BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Kita sebagai calon guru ingin mengetahui apa hasil usaha kita bagi murid. Apakah murid itu bias berubah kea rah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang kita berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang kita ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai.
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberi hasil murid-murid yang baik di kemudian hari.[2]
1.2. Rumusan Masalah
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasi dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadap persaingan di eraglobalisasi dewasa ini. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa ( Eysenck dalam Slameto, 2003 : 170 ).
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik maupun pendidik
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar secara bersama-sama
1.4. Manfaat penelitian
1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajarkan pembelajaran kosakata bahasa Indonesia untuk merancang pembelajaran kosakata yang inofatif dan sebagai suatu alaternatif dalam mengoptimalkan waktu belajar siswa sehingga pembelajaran lebih bermanfaat .
2. Bagi siswa, penelitain ini melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktip dalam peroses pembelajaran baik antara siswa denang siswa maupun siswa dengan guru, dan
3. Bagi sekolah, intuisi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan media gambar dalam pelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian fisikologi pendidikan
1. Fisikologi Pendidikan Secara Harafiah
(Syah, 1997 / hal. 7) Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme. Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment �(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan). Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia. Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai �cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa �. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya. Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
2. Fisikologi Pendidikan Menurut Kamus Besar Indonesia
(Syah, 1997 / hal.10) Pendidikan berasal dari kata �didik�, yang mendapat awal me sehingga menjadi �mendidik� artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10) Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan Tardif (Syah, 1997 / hal. 10) Secara luas, pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Secara luas dan representatif, pendidikan iala the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life�s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan) Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 /hal. 11) Pendidikan diartikan sebagai ..... the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes etc. Usually the term is applied to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction) Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11) Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
3. Pengertian Psikologi Pendidikan Arthur S. Reber
(Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai � A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematistentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia
2.2. Pengertian Evaluasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajara.
Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Dalam hal ini ada tiga istilah yang hampir sama dalam pemakaian sehari-hari, agar tidak terjadi kesalahan letak dan pemakaian, maka Dr. Suharsimi Arikunto akan menegaskan sebagai berikut
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatau dengan satu ukuran, mengukur itu biasanya bersifat kuantitatif.
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatau dengan ukuran baik buruk, meniali itu biasanya bersifat kualitatif.
c. Evaluasi, dalam evaluasi ini meliputi kedua langkah di asta, dalam artian evaluasi itu mengukur dan juga menilai.
2.3. Dasar Evaluasi
Sebenarnya ada beberapa alasan yang mendasari adanya evaluai dalam pendidikan , akan tetapi di sini Sumadi Suryabrata membagi tiga kelompok alasan yang mendasar yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administrative.
� Dasar psikologis
? Di tinjau dari anak didik
Anak manusia yang belum dewasa pada umumnya belum mampu memilih ide dan melaksanakannya secara lepas dari pendukung ide tersebut. Mereka belum mandiri dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dan belum bisa berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan berpegang pada norma-norma yang berasal dari luar dirinya, yaitu orang dewasa dan termasuk pula seorang guru.
? Di tinjau dari pendidik
Orang tua adalah orang yang pertama yang mempunyai kepentingan mengenai pendidikan anak-anakya. Oleh karenanya mereka secara psikologis ingin mengetahui hasil belajar anak-anak mereka.
� Dasar didaktis
? Di tinjau dari segi anak didik
Keberhasilan anak didik dalam mencapai status yang terhormat akan menimbulkan kepuasan tersendiri, kepuasan yang senantiasa akan di perolehnya dalam waktu-waktu lain. Akibatnya siswa akan termotivasi dengan cukup besar untuk belajar yang lebih giat lagi, begitu juga sebaliknya, bila siswa mengetahui status dalam kelompoknya, mereka akan berusaha agar hasil yang kurang menyenangkan tidak terulang lagi.
? Di tinjau dari segi pendidik
Hasil yang di capai oleh siswa akan member petunjuk kepada guru, dalam hal-hal yang dia berhasil dan gagal, karena semua itu akan menjadi bakal mendasar pada saat-saat berikutnya.
� Dasar administrative
Jika semua kebutuhan ingin terpenuhi maka penilaian harus di lakukan karena tanpa data dan informasi yang di peroleh dari evaluasi, maka petugas dalam lembaga pendidikan tidak mungkin dapat mengisi raport, STTB, menentukan naik kelas atau tidak dan sejenisnya.
