Blogger templates

Rabu, 25 Juli 2012

KONSEP DASAR MASA NIFAS

 1.      KONSEP  DASAR MASA NIFAS
a.        Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama6 minggu atau 40 hari.  (Asuhan Kebidanan Nifas : 2)
Periode pascapartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Keperawatan Maternitas: 492).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dan masa nifas berlangsung selam 6 minggu atau 40 hari.
b.      Tujuan Masa Nifas
Tujuan masa nifas normal dibagi dua, yaitu:
Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
Tujuan Khusus
1)   Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
2)   Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3)   Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan diri, nutrisi, kebersihan diri, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4)   Memberikan pelayanan keluarga berencana.
c.       Tahapan Masa Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1)   Puerpurium dini
     Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)   Puerpurium intermedial
     Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3)   Remote puerpurium
     Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
d.      Perubahan Fisiologis Masa Nifas
A.      Perubahan Sistem Reproduksi
Involusi
a.       Pengertian
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
b.      Proses Involusi Uteri
Proses involusi uterus adalah sebagi berikut:
1)   Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterin. Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan. Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibro elastic dalam jumlah renik sebagai bukti kehamilan.
2)              Atrofi jaringan
Jaringan yang berfroliferasi karena adanya estrogen yang sangat besar kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta, lapisan desidua akan mengalami atrofi dan terlepas dengan meninggalkan lapisan basal yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru.
3)     Efek oksitosin
Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah bayi lahir diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uterin.
Hormone oksitosin memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh darah dan membantu proses homeostatis. Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus sehingga akan mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta dan mengurangi perdarahan.
c.       Bagian Bekas Implantasi Plasenta
1)        Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12X5 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
2)        Terjadi pembentukan trombosis pada pembuluh darah, dismping pembuluh darah tertutup karena kontraksi rahim.
3)        Bekas luka implantasi mengecil pada minggu ke 2 sebesar 6-8 cm, dan pada akhir masa nifas sebesar 2cm.
4)        Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan bersama lokhea.
5)             Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basilis endometrium.
6)             Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggu postpartum.
d.      Perubahan – perubahan Normal Pada Uterus Selama Postpartum
Involusi Uteri
Tinggi Fundus Uteri
Berat Uterus
Diameter Uterus
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000gr
12,5 cm
7 hari
( 1 minggu)
14 hari
( 2 minggu)
Pertengahan antara simpisis dan pusat
Tidak teraba
500 gr

350 gr
7,5 cm

5 cm
6 minggu
Normal
60 gr
2,5 cm

Lokhea
Lokhea adalah sekresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus, lokhea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat menyebabkan organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina normal.
Jenis-jenis lokhea:
1)   Lokhea Rubra
     Lokhea ini muncul pada hari pertama dan hari keempat postpartum.  Cairan yang keluar berwarna merah karena mengandung darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium.
2)    Lokhea Sanguinolenta
     Cairan yang berwarna merah kecoklatan dan berlendir, berlangsung    dari hari keempat dan ketujuh postpartum.
3)    Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta, muncul pada hari ketujuh dan hari keempat belas post partum.
4)    Lokhea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender servik dan serabut jaringan yang mati, berlangsung selama 2 minggu sampai 6 minggu.
5)    Lokhea Purulenta
Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk selama postpartum.
Servik
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena mengandung pembuluh darah, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil, karena robekan yang terjadi selama dilatasi. Bentuk seperti corong karena kontraksi korpus uteri sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan servik terbentuk cin-cin. Muara servik yang berdilatasi sela persalinan akan menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu keenam postpartum servik menutup.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami peregangan dan penekanan selam persalinan sehingga akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu. Penurunan estrogen berperan dalam penipisan vagina dan hilangnya rugae.
B.       Perubahan Sistem Pencernaan
Ibu akan mengalami obstipasi setelah melahirkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapatkan tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,kurang makan, haemoroid dan laserasi jalan lahir.
C.       Perubahan Sistem Perkemihan
Ibu mengalami kesulitan buang air kecil karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus, sfingter ani selam persalinan, dan adanya edema kandung kemih. Edema dari trigonium menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga menyebabkan retensio urine. Urine biasanya berlebihan pada hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan.
D.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menciut dan pulih kembali, sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjdi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Sebagai putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama dan akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen menjadi lunak dan kendur.

E.       Perubahan Sistem  Endokrin
1.    Hormon plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormone yang diproduksi oleh plasenta.
Penurunan Human Placental Lactogen estrogen, dan progesterone, serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetic kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun pada saat nifas.
Human Chorionic Gonadotropin menurun dengan cepat dan menetap hingga 3 jam dan hingga 7 hari postpartum dan sebagai pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum.
2.     Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan  cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu dua minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ketiga, dan LH tetap rendah sebelum ovulasi terjadi.
3.     Hormon Oksitosin
   Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta, dan selanjutnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan perdarahan. Pada wanita yang menyusui bayinya akan merangsang oksitosin kembali dan membantu uterus kembali kebentuk normal dan merangsang pengeluaran air susu.
4.    Hipotalamik pituitary ovarium
   Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesterone.
F.   Perubahan Sistem Kardiovaskular
Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Apabila pada persalinan pervaginam haemokonsentrasi akan naik, dan pada sectio cesaria hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Setelah melahirkan shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah ibu relative bertambah dan keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung dan dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitium cordial. Uumnya terjadi pada hari ketiga sampai lima hari postpartum.
G.  Perubahan Sistem Hematologi
Pada hari pertama postpartum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan visikositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.
Jumlah hemoglobin, hematokrite, dan eritrosit akan sangt bervariasi pada awal postpartum sebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
e.    Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
1.   Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama samapi hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurant tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini memebuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Komunikasa yang baik sangat diperlukan pad fase ini.
2.        Fase Taking Hold
       Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bay, selain itu perasaannya sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurangb hati-hati. Pada saat ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupkan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
3.        Fase Letting Go
       Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
f.     Proses Laktasi dan Menyusui
a.    Pengertian Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
b.   Fisiologi Laktasi
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkatkan tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun drastis, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran timbul akibat perangsangan puting susu akibat perangsangan hisapan puting susu oleh hisapan bayi.
c.    Reflek Penting dalam Proses Laktasi
Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terngsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferen dibawa kehipotalamus didasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar       ( alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lamanya bayi menghisap.
Reflek Aliran ( Let Down Reflek)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusui selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.
Reflek let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakn sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari reflek let-down adalah tetesan pada payudara yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.


