolah yang ditamatkan, yang terbagi dalam 3 tingkatan, antara lain :
1)    Pendidikan rendah disebut juga pendidikan dasar yang lamanya 6 tahun. Dan pendidikan menengah pertama yang lamamya 3 tahun sehingga sering dikatagorikan pendidikan dasar 9 tahun.
2)    Pendidikan menengah atas yang masing-masing lama
pendidikannya 3 tahun
Pendidikan tinggi adalah lanjutan pendidikan menengah yang berupa universitas, institut atau sekolah tinggi (Soekidjo, 1997)
C.   Tujuan pendidikan
Tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu mengubah pengetahuan sikap, pendapat, dan konsep serta menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru.
2.    Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertenu, penginderaan melalui panca indera, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,2003)
Menurut Notoatmodjo, bahwa tingkat pengetahuan dalam Deman kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a.    Tahu
Tahu diartikan sebagai mengikat materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (Recall) terdapat suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang di derit
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
b.    Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi yang sebenarnya
c.    Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan dan objek suatu kompnen, tetapi masih dalam suatu struktur orgsnisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
d.    Sintesis
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

e.    Evaluasi
Evaluasi adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek / materi. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria sendiri.
3.     Nifas 
A.    Pengertian
1.    Nifas atau masa nifas adalah suatu masalah yang di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Berlangsung selama kira-kira 6 minggu ( Saifuddin, 2001)
2.  Masa peurperium atau masa nifas mulai setelah partus       
     Selesai,dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi                                  
     seluruh alat genitali baru pulih kembali seperti sebelum ada
     kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Hanifa,1999)
         B.    Periode Nifas
1.    Peuperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan                                                                                                                                                                                       berjalan-jalan
2.    Peurperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat- alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu
3.    remote puerperium
yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bila berminggu-minggu, bulanan atau tahanan.
  C.    Fisiologi masa nifas
 Dalam masa nifas , alat- alat genitala internal maupun yang eksterna akan berangsur angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan � perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhanya di sebut involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulkan laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar kelenjar mamma.
Lokia adalah sekret yang berasal dari vakum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pada ahari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa sisa selaput ketuban, sel-seldesidua, sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Hari berikutnya darah bercampur lendir dan disebut lokia sanguinolenta.setelah satu minggu ,lokia serosa. Setelah 2 minggu, lokia hanya merupakan cairan putih tersebut sebagai lokia alba. Biasanya lokia berbau busuk, umpamanya pada adanya lokiostatik ( lokia tidak lancar keluar ) dan infeksi ( Hanifa, 2005)
1.    Fisiologi laktasi
 Pada masa hamil. terjadi perubahan pada payudara di mana ukuran payudara bertambah besar. Hal ini di sebabkan proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar pembuat ASl, karena pengaruh hormone yang di buat plasenta yaitu laktogen, prolaktin kariogonadotropin, estrogen dan progesterone, pembesaran juga di sebabkan pembesaran  pembuluh darah sedangkan pada kehamilan yang di sebut kolostrom  sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofis, produksi cairan tidak berlebihan kerena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen dan setelah persalinan, dengan terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesterone menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi karena tidak ada hambatan oleh estrogen maka terjadi sekresi, pada saat mulai menyusui maka dengan segera, rangsangan isapan bayi memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang memperlancar sekresi ASI.
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma,  yaitu.�
1.    Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak bertambah.
2.    Keluaran cairan dari duktus laktiferus disebut kolostrum, berwarna kuning-putih susu.
3.    Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4.    Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai menyusui, isapan pada puting susu,. Merupakn rangsangan psikis yang secara reflektons mengakibatkan, oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempuma. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in)  atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in :
-       Mudah menyusukan bayi
-       Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
-       Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya

2.    Produksi ASI
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior, penting untuk produksi Air Susu Ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadi peningkatan suppay darah yang  beredar lewat payudara yang merupakan bahan penting untuk pembentukan air susu (Verralls. 2003).
