Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kedokteran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmu Kedokteran. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Mei 2012

Atresia Duodenal

 
A. Pengertian
Atresia adalah tidak terbentukknya atau tersumbatnya suatu saluran dari organ-organ. Atresia Duodenal adalah tidak terbentuknya atau tersumbatnya duodenum (bagian terkecil dari usus halus) sehingga tidak dapat dilalui makanan yang akan ke usus.
Atresia duodenum merupakan salah satu abnormalitas usus yang biasa didalam ahli bedah pediatric. Atresia duodenal ini dijumpai satu diantara 300-4.500 kelahiran hidup. Lebih dari 40% dari kasus kelainan ini ditemukan pada bayi dengan sindrom down.

B. Etiologi
Penyebab dari atresia duodenum merupakan kelainan bawaan yang penyebabnya belum diketahui secara jelas. Namun kerusakan pada duodenum terjadi karena suplay darah yang rendah pada masa kehamilan sehingga duodenum mengalami penyempitan dan menjadi obstruksi. Akan tetapi dilhat dari jenis kelainan, atresia duodenal ini merupakan kelainan pengembangan embrionik saat masih dalam kehamilan.

C. Tanda dan Gejala
1. Perutnya menggelembung.
2. Muntah pertama sangat banyak, yang berwarna kehijau-hijauan.
3. Muntah berikutnya terjadi ketika tidak mendapatkan makanan selama beberapa waktu.
4. Tidak kencing setelah disusui.
5. Tidak ada gerakan husus setelah pengeluaran mekonium.

D. Angka Kejadian
Atresia duodenum merupakan salah satu abnormalitas usus yang biasa didalam ahli bedah pediatric. Atresia duodenal ini dijumpai satu diantara 300-4.500 kelahiran hidup. Lebih dari 40% dari kasus kelainan ini ditemukan pada bayi dengan sindrom down.

E. Manifestasi Klinik
Atresia duodeni pada bayi baru lahir harus dicurigai bila bayi tersebut muntah segera setelah lahir dan secara progesif menjadi buruk dengan pemberian makanan. Feces akan terlihat seperti mikonium normal, tetapi pada pemeriksaan tidak mengandung sel epitelium berlapis. Adanya sel epitel menunjukkan keutuhan atau kenormalan usus tersebut. Dengan adanya peningkatan dehidrasi, maka dapat menimbulkan demam, yaitu bersuhu 39o C yang merupakan indikasi peritonitis akibat ruktur dari atresia. Kelainan ini seringkali ditemukan sindrom down.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Dengan X-ray abdomen memperlihatkan pola gelembung ganda. Jika obstruksi tidak lengkap dapat ditemukan sejumlah kecil udara dalam usus bagian bawah.
2. Suatu enema barium dapat diperlihatkan berasosiasi dengan keadaan malrotasi.

G. Penatalaksanaan atau Pengobatan
Pada penderita atresia duodeni ini belum ditemukan obatnya. Jalan satu-satunya hanya dengan pembedahan.
Prinsip terapi :
1. Perawatan pra bedah :
a. Perawatan prabedah neonatus rutin.
b. Koreksi dehidrasi yang biasanya tidak pearah karena diagnosa dibuat secara dini.
c. Tuba naso gastric dengan drainase bebas dan penyedotan setiap jam.
2. Pembedahan
Pembedahan suatu duodena-duodenostomi mengurangi penyempitan obstruksi dan sisa usus diperiksa karena sering kali ditemukan obstruksi lanjut.
3. Perawatan pasca bedah
a. Perawatan pasca bedah neonatorum rutin.
b. Aspirasi setiap jam dari tuba gastrostomi yang mengalami drainase bebas.
c. Cairan intravena dilanjutkan sampai diberikan makanan melalui tuba.
Pemberian makanan transa nastomik yang berlanjut dengan kecepatan maksimun 1 ml per menit dimulai dalam 24 jam pasca bedah dimulai dengan dektrose dan secara berangsur-angsur diubah dalam jumlah dan konsistensinya hingga pada sekitar 7 hari pasca bedah dimana diberikan susu dengan kekuatan penuh. Untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit aspirat lambung dapat diganti melalui transanastomik dan ini dapat meniadakan kebutuhan untuk melanjutkan terapi intravena. Tidak jarang diperoleh volume aspirat yang besar dalam beberapa waktu pasca bedah, sampai beberapa minggu dalam beberapa kasus. Karena lambung yang berdilatasi dan duodenum bagian proksimal membutuhkan waktu untuk kembali pada fungsi yang normal. Jika hal ini menurun maka penyedotan gastromi tidak dilakukan terlalu sering dan makanan alternatif diberikan kedalam lambung selama 24 jam. Pemberian makanan peroral dapat dilakukan secara berangsur-angsur sebelum pengangkatan tuba gastromi berat badan bayi dimonitor secara seksama.