2.      K0NSEP PREEKLAMSI BERAT
a.         Pengertian Pre Eklamsi
Pre eklamsi merupakan suatu kondisi spesifik kehamilann dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke 20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Keperawatan Maternitas Edisi 4, 629).
Hipertensi: vasospasme, terutama spasme arteriolar merupakan dasar dari proses preeklamsia dan eklamsia. Kontriksi vaskular menentukan tahanan terhadap aliran darah dan menyebabkan berkembangnya hipertensi arterial. Efek akhir adalah penurunan perfusi kemacam-macam organ uterus, ginjal, dan otak.
Proteinuria : perubahan-perubahan pada ginjal yang khas untuk preeklamsia dan eklamsia adalah pembengkakan endotel kapiler glomerolus yang disertai penyempitan lumen kapiler. Perubahan-perubahan ini tampaknya bertanggung jawab terhadap proteinuria, penurunan aliran darah ke ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerulus.
Edema : retensi cairsn ekstravaskular dihubungkan dengan hemokonsentrasi yang disebabkan oleh menurunnya atau tidak adanya hipervolemia kehamilan normal.
b.         Etiologi Pre Eklamsi
1)            Primigravida
2)            Grand multi gravida
3)            Janin besar
4)            Kehamilan dengan janin lebih dari satu
5)            Morbid obesitas
6)            Ibu dengan hipertensi
c.         Patofisiologi Pre Eklamsi
Pada preeklamsi, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan terjadi peningkatan hematokrit maternal, sehingga perubahan fungsi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-utero plasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.    
d.        Manifestasi Klinis
1)        Tekanan darah sisitolik > 160 mmHg atau diastole > 11o mmHg.
2)        Proteinuria + > 5g/24 jam
3)        Oliguri
4)        Sakit kepala hebat
5)        Gangguan penglihatan
6)        Nyeri epigastrium dan ikterus
7)        Edema paru dan sianosis
8)        Trombositopenia
9)        Pertumbuhan janin terhambat.
e.    Komplikasi
1)        Atonia uteri
2)        Sindrom HELLP
3)        Gagal ginjal
4)        Perdarahan otak
5)        Edema paru
6)        Gagal jantung
7)        Syok
8)        Kematian.
f.         Pemeriksaan Penunjang
1)        Hitung sel darah lengkap.
2)        Pemeriksaan pembekuan (termasuk waktu perdarahan, PT, PTT, dan fibrinogen).
3)        Enzim hati (laktat dehidrogenase, AST, SGOT, ALT, SGPT).
4)        Kimia darah ( BUN, kreatinin, glukosa, asam urat).
5)        Pemeriksaan silang darah.
6)        Urine
g.    Penatalaksanaan Nutrisi (diet)
1)        Hindari makanan asin misalnya: makanan kaleng, soda, biskuit asin, kentang goreng dan asinan.
2)        Konsumsi diet yang bergizi dan seimbang.
3)        Hindari alkohol dan rokok.
4)        Minum air 8-10 gelas setiap hari.
5)        Konsumsi makanan yang ,mengandung serat, misalnya gandum utuh, buah-buahan mentah, dan sayur mayur.
h.        Diagnosa Keperawatan yang Muncul
1)        Ansietas b/d preeklamsi dan efeknya terhadap ibu dan bayi.
2)        Kurang pengrtahuan tentang: penatalaksanaan (diet, tirah baring).
3)        Kopinh individu/keluarga tidak efektif b/d keterbatasan aktivitas ibu dan kekhawatiran ibu tentang komplikasi kehamilan atau ketidakmampuan ibu untuk bekerja diluar rumah.
4)        Ketidakberdayaan b/d ketidakmampuan untuk mengendalikan prognosisi.
5)        Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun,  b/d hipertensi, vasospasme siklik, edema serebral dan perdarahan.
6)        Resiko tinggi edema paru b/d penurunan tekanan osmotik koloid, peningkatan resistensi vaskular sistemik, kerusakan endotelium vaskular paru.
7)        Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b/d terapi magnesium sulfat, edema paru.
8)        Resiko tinggi perubahan curah jantung menurun b/d terapi antihipertensi yang berlebihan, jantung terkena dalam proses penyakit.
9)        Resiko tinggi infeksi b/d lingkungan rumah sakit dan kompromi pejamu.
10)    Resiko tinggi mengalami solusio plasenta b/d vasospasme sistemik, hipertensi, penurunan perfusi uteroplasenta.
11)    Resiko tinggi cedera janin b/d insufisiensi uteroplasenta, kelahiran prematur, solusio plasenta.
12)    Resiko tinggi cedera pada ibu b/d iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal, terapi magnesium sulfat dan antihipertensi.

i.      Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
Hasil yang diharapkan
Resti cedera pada ibu dan janin b/d ibu tidak mengidentifikasi perburukan preeklamsi
Diskusikan tanda dan gejala bahaya preeklamsi.