Prolaktin mempengaruhi produksi ASI dan oksitosin mempengaruhi sekresi ASI. Pengeluaran prolaktin terbanyak terjadi pada saat menyusui di malam hari. Agar laktasi dapat berlangsung dengan baik, sangat efektif untuk mengeluarkan ASI dad payudara ibu guna mendukung persediaan ASI. Suplai ASI diatur sesuai kebutuhan, misal nafsu makan bayi (Johnson 2001).
Produksi ASI tidak lepas dari proses pembentukan payudara sebagai pabriknya. Pertumbuhan dan perkembangan payudara sudah dimulai sejak masa pubertas, dan akan mencapai tahap penyempurnaan pada masa kehamilan. Produksi ASI sendiri terjadi pada kurang lebih hari ketiga setelah melahirkan.
ASi ini dihasilkan oleh jaringan kelenjar-kelenjar susu yang sangat banyak jumlahnya di dalam payudara, kemudian dialirkan oleh saluran-saluran susu yang akan berakhir menuju puting susu. Jaringan payudara yang telah dipersiapkan selama Kehamilan akan dipengaruhi oleh hormon Prolaktin yang pada saat itu memiliki kadar tinggi dalam darah. Selain itu faktor lain yang sangat penting dalam produksi ASI adalah adanya rangsangan pada puting payudara ibu. Pada masa sesuda persalinan, puting payudara menjadi lebih sensitif dan rangsangan berupa isapan mulutbayi yang akan menyebabkan peningkatan kadar hormone.
Untuk memperoleh ASI yang cukup, perlu ada kerja sama yang baik antara ibu dan bayinya. Mengingat bahwa produksi ASI dipengaruhi oleh faktor yang ada pada ibu antara lain berupa kadar hormon yang juga dipengaruhi oleh emosi, kondisi kesehatan, dan keadaan kecukupan gizi. Begitu juga faktor si bayi antara lain berupa kemampuan mulut bayi untuk mengisap puting payudara ibunya perlu mendapat perhatian (Musbikin 2006).
Selain persiapan secara fisik, suasana ketenangan jiwa baik selama kehamilan ataupun selama menyusui akan besar pengaruhnya terhadap produksi ASI. Oleh karena itu perlu ciptakan suasana yang tenang dan damai di dalam lingkungan keluarga, bebas dari perasaan takut, resah, khawatir dan kecemasan yang berlebihan (Musbikin, 2006)
ASI tersedia pada awal menyusui, dipenampungan dan saluran payudara dalam porsi besar. ASI dalam sel penyimpan mengandung lebih banyak lemak, hal ini bukan di sebabkan karena payudara rnemproduksi dua macam ASI keduanya adalah ASI yang sama, namun bagian yang beriemakdari HS cenderung melekat pada alveoli dan memerlukan rargsangapenurunan agar terdorong keluar (Heather,2001)
3.       Manfaat AS I
1.    Makanan alamiah yang sempurna
2.    Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan
3.    Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi
4.    Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dan berbagai penyakit infeksi. Seperti : diare, batuk pilek radang tenggorokan, dan ganggwan pernapasan.
5.    Melindungi bayi dari alergi
6.    Aman dan terjamin kebersihannya
7.    Tidak akan pernah habis
8.    Membantu memperbaiki reflek menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
4.    Manfaat Menyusui  Bagi Ibu
1.    Memperkuat rasa kasih saying kepada bayi
2.    Mengurangi perdarahan setelah persalinan.
3.    Mempercepat pernulihan kesehatan.
4.    Menunda kehamilan berikutnya.
5.    Mengurangi resiko terkena kanker payudara
6.    Lebih praktis karena ASI lebih mudah di berikan setiap saat bayi membutuhkan.
7.    Menumbuhkan rasa percaya diri ibu untuk menyusui
     Bagi keluarga
1.   Tidak perlu mengeiuarkan biaya banyak untuk kesehatan ibu dan bayi.
2.    Praktis, Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan mencuci peralatan.
3.    Tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati anak yang sering sakit karena pemberian susu formula.
Keuntungan lain dari pemberian air susu ibu adalah :
1.    Resiko kontaminasi lebih kecil
Air susu ibu yang dihisap langsung oleh bayi dari payudara lebih kecil kemungkinannya terkontaminasi kuman pathogen, dan dengan demikian infeksi neonatal akan berkurang.