2.4. Subjek Dan Sasaran Evaluasi
2.4.1. Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.4.2. Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
� In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
? Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
? Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
? Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes sikap.
� Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.
� Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
� Kurikulum/materi
� Metode dan cara penilaian
� Media
� Sistem administrasi
� Pendidik dan anggotahnya.
� Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.
2.5. Jenis-Jenis Evaluasi
2.5.1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
1. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. `Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2.5.2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.5.3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
1. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
2.5.4. Jenis Evalusi Berdasarkan Objek Dan Subjek
� Berdasarkan Objek
? Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
? Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
? Evaluasi output
Evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
? Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil Pembelajaran Berdasarkan Subjek
? Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
? Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
2.6. Tujuan Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
2.7. Media Pembelajaran
Istilah media pembelajaran berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari �medium� yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapt menyallurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada darasnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran . (Aristo Rahadi, 2003 ; 9 )
Gagne ( dalam Diknas, 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sanada itu, Briggs (dalam Dikans , 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Rudy Bretz ( 1971 ) (dalam Diknas, 2003 : 19 ) mengidentifikasikan jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan 3 unsur pokok, yaitu : suara, fisual dan gerak. Berdasarkan 3 unsur tersebut, Bretz mengkelasifikasikan media pembelajaran kedalam 7 kelompok, yaitu Media
a. Audio
b. Media cetak
c. Media visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audia visual diam
Terkait dengan jenis-jenis media pembelajaran yang diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok dan dikelasifikasikan menjadi 7 kelompok media pembelajaran oleh Rudy Bretz, maka oleh Berlo (1960) dal buku teks universitas terbuka (2000 : 5.4 ) media pembelajaran secara singkat diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok yaitu : Media Visual, Media Audio, Media audio Visual
1. Media visual yaitu :
Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penggelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu isi atau materi ajaran. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam (still pictures ) atau bergerak (motion pictures). Media visual terdiri dari 3 kelompok
1. media visual yang tidak diproyeksikan yaitu : media visual berupa gambar diam atau mati (still Pictures ). Gambar diam atau mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara foto gerafik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek lainnya yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan disajikan pa da siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan dengan gambar yang lainnya.
2. Media grafis yaitu : media pandang 2 dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara kuhusu untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur unsur yang terdapat media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk menggungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbul (lambang). Karakteristik daripada media grafis ini adalah sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau di bawa.
3. Media relia dan model yaitu : media yang merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, mata uang, tumbuhan, dan binatang. Model adalah media 3 dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media ini merupakan tiruan dari beberapa obyek nyata, seperti obyek yang terlalu besar, yang terlalu jauh, terlalu kecil, dan terlalu mahal yang terlalu sulit dibawa kedalam kelas dan yang sulit dipelajari siswa wujud aslinya.
2. Media audio yaitu :
media yang mengandung pesan dalam bentuk aoditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio melipputi : program kaset suara dan program audio .Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan asfek-aspek keterampilan medengarkan.
3. Media aodia visual ialah :
media yang merupakan kombinasi audio dengan visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Suara barang tentu kalau mempergunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar pada siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran atau tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu perperan sebagai penyaji tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, peran guru bisa beralih menjadi fasilitaor belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio visual diantaranya :program vidio atau televisi pendidikan, vidio/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini penelitian menggunakan media gambar yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).dalm media visual ini penelitian menggunakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik yang disesuaikan dengan IPA yang disajikan.
Adapun IPA yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu IPA tentang fungsinya struktur kerangka tubuh manusia dengan kerangka beberapa macam bagian kerangka tubuh manusia dalam fungsinya.
Pemilihan media visual yang tidak diproyeksikan dalam penelitian ini karena media gambar memiliki karakteristik sederhana dan mudah diproleh dengan keunggukan/keuntungan yang dapat diperoleh dalam emnggunakan media visual (media gambar diam) antara lain :
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik.
- Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
- Mudah menggunkannya dan tidak memerlukan peralatan lain
- Tidak mahal bahkan mungkin tenpa mengeluarkan biaya untuk mengadakannya, dan
- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran/disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada. 2009
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal
28 Maret 2010
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal 28 Maret
2010
Mustaqim. Psikologi Pendidikan Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008
Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Sagala,Syaiful.Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta, 2005),h.63