Cara menggunakan inkubator bagi BBLR adalah


Cara menggunakan inkubator bagi BBLR adalah
1. Membersihkan inkubator dengan disinfektan setiap hari dan bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan dipergunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservior (dapat menjadi tempat tumbuh bakteri berbahaya dan menyerang bayi)
4. Atur suhu inkubator sesuai umur dan berat bayi :
a. BB <1500 gram Umur 1-10 hari : 35⁰C, umur 11 hari-3 minggu : 34⁰C, umur 3-5minggu : 33⁰C, umur >5minggu : 32⁰C
b. BB 1500-2000 gram
Umur 1-10 hari :34⁰C, umur 11-4minggu : 33⁰C, umur >4 minggu : 32⁰C
c. BB 2100-2500 gram
Umur 1-2 hari : 34⁰C, umur 3hari-3minggu : 33⁰C, umur > 3 minggu : 32⁰C
d. BB >2500 gram
Umur 1-2 hari : 33⁰C, umur >2hari : 32⁰C.
(*bila jenis inkubator berdinding tebal, setiap perbedaan suhu antara suhu ruang dan suhu inkubator 7⁰C naikan suhu inkubator 1⁰C)
5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan
6. Bila memerlukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi dan segera kenakan pakaian kembali setelah pengamatan terapi selesai
7. Tutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutupagar inkubator tetap hangat
8. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
9. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruangan dan ukur suhu bayi peraksila setiap jam dalam 8 jam pertama kemudian setip 3 jam.
a. Bila suhu < 36⁰C atau >37⁰C, atur suhu inkubator secepatnya
b. Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah diatur, berarti inkubator tidak berfungsi baik. Atur suhu inkubator sampai tercapai suhu yang dikehendaki atau gunakan cara lain untukmenghangatkan bayi
10. Bila bayi tetap dingin walau suhu inkubator telah diatur, lakukan manajemen penanganan suhu tubuh abnormal
11. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya apabila bayi sudah tidak menunjukan tanda-tanda sakit.
5. Ruangan hangat
Ruangan hangat untuk menghangatkan bayi BBL, sering membuat petugas tidak nyaman, sehingga menurunkan suhu ruangan tanpa menambah alat penghangat untuk bayi. Cara menggunakan ruangan hangat bagi BBLR, yaitu
1. Pastikan bayi diberi pakaian hangat dan kepala diberi topi
2. Pastikan suhu ruangan paling rendah 26⁰C
a. BB 1500-2000 gram suhu ruangan 28-30⁰C
b. BB >2000 gram suhu ruangan 26-28⁰C
3. Letakan bayi dalam boks didalam kamar, jauhkan dari dinding yang dingin, jendela dan aliran udara
4. Ukur suhu tubuh bayi dan ruangan 4kali sehari
5. Pada malam hari, tambahkan sumber panas
Pemantauan
I. Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah 7 hari
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berat lahir >1500 gram dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
- Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
1. 150-200 g seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 g/hari)
2. 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 g/hari)
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebh dari 7 hari:
1. Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari.
2. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberia ASI tetap 180 ml/kg/hari
3. Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200 ml/kg/hari.
4. Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan diatas dalam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 ml/kg bb/hari, tangani sebagai kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat.

Rabu, 23 Mei 2012

Perbedaan usus halus dan usus besar pada anatomi

1). Perbedaan eksterna
a). Usus halus (kecuali duodenum) bersifat mobil, sedang kan colon asenden dan colon desenden terfiksasi tidak mudah bergerak.
b). Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibandingkan dengan usus besar yang terisi.
c). Usus halus (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke bawah menyilang garis tengah, menuju fosa iliaka kanan.
d). Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus. Pada usus besar (kecuali appendix) otot longitudinal tergabung dalam tiga pita yaitu taenia coli.
e). Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada dindingnya. Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan appandices epiploideae.
f). Dinding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular. (Patofisiologi edisi 6, 2006 )
2). Perbedaan interna
a). Mucosa usus halus mempunyai lipatan yang permanen yang dinamakan plica silcularis, sedangkan pada usus besar tidak ada.
b). Mukosa usus halus mempunyai fili, sedangkan mukosa usus besar tidak mempunyai.
c). Kelompokan jaringan limfoid (agmen feyer) ditemukan pada mukosa usus halus , jaringan limfoid ini tidak ditemukan pada usus besar (Patofisiologi edisi 6,2006 ).

Anatomi usus halus

Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, yejunum dan ileum. Panjang duodenum 26 cm, sedangkan yejunum + ileum : 6 m Dimana 2/5 bagian adalah yejunum (Snel, 89). Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus halus manusia dewasa adalah 5-6 m. Batas antara duodenum dan yejunum adalah ligamentum treits. Yejunum dan ileum dapat dibedakan dari :
1).Lekukan –lekukan yejunum terletak pada bagian atas rongga atas peritoneum di bawah sisi kiri mesocolon transversum ; ileum terletak pada bagian bawah rongga peritoneum dan dalam pelvis.
2). Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih permanen yaitu plica circularis, lebih besar, lebih banyak dan pada yejunum lebih berdekatan ; sedangkan pada bagian atas ileum lebar, dan pada bagian bawah lipatan ini tidak ada.
3). Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dibawah dan kanan aorta.
4). Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya menmbentuk satu atau dua arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek, yang beraal dari 3 atau 4 atau malahan lebih arkade.
5). Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan lemak jarang ditemukan didekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus.
6). Kelompokan jaringan limfoid (Agmen Feyer) terdapat pada mukosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir anti mesentrik( Patofisiologi edisi 6, 2006)