2.    Perlindungan
Faktor-faktor perlindungan ada didalam kolostrum dan air susu ibu, seperti yang telah disebutkan ialah imunoglobin, laktoferin, lisosom, faktor bifidus, dan faktor antitripsin. Terutama insidens gastrointestinal pada bayi-bayi yang diberi air susu ibu sangat berkurang.
3.    Komposisi
Air susu manusia memberikan unsur-unsur (konstituen) makanan dengan keseimbangan yang tepat bagi pertumbuhan manusia.
1.    Perawatan payudara
A.   Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar puting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitive. Semua ini terjadi untuk persiapan tubuh ibu nifas untuk memberikar makanan pada bayinya kelak (Suririnah, 2007).
B.   Manfaat perawatan payudara
1.    Membersihkan puting susu yang kotor sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI 2% mengeluarkan puting susu yang masuk sehingga memudahkan bayi menghisap pada saat menyusu.
C.   Persiapan Payudara
Mempersiapkan payudara untuk menyusui dapat dilakukan selama 6 minggu terakhir kehamilan dengan melakukan hal-hal berikut :
1.    Bersihkan payudara secara teratur. paling tidak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Basuhlah dengan air dingin. Setelah itu keringkan dengan handuk yang lembut.
2.    Pijatlah kedua payudara perlahan-lahan dengan cara menekan jari-jari kepayudara dengan  mengelilinginya. Kemudian lakukan hal yang sama dengan arah gerakan sebaliknya.
3.    Pakailah BH yang baik yang dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat, pakailah BH khusus untuk menyusui yang memiliki bukaan di depan.
4.    Jangan memeras, menarik, atau menggesek payudara.
Begitu hamil, perawatan payudara terutama puting, juga harus mendapat perhatian. Caranya dengan mengurut bagian�bagian tertentu payudara. Jangan gunakan sabun atau antiseptik untuk mencuci puting. Sebab, bahan-bahan ini bisa menimbulkan iritasi (Musbikin, 2006)
Untuk memperoleh produksi ASI yang cukup dan sehat, payudara perlu dipersiapkan terutama dalam kehamilan, bahkan setelah melahirkan. Segera setelah persalinan, bayi sebaiknya ditempatkan bersama ibunya sedini mungkin dapat menghisap payudara ibu. Meskipun ASI belum keluar, isapan dini ini sangat penting untuk produksi ASI selanjutnya.
D.   Anatomi Payudara
Untuk dapat memfasilitasi pemberian ASI diperlukan keterampilan dasar yang meliputi pemahaman anatomi dan fisiologi laktasi.
Anatomi payudara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a.    Struktur internal payudara terdiri dari kulit,jaringan di bawah kulit dan korpus, korpus terdiri dari parenkim atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :
1.    Saluran Kelenjar yaitu : duktus dan sinus taktiferus tempat ASI mengumpul (reservoir ASI)
2.    Alveoli terdiri dari kE~lenjar yang memproduksi ASI

b.    Struktur eksternal payudara terdiri dari jaringan putting dan areola yaitu bagian lebih hitam sekitar putting, pada areola terdapat beberapa kelenjar Montgomery yang membuat cairan untuk membuat putig lunak dan lentur.
Jaringan glandular menyebar ke dalam lobus-lobus yang terdiri dad lobulus-lobulus, di dalam setiap lobus terdapat alveoli dan setiap alveoli memiliki rongga yang di lapisi dengan sel asini yang di kelilingi oleh sel mioepitel.
