BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Kita sebagai calon guru ingin mengetahui apa hasil usaha kita bagi murid. Apakah murid itu bias berubah kea rah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang kita berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang kita ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai.
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberi hasil murid-murid yang baik di kemudian hari.[2]
1.2. Rumusan Masalah
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasi dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadap persaingan di eraglobalisasi dewasa ini. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa ( Eysenck dalam Slameto, 2003 : 170 ).
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik maupun pendidik
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar secara bersama-sama
1.4. Manfaat penelitian
1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajarkan pembelajaran kosakata bahasa Indonesia untuk merancang pembelajaran kosakata yang inofatif dan sebagai suatu alaternatif dalam mengoptimalkan waktu belajar siswa sehingga pembelajaran lebih bermanfaat .
2. Bagi siswa, penelitain ini melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktip dalam peroses pembelajaran baik antara siswa denang siswa maupun siswa dengan guru, dan
3. Bagi sekolah, intuisi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan media gambar dalam pelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian fisikologi pendidikan
1. Fisikologi Pendidikan Secara Harafiah
(Syah, 1997 / hal. 7) Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme. Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment �(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan). Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia. Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai �cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa �. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya. Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
2. Fisikologi Pendidikan Menurut Kamus Besar Indonesia
(Syah, 1997 / hal.10) Pendidikan berasal dari kata �didik�, yang mendapat awal me sehingga menjadi �mendidik� artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10) Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan Tardif (Syah, 1997 / hal. 10) Secara luas, pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Secara luas dan representatif, pendidikan iala the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life�s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan) Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 /hal. 11) Pendidikan diartikan sebagai ..... the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes etc. Usually the term is applied to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction) Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11) Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
3. Pengertian Psikologi Pendidikan Arthur S. Reber
(Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai � A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematistentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia
2.2. Pengertian Evaluasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajara.
Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Dalam hal ini ada tiga istilah yang hampir sama dalam pemakaian sehari-hari, agar tidak terjadi kesalahan letak dan pemakaian, maka Dr. Suharsimi Arikunto akan menegaskan sebagai berikut
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatau dengan satu ukuran, mengukur itu biasanya bersifat kuantitatif.
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatau dengan ukuran baik buruk, meniali itu biasanya bersifat kualitatif.
c. Evaluasi, dalam evaluasi ini meliputi kedua langkah di asta, dalam artian evaluasi itu mengukur dan juga menilai.
2.3. Dasar Evaluasi
Sebenarnya ada beberapa alasan yang mendasari adanya evaluai dalam pendidikan , akan tetapi di sini Sumadi Suryabrata membagi tiga kelompok alasan yang mendasar yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administrative.
� Dasar psikologis
? Di tinjau dari anak didik
Anak manusia yang belum dewasa pada umumnya belum mampu memilih ide dan melaksanakannya secara lepas dari pendukung ide tersebut. Mereka belum mandiri dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dan belum bisa berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan berpegang pada norma-norma yang berasal dari luar dirinya, yaitu orang dewasa dan termasuk pula seorang guru.
? Di tinjau dari pendidik
Orang tua adalah orang yang pertama yang mempunyai kepentingan mengenai pendidikan anak-anakya. Oleh karenanya mereka secara psikologis ingin mengetahui hasil belajar anak-anak mereka.
� Dasar didaktis
? Di tinjau dari segi anak didik
Keberhasilan anak didik dalam mencapai status yang terhormat akan menimbulkan kepuasan tersendiri, kepuasan yang senantiasa akan di perolehnya dalam waktu-waktu lain. Akibatnya siswa akan termotivasi dengan cukup besar untuk belajar yang lebih giat lagi, begitu juga sebaliknya