Menjelaskan cara mengkaji dan mencatat tekanan darah, dan anjurkan untuk menimbang BB setiap hari.
Pengetahuan dapat memampukan klien untuk menjadi mitra kerja dalam perawatn dirinya sendiri, dan pengetahuan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan.
Mengobservasi dan melakukan keterampilan baru meningkatkan kepercayaan diri klien.
Klien dapat mengutarakan dengan benar tanda dan gejala perburukan preeklamsi.




Klien dengan benar mendemonstrasikan pengkajian dan pencatatan tekanan darah dan BB.
Konstipasi b/d penurunan aktivitas fisik, penurunan motilitas dan pemberian suplemen besi.
Berikan konseling tentang diet tinggi serat dan asupan cairan.

Serat dan cairan akan membantu menstimulasi defek konstipasi.
Klien melaporkan bahwa klien dapat defekasi secara teratur.

Kurang aktivitas hiburan b/d tirah baring
Diskusikan aktivitas yang disukai klien.

Melihat sejauh mana klien mampu beraktivitas

Klien mampu beraktivitas seperti sebelum sakit.




           





3.      KONSEP EKSTRAKSI FORCEF
a.         Pengertian Ekstraksi Forcep
Ekstraksi forcep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepalanya. Cunam yang umum dipakai adalah cunam Neagle, sedang pada kepala yang menyusul dipakai cunam Piper dengan lengkung panggul agak datar dan tangkai yang panjang, melengkung ke atas dan terbuka.
b.         Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1)        Ibu : eklamsi, pre eklamsi, ruptur uteri membakat, penyakit jantung, penyakit paru-paru, gangguan kesadaran dan infeksi intra partum, ibu keletihan.
2)        Janin : janin yang mengalami disstress, presentasi yang belum pasti, janin berhenti rotasi, kelahiran kepala pada presentasi bokong.
3)        Waktu : persalinan kala II lama.
c.         Kontra Indikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
Seluruh kontra indikasi persalinan pervaginam seperti fistel vagina dan bayi anensefalus.
d.        Komplikasi Persalinan Ekstraksi Forcep
1)   Ibu : perdarahan akibat atonia uteri, trauma jalan lahir, infeksi pasca persalinan.
2)   Bayi : cunam tidak dapat dikunci, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, cedera otot strenokleomastoid, paralisis nervus fasialis.





4.      KONSEP EPISIOTOMI
a.         Pengertian Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum, serta kulit sebelah dapan perineum untuk melebarkan jalan lahir sehingga mempermudah kelahiran.
Episiotomi adalah insisi perineum untuk melebarkan orifisium vulva pada saat melahirkan bayi. (perawatan maternitas)

b.         Indikasi Episiotomi
1)        Pada keadaan yang mungkin terjadi ruptur perineum.
2)        Janin prematur.
3)        Janin letak sungsang, persalinan dengan ekstraksi cunam, vakum, dan janin besar.
4)        Rigiditas perineum-perineum yang tebal atau mempunyai parut akan memperlambat kala dua.
5)        Overdistensi kalau terdapat bayi yang besar, presentasi bokong atau presentasi abnormal lainnya atau kala diperlukan ruang yang lebih luas seperti pada pemakaian forcep.
6)        Untuk mempercepat kelahiran, kasus – kasus fetal distress perdarahan, prolapsus funikuli, bayi prematur.
7)        Untuk mencegah robekan-robekan biasanya akan memanjang dari fourchette ke arah anus.

c.         Macam-macam Episiotomi
1)            Episiotomi mediana, merupsksn insisi yang paling mudah diperbaiki, lebih sedikit perdarahan, penyembuhan lebih baik, dan jarang menimbulkan dispareuni. Eppisiotomi jenis ini dapat menyebabkan ruptur perinei totalis.
2)            Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan karena lebih aman.
3)            Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan susah direparasi.





Selasa, 24 Juli 2012

Contoh Proposal Pesantren Rhamadhan

  class=
A.MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan pesantren kilat ini bertujuan melaksanakan program sekolah dan mengisi bulan suci Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat, demi terwujudnya siswa Sekolah Dasar Negeri Parakan Waas yang berakhla mulia, memiliki iman dan takwa, aqidah yang kuat, taat beribadah sesuai dengan syariah islam, berpegang teguh kepada Al Quran dan Hadist serta sejarah keteladanan Nabi Muhammad SAW.

 Untuk Selengkapnya KLIK DISINI

Pengertian Sholat Berjamaah & Manfaatnya

A.Pengertian Sholat Berjamaah

Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab jerjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan kesatuan. Allah menysyari'atkan bagi umat islam berkumpul pada waktuwaktu tertentu, di antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu, ada yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat jum'at, ada yang satu tahun dua kali di setiap Negara seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi islam keseluruha seperti wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat khusuf. Shalat berjamaah wajib atas setiap muslim yang mukallaf, laki-laki yang mampu, untuk shalat lima waktu, baik dalam perjalanan maupun mukim, dalam keadaan aman, maupun takut.

B.Manfaat dan Hikmah  shalat berjamaah

Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat berjamaah. Kenyataan ini dapat kita lihat di sekitar kita. Masih bagus mau shalat, pikir kebanyakan orang, sehingga tidak berjamaah pun dianggap sudah menjadi muslim yang baik, layak mendapat surga dan ridha Allah. Padahal, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dalam shahihain, sampai pernah hendak membakar rumah para sahabat yang enggan berjamaah. Kisah ini seharusnya dapat membuka mata kita betapa pentingnya berjamaah dalam melaksanakan rukun Islam kedua ini.
Jika mengamati hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat berjamaah, barangkali kita dapat menyimpulkan sendiri bahwa hukum shalat berjamaah “nyaris” wajib. Bagaimana tidak, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan bahwa hanya ada tiga hal yang dapat menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan shalat berjamaah; hujan deras, sakit, dan ketiduran. Di luar itu, beliau akan sangat murka melihat umat Islam menyepelekan shalat berjamaah.
Perhatian besar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini cukup beralasan. Karena di dalam shalat berjamaah terdapat banyak hikmah dan manfaat bagi umat Islam, baik untuk maslahat dien, dunia, dan akhirat mereka. Berikut ini beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diunduh umat Islam dari shalat berjamaah.
1.  Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu. Ada yang dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam, yaitu shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid. Ada juga pertemuan yang dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu shalat Jum'at. Ada juga yang dilangsungkan setelah pelaksanaan ibadah yang agung, dan terulang dua kali setiap tahunnya. Yaitu Iedul Fitri sesudah pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan dan Iedul Adha sesudah pelaksanaan ibadah Haji. Dan ada juga yang dilaksakan setahun sekali yang dihadiri umat Islam dari seluruh penjuru negeri, yaitu wukuf  di Arafah. Semua ini untuk menjalin hubungan persaudaraan dan kasih sayang sesama umat Islam, juga dalam rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.
2.  Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka memperoleh pahala dari-Nya dan takut akan adzab-Nya.
3.  Menanamkan rasa saling mencintai. Melalui pelaksanaan shalat berjamaah, akan saling mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan jenazahnya, dan jika ada yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya bertemu, maka akan tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang.
4.  Ta'aruf (saling mengenal). Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud ta'aruf. Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung kembali tali silaturahim yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang sebelumnya telah renggang. Dari situ juga akan diketahui orang musafir dan ibnu sabil sehingga orang lain akan bisa memberikan haknya.
5.  Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar. Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka masing-masing, maka tidak mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana.
6.  Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin. Yaitu jika mereka masuk ke masjid-masjid dan keluar secara bersamaan, maka orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.
7.  Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya. Melalui shalat berjamaah, seorang muslim akan mengetahui beberapa persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak diketahuinya. Dia bisa mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan pelajaran. Dia juga bisa mendengarkan beberapa bacaan dzikir shalat sehinga lebih mudah menghafalnya. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang syariat shalat, khususnya, bisa mengetahuinya.
8.  Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat berjamaah, sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya saling mengingatkan untuk membela kebenaran dan senantiasa bersabar dalam menjalankannya.
9.  Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Dalam berjamaah terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti dan ditaati secara tepat. Hal ini akan membentuk pandangan berIslam secara benar dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan (imamah atau khilafah) dalam Islam.
10.  Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan egonya. Ketika dia mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam bertakbir, tidak mendahului gerakan imam dan tidak pula terlambat jauh darinya serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya, maka dia akan terbiasa mengendalikan dirinya.
11.  Membangkitkan perasaan orang muslim dalam barisan jihad, sebagaimana yang Allah firmankan,
إِنَّ الَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash Shaff: 4)
Orang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan membiasakan untuk berbaris rapi, lurus dan rapat, akan menumbuhkan dalam dirinya kesetiaan terhadap komandan dalam barisan jihad sehingga dia tidak mendahului dan tidak menunda perintah-peritnahnya.
12. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilang status sosial yang terkadang menjadi sekat pembatas di antara mereka. Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang kaya, pemimpin, dan penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya, rakyat jelata bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk berdampingan dengan orang besar. Karena itulah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyamakan shaff (barisan) shalat. Beliau bersabda, "janganlah kalian berselisih yang akan menyebabkan perselisihan hati-hati kalian." (HR. Muslim)
13. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan orang-orang yang suka meremehkan shalat. Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan dan kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya. Jika ada yang tidak terlihat di masjid, akan segera diketahui keadaannya, apakah sakit atau meremehkan kewajiban shalat berjamaah. Orang yang sakit akan dijenguk dan diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan orang yang meremehkan shalat akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta suasana saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
14. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shabatnya. Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang pernah dijalani oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shabatnya. Sang imam seolah menempati tempat Rasulullah yang para jamaah seolah menempati posisi sahabat.
15. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
16. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan amal shalihnya dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih saudaranya yang hadir berjamaah bersamanya.
17. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian." (HR. Muslim)
18. Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan. Berkumpulnya kaum muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik mereka untuk senantiasa mengatur dan menjaga waktu.

Pengertian & macam-macam Euthanasia

Pengertian Euthanasia
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti “baik”, dan thanatos, yang berarti “kematian” (Utomo, 2003:177). Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan, 1995:145).
Dalam praktik kedokteran, dikenal dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan hanya akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang sudah parah (Utomo, 2003:176).

Sabtu, 21 Juli 2012

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian tanggal                  : 24 September 2011
I. Data Umum
1.      Nama KK                       : Tn. D
2.      Usia                                : 49 tahun
3.      Pendidikan                     :  Perguruan Tinggi
4.      Pekerjaan                        :  PNS
5.      Alamat                           :  Jl. Kopo Gg. Pabrik Kulit Selatan RT 05/01 Kel.
                                       SukaAsih Kec. Bojongloa Kaler – Bandung 

Untuk Selengkapnya, Klik Disini

Konsep Sehat Sakit pada Keluarga

a.    Konsep Sehat
Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992, Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. (Asmadi, 2008)
b.   Konsep sakit
Menurut Parson. Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
Menurut Bauman. Mengemukakan ada tida kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitass sehari-hari yang menurun.
Menurut batasan medis. Batasan medis mengemukakan dua bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
Menurut perkins. Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan ganguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial. (Asmadi, 2008)
c.    Interaksi antara sehat/sakit dan keluarga
Status sehat/sakit pada anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Menurut Gilliss dkk. (1989) keluarga cenderung menjadi reaktor terhadap masalah kesehatan dan menjadi faktor dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga.
Menurut Suchulan (1965) dan Doberty dan Canphell (1988) yang disederhanakan oleh Marilyn M. Friedman, ada 6 tahap interaksi antara sehat/sakit dan keluarga :
1)   Tahap pencegahan sakit dan penurunan resiko
Keluarga dapat memainkan peran vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan penurunan resiko, misalnya mengubah gaya hidup dari kurang sehat ke arah lebih sehat (berhenti merokok, latihan yang teratur, mengatur pola makan yang sehat), perawatan pra dan pasca-partum, iunisasi, dan lain-lain.
2)   Tahap gejala penyakit yang dialami oleh keluarga
Setelah gejala diketahui, diinterpretasikan keparahannya, penyebabnya, dan urgensinya, beberapa masalah dapat ditentukan. Dalam berbagai studi Litman (1974) disimpulkan bahwa keputusan tentang kesehatan keluarga dan tindakan penanggulanangannya banyak ditentukan oleh ibu, yaitu 67%, sedangkan ayah hanya 15,7%. Tidak sedikit masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga yang kacau/tertekan.
3)   Tahap mencari perawatan
Apabila keluarga telah menyatakan anggota keluarganya sakit dan membutuhkan pertolongan, setiap orang mulai mencari informasi tentang penyembuhan, kesehatan, dan validasi profesional lainnya. Setelah informasi terkumpul keluarga melakukan perundingan untuk mencari penyembuhan/perawatan di klinik, rumah sakit, di rumah, dan lain-lain.
4)   Tahap kontak keluarga dengan institusi kesehatan
Setelah ada keputusan untuk mencari perawatan, dilakukan kontak dengan institusi kesehatan baik profesional atau nonprofesional sesuai dengan tingkat kemampuan, misalnya kontak langsung dengan peskesmas, rumah sakit, praktik dokter swasta, paranormal/dukun, dan lain-lain.
5)   Tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien
Setelah pasien menerima perawatan kesehatan dari praktisi, sudah tentu ia menyerahkan beberapa hak istimewanya dan keputusannya kepada orang lain dan menerima peran baru sebagai pasien ia harus mengikuti aturan atau nasehat dari tenaga profesional yang merawatnya dengan harapan agar cepat sembuh. Oleh karena itu terjadi respons dari pihak keluarga dan pasien terhadap perubahan tersebut
6)   Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan
Adanya suatu penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem keluarga, khususnya pada sektor perannya dan pelaksana fungsi keluarga. Untuk mengatsi hal tersebut, pasien/ keluarga harus mengadakan penyesuaian atau adaptasi. Besarnya daya adaptasi yang di perlukan dipengaruhi oleh keseriusan penyakitnya dan sentralitas pasien dalam unit keluarga (Sursman & Salter 1963). Apabila keadaan serius (sangat tidak mampu/semakin buruk) atau pasien tersebut orang penting dalam keluarga, pengaruh kondisinya pada keluarga semakin besar. (ALi Zaidin, 2009)

Definisi Luka bakar

-—Luka  bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seprti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi( Moenajat, 2001) .
 
-—Luka bakar adalah luka yang di sebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api air, panas, listrik, bahan kimia dan radiasi; juga boleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). (Mansjoer 2000 : 365)
 
-—Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) .
 
-—Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).

Materi Leaflet Sampah

 class=


PENGERTIAN

Sampah adalah semua benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

JENIS-JENIS SAMPAH

Berdasarkan karakteristiknya sampah digolongkan menjadi :
a.       Sampah basah atau sisa makanan
Biasanya dihasilkan pada tempat pemukiman , rumah makan atau warung, rumah sakit, pasar dsb.
b.      Sampah kering
Terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau tidak dapat terbakar seperti kertas, karet, kayu, daun-daun kering, plastik, kaca, kaleng dll.
c.       Abu
Benda dari hasil pembakaran kayu, arang dan benda lain yang terbakar.
d.      Sampah jalan
Sampah yang berasal dari jalan, biasanya berupa sampah daun-daun dan pembungkus.
e.       Bangkai binatang
f.       Rongsokan kendaraan
g.      Sampah industri (sangat padat sebagai hasil buangan industri)
 
C.  SUMBER SAMPAH
Sumber sampah diklasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut :
a.      Pemukiman penduduk
b.     Tempat-tempat umum dan tempat-tempat perdagangan
c.      Sarana pelayanan masyarakat  milik pemerintah
d.     Industri
e.      Pertanian


D.        FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SAMPAH
a.      Jumlah penduduk dan kepadatannya
b.     Tingkat aktivitas
c.      Tingkat sosial ekonomi
d.     Letak geografi
e.      Iklim
f.      Musim
g.     Kemajuan teknologi

E.     AKIBAT YANG DITIMBULKAN SAMPAH
a.      Kotor dan bau busuk
b.     Bahaya kebakaran
c.      Kecelakaan dan luka
d.     Saluran air tersumbat berakibat banjir
e.      Dapat menjadi tempat berkembang biaknya binatang penular penular penyakit ( lalat, kecoa, nyamuk, tikus).

F.      MANFAAT SAMPAH
a.      Sebagai pupuk yang dapat bermanfaat untuk menyuburkan tanh
b.     Sebagai makanan ternak melalui proses pengolahan dan pemilihan sampah
c.      Untuk menimbun tanah seperti rawa
d.     Diambil dan dimanfaatkan untuk keperluan lain (di daur ulang)

G.  Pembuangan sampah
Cara pembuangan samapah yang baik diantaranya :
a.      Ditimbun pada tanah yang digali / lubang galian
b.     Dibakar
c.      Kotak sampah
d.     Tong sampah
e.      Keranjang sampah
f.      Bak sampah

Laporan Pendahuluan DHF

           
       1. Pengertian
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina), terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan sering kali menyebabkan kematian bagi penderita(Effendy, Skp, 1995:1)
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, terutama menyerang anak remaja dan dewasa dengan gejala utama demam manifestasi perdarahan, nyeri otot dan sendi dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang menyebabkan kematian.
2.      Etiologi
Virus dengue serotif yang ditularkan melalui vektor nyamuk aedes aegepty, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis, dan beberapa jenis lain. Merupakan vektor yang kurang berperan.Vektor-vekror ini biasa bersarang dibejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lain.Hal ini berhubungan erat dengan pola hidup masyarakat dimana masyarakat mempunyai kebiasaan menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari, sanitasi lingkungan yang kurang baik, penyediaan air bersih yang langka.
3.      Tanda dan Gejala
a.      Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang amat ringan ( silent dengue infection ) hingga yang sedang seperti DHF, sampai ke DHF dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi lonjatan yang berakibat fatal. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari.
b.      Nyeri dibagian otot terutama dirasakan bila otot perut dan tendon ditekan. Sekitar mata mungkin ditemukan pembengkakan, otot mata terasa sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, lakrimasi dan fotofobia.
c.       Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta perdarahan lain ( seperti epistaksis, hematuria, dan melena ). Gejala perdarahan seperti terjadi pada hari ke 3 atau ke 5.
d.      Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan, serta keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, tak nafsu makan ( anoreksia ), diare dn kontsipasi.
e.      Eksantem yang klasik ditemkan dalam 2 fase, mual-mual pada awal demam ( initial rash ) terlihat pada muka dan dada, berlangsung selama beberapa jam dan biasanya tidak diperhatikan oleh klien. Mulai antara hari ke 3-6, mula-mula berbentuk makula-makula besar yang bersatu dan mencuat kembali, serta timbul bercak-bercak petekie pada dasarnya. Terlihat pada lengan dan kaki.
f.        Pada sebagian besar klien ditemukan kurva suhu yang bifalk ( sadle back fever ). Nadi mula-mula cepat dan dapat menjadi normal atau lebi lambat pada hari ke 4 dan ke 5. bradikardi dapat menetap untuk beberapa hari dalam masa penyembuhan.
g.      Lidah sering kotor dan kadang klien susah buang air besar.
  1. Derajat Demam
a.       Derajat Ringan, bila demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinik lain dan manifestasi  
perdarahan yaitu tes tourniquet.
b.      Derajat Sedang,, dengan gejala lebih berat I, disertai perdarahan kulit, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis atau melena. Terdapat gangguan sirkulasi darah perifer yang ringan 
berupa kulit dingin dan lembab, ujung jari dan hidung dingin.
c.       Derajat Berat, ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah, hipotensi gelisah,
syanosis sekitar mulut dan tanda-tanda dini renjatan. Positif
d.      Berat sekali, penderita syok berat, tensi tidak teratur, dan nadi tidak lemah.


Anatomi Jaringan Lunak Kepala & Tulang Tengkorak

a)      Anatomi Jaringan Lunak Kepala
Jaringan lunak kepala terdiri dari lima lapisan (S-C-A-L-P) yaitu : Skin (S : Kulit), Connective tissue , Aponeurosis Galea (A : fascia) lapisan ini merupakan lapisan terkuat, berupa fascia yang melekat pada tiga otot yaitu ke anterior – m. frontalis , Ke posterior – m. occipitalis, Ke lateral – m. temporoparietalis. Loose areolar tissue (L: jaringan areolar longgar), lapisan ini mengandung vena emissary yang menghubungkan SCALP, vena diploica, dan sinus vena intracranial (mis. Sinus sagitalis superior). Jika terjadi infeksi pada lapisan ini, akan dengan mudah menyebar ke intracranial. Dan Perikranium (P: periosteum), merupakan periosteum yang melapisi tulang tengkorak, melekat erat terutama pada sutura karena melalui sutura ini periosteum akan langsung berhubungan dengan endostium (yang melapisi permukaan dalam tulang tengkorak).

b)     Anatomi tulang Tengkorak
Otak tertutup oleh cranium, tulang-tulang penyusun cranium disebut tengkorak yang berfungsi melindungi organ-organ vital. Ada Sembilan tulang yang membentuk cranium yaitu tulang frontal, oksipital, sphenoid, etmoid, temporal dua buah, parietal dua buah. Tulang-tulang tengkorak dihubungkan oleh sutura. Sedangkan tulang vertebra tersusun atas 34 buah tulang yang melindungi medulla spinalis yaitu 7 vertebra servikal, 5 vertebra lumbal, 12 vertebra torakal, 5 vertebra sakral, 5 vertebra koksigeal.

Tips menjalankan Puasa bagi Penderita Sakit Maag


Tips  menjalankan Puasa bagi Penderita Sakit Maag – Bulan yang ditunggu-tunggu umat islam didunia adalah bulan ramadhan, bulan penuh ampun dan berkah. Puasa hukumnya wajib bagi umat islam yang sudah baligh. Puasa adalah menahan atau mengontrol jiwa Anda untuk tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa : makan minum, hawa nafsu, emosi, dan godaan duniawi. 

Puasa itu wajib, tetapi yang menjadi masalah disini ada bagaimana dengan orang yang mengalami sakit. Sakit yang sering dialami beberapa orang itu Maag. Penyakit yang sering menghantui orang-orang kebanyak. Sebab maag ini sepertinya sepele banget hanya sakit perut dan tidak mengakibatkan orang itu menjadi sakit parah. Penyakit maag ini sering dialami orang-orang yang mengabaikan makan.
Jangan khawatir bagi Anda yang mengalami sakit maag waktu puasa. Sakit maag itu terbagi menjadi 2 kategori. 1 Maag Fungsional yaitu maag yang disebabkan kesalahan pola makan,emosi,stres dan beban pekerjaan. Maag yang kedua ini saya harus diperhatikan Maag organik ini disebabkan karena kelainan organ pencernaan (luka pada kerongkongan,usus dan lambung).

Puasa itu merupakan obat ampuh untuk menyembuhkan penyakit maag. Karena puasa itu melatih kesabaran dan mendekatkan diri pada Allah. Selain itu Anda harus mengatur pola makan Anda dan ada beberapa Tips ampuh untuk menjalankan puasa bagi penderita sakit maag:
  1. Makan Saur.
    Wajib untuk makan saur, karena saur itu akan digunakan energinya disiang hari dan untuk mencegah lambung Anda itu kosong sehingga tingkat keasaman lambung normal.
  2. Jangan Tidur setelah saur.
    Kebiasaan tidur habis saur ini tidak baik untuk Anda yang mengalami sakit maag . karena tidur itu proses pencernaan dalam tubuh Anda akan berkerja dan mengakibatkan lambung Anda sakit ketika bangun.(rasa lapar).
  3. Jangan bermalas-malasan.
    Puasa bukan berarti waktunya untuk bermalas-malasan atau tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Sebeneranya aktivitas(kerja) itu akan merangsang otak ntuk mengeluarkan hormon katekolamin yang berfungsi mengurangi asam lambung, mengurangi gerakan usus dan menghancrkan cadangan glikogen dan lemak. Sehingga Anda tidak akan mengalami sakit lambang lagi.
  4. Jangan Emosi dan stres.
    Emosi yang berlebihan akan memacu metabolisme Anda dan asam lambung meningkat dan sakit maaq akan kumat.
  5. Jangan menunda waktu buka puasa.
    Cepet untuk melakukan buka puasa saat adzan sudah berkumandan. Disarankan untuk minum yang hangat dan manis.
  6. Makan secukupnya.
    Hindari makan yang terlalu banyak waktu berbuka puasa. Makan yang banyak akan mengakibatkan lambung Anda jadi kaget dan membuat sakit.
  7. Minum obat maag.
    Minum obat maaq sesuai pentunjuk dan sesuai aturan dokter.
Dengan tujuh cara ampuh untuk menlakukan puasa bagi anda yang menderita sakit maag wajib dicoba. Puasa itu wajib dilakukan dan menjadi salah satu cara ampuh untuk menyembuhkan sakit maag Anda. Selamat menjalankan Puasa.

Jumat, 20 Juli 2012

Tips Hari pertama puasa


Tips hari pertama puasa – bulan suci ramadhan sangat ditunggu-tunggu umat islam diseluruh dunia ini. Bulan yang penuh berkah dan ampunnan ini sering dimanfaat untk mencari amal ibadah dengan cara menjalankan perintah wajib pada saat bulan suci ini adalah menjalankan puasa. Puasa itu menahan segala godaan mulai dari makan,minum,dan yang terahkir hawa nafsu.

Untuk menjalan puasa pada hari pertama itu mungkin ada yang menganggap sangat berat dari sangat melelahkan. Yang biasanya Anda melakukan aktivitas mulai dari makan dan kegiatan lain yang selalu mengiringi sehari-hari, Anda harus mulai menguranginya,menahan untuk tidak makan dalam satu hari padahal biasanya 1 hari makan 3X Anda harus menahan dari pagi sampai jam 18.00 untuk melakukan buka puasa. Selain menahan makan dan minum tetapi menahan hasrat-hasrat buruk, sifat negatif dan paling terpenting menjalankan shalat 5 waktu.
Tips sukses puasa hari pertama:
  1. Menrubah Pola Pikiran 
    Jika Anda sudah menganggap puasa itu berat maka akan terasa berat sekali. Karena pola pikiran Anda akan membebani Anda dan  menjadi beban puasa Anda.
  2. Kuatkan Niat.
    Sebenarnya faktor utama menjalankan puasa adalah niat yang kuat dan tulus. Kalau Anda sudah niat godaan seperti apapun pasti tidak akan mengoyahkan niat Anda.
  3. Jangan Banyak Tidur.
    Tidur itu memang ibadah tetapi jika Anda terlalu banyak tidur maka tubuh Anda akan terasa lemes dan males untuk menjalankan puasa. Bahaya bagi Anda yang sudah bekerja jika sudah terkenal penyakit males ini.
  4. Lakukan Rutinitas Seperti Biasa.
    Rutinitas yang kita kerjakan seperti biasanya saja. Jangan selalu menjadikan puasa alasan yang tidak masuk akal untuk tidak melakukan rutinitas itu. Kerja itu wajib bagi anda.
  5. Shalat 5 waktu.
    Cepat- cepat kerjakan shalat 5 waktu pada waktu yang tepat. Karena shalat itu akan membuat kita jadi semakin khusuk dan menghilangkan pikiran-pikiran Anda untk membatalkan puasa.
  6. Berkumpul dengan orang-orang yang berpuasa.
    Lingkungan akan mempergaruhi puasa Anda. Jika Anda berkumpul dengan orang-orang yang berpuasa pasti akan menjadi kuat puasa Anda.
Mungkin dengan cara tersebut Anda akan semakin menikmati puasa pada hari pertama. Buatlah puasa Anda menjadi puasa yang tidak pernah batal selama  1 bulan penuh. Puasa itu wajib dikerjakan bagi umat islam yang sudah baligh. Dengan tips diatas semoga Anda bisa menjalankan puasa hari pertama. Selamat menjalankan puasa.

Kamis, 19 Juli 2012

Angka Kuman Peralatan Makanan


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kuman Alat Makan

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, berdiameter antara 0,5-2,5 m. Bentuk ada bulat, batang, koma atau spiral. Selnya berisi sitoplasma ada yang berkapsul, berspora dan ada yang mempunyai flagella. DNA bakteri terdiri dari kromosom dan plasmid. Sistem reproduksinya dengan cara membelah diri dan dalam pengecatan gram ada yang bersifat gram positif dan gram negatif. Bakteri dapat menghasilkan toksin terdiri dari endotoksin dan eksotoksin (Maddox, 1994).

Pertumbuhan bakteri pada pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan setiap jenis bakteri membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu jenis dan jumlah mikroba yang dapat tumbuh kemudian menjadi dominan pada setiap pangan juga berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada pangan yaitu :
  1. Karakteristik pangan meliputi aktivitas air, nilai pH, kandungan zat gizi dan keberadaan senyawa anti mikroba.
  2. Kondisi lingkungan yang terdiri dari suhu, keberadaan oksigen dan kelembaban.
Angka kuman adalah perhitungan jumlah bakteri yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel bakteri hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi jumlah koloni yang tumbuh dihitung dari hasil perhitungan tersebut merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah dalam suspensi tersebut. Angka kuman alat makan ini digunakan sebagai indikator kebersihan peralatan makanan minuman yang telah dicuci.

Menurut Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Alat Makan dan Masak. Pusat laboratorium Kesehatan Depkes RI : 1991 alat makan yang digunakan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan seperti bahan peralatan, keutuhan peralatan, fungsi dan letak peralatan. Kandungan bakteri dalam alat makan harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh Depkes RI, yaitu peralatan makan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi 100/cm2 permukaan alat dan tidak boleh mengandung E.coli/cm2 permukaan alat. Bila lebih dari angka kuman yang ditentukan berarti tidak memenuhi syarat Kesehatan. Untuk membuktikan apakah lingkungan tempat penjualan makanan dan higiene perorangan dalam mengelola kebersihan alat makan dalam kondisi yang baik maka perlu pemeriksaan angka kuman alat makan tersebut.

Pemeriksaan angka kuman alat makan dilakukan dengan usap alat makan dan pemeriksaan angka kuman di laboratorium dengan metode PCA (Plate Count Agar). Bila angka kuman yang terdapat pada alat makan lebih dari 100koloni/cm2 hal ini dapat mengkontaminasi makanan yang disajikan kepada pengunjung. Sehingga makanan yang terkontaminasi oleh mikrobia masuk ke dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kuman alat makan
Faktor-faktor yang mempengaruhi uji angka kuman pada usap alat makan adalah :
  1. Bahan dasar alat makan: Bahan dasar piring antara lain dari kaca, keramik, plastik, perak dan lainnya. Bahan dasar sendok yang digunakan antara lain adalah stainless stell, kuningan, plastik, kaca dan lain-lain. Tekstur masing-masing alat makan ini berbeda sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
  2. Kondisi awal piring: Kondisi awal piring adalah kondisi awal dimana piring tersebut belum dibersihkan, sehingga masih ada kotoran yang menempel pada peralatan makan tersebut. Kotoran yang dapat menempel pada peralatan tersebut antra lain Karbohidrat (nasi, sayuran, kentang), Lemak /minyak (antara lain sisa-sisa margarin dan mentega), Protein(sisa daging, ikan, telur), serta Mineral, susu, dan endapan kerak.
  3. Air pencuci. Penggunaan air pencuci untuk mencuci harus banyak, mengalir dan selalu diganti setiap kali untuk mencegah sisa kotoran dari pi ring.
  4. Bak pencuci. Bak pencuci berhubungan dengan kontaminasi silang antara peralatan dan bak pencucian yang tidak bersih.
  5. Tenaga pencuci. Tenaga pencuci berhubungan dengan kualitas pencucian bahan makanan, peralatan makan dan peralatan masak yang d igu nakan.
  6. Alat penggosok. Alat penggosok tergantung dari jenis alat penggosok yang digunakan misalnya dari sabut atau zat pembuang bau seperti abu gosok, arang atau jeruk nipis.

Refference:
  • Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Alat Makan dan Masak. Ditjen PPM dan PLP Depkes RI: Jakarta. 1988
  • Mikrobiologi Pangan. Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Balai Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta. 2003
  • Higiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta. 2003
  • Mikrobiologi Pangan. Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta. 2003