Setiap kelompok alveoli memiliki duktus laktiferus yang bergabung membentuk sinus laktiferus atau ampula. ASI terkumpul di ampula yang terdapat di dalarn areola puting. Duktus laktiferus terbuka pada putting.puting di licinkan oleh kelenjar sebasea.
Setiap payudara memiliki fungsi sendiri-sendiri, masing�masing kaya akan suplai darah dan saraf.
E.   Cara perawatan payudara
1.    Alat dan bahan perawatan payudara
1.    2 buah handuk
2.    2 buah washlap
3.    minyak kelapa atau baby oil dalam tempatnya.
4.    kapas secukupnya.
5.    air dingin dan hangat pada tempatnya
6.    bra yang menopang
7.    baki dan alasnya
2.    Cara Perawatan payudara
1.    Persiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan, susunlah alat berurutan sesuia dengan penggunaannya.
2.   Lakukan informent choice pada ibu, pastikan ibu tahu, dan mengerti dengan tindakan yang dilakukan padanya.
3.    Persiapkan ibu, posisi dan pastikan ibu dalam kondisi siap. Beri ibu sandaran pada saat melakukan tindakan.
4.    Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dan keringkan dengan handuk. Lepaskan perhiasan dan jam tangan sebelum mencuci tangan.
5.    Licinkan tangan dengan minyak sayur secukupnya. Pastikan kedua telapak tangan terlumuri minyak dan minyak bisa diganti dengan vaselin.
6.    Kompres putting susu dengan kapas yang telah dilumuri minyak selama 2 sarnpai 3 menit, agar kotoran yang menempel pada putting susu dapat terlepas.
7.    Sokong payudara kin dengan tangan kiri, 2 atau 3 jari dan tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada putting payudara. Pastikan petugas tidak membebani ibu. Tutup payudara ibu yang lain dengan menggunakan handuk. Lakukan minimal 2x geraakan pada setiap payudara.
8.    Tempatkan kedua tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah atas, terus kesamping� kebawah, melintang, sehingga tangan menyangga payudara (mengangkat payudara) kemudian lepaskan tangan dari payudara.


9.    Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari pangkal ke arah putting, demikian pula pada payudara yang satunya. Tutup payudara ibu yang lain dengan menggunakan handuk dan lakukan gerakan sampai air susu ibu keluar dengan melakukan tekanan yang tidak menyakiti ibu.
10. Tangan menopang payudara seperti pada cara 7 kemudian buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai pangkal kearah putting susu. Tutup payudara ibu yang lain dengan menggunakan handuk dan lakukan gerakan sampai air susu ibu keluar dengan melakukan tekanan yang tidak menyakiti ibu.
11. Kedua payiadara dengan washlap hangat selama 2 rnenit, kernudian ganti dengan kompres washlap dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama 3x berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
12. Keringkan payudara dengan handuk kering dan pakaikan bra. Gunakan bra yang menopang tetapi tidak ketat.
13. Berskan alat-alat yang telah digunakan
14. Cuci tangan diair mengalir dengan menggunakan sabun.
F.Masalah / Kelainan pada payudara
1.    Bendungan ASI
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar - kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan Air Susu, Payudara panas serta keras pada perabaan dan nyeri, suhu badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran susu juga terhalang sebab duktuli laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe. Penanganan pembendungan dilakukan dengan jalan menyokong payudara dengan kutang dan memberikan analgetika. Sebelum bayi menyusu, pengeluaran air susu dengan pijatan yang ringan dapat diusahakan.
2.    Mastitis
Dalam masa hamil dapat terjadi infeksi dan peradangan pada payudara. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Tanda�tandanya adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu, dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi biasanya Staphiiococcus aureus. Payudara membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, menbengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering (Hanifa, 2005)

0 komentar:

Posting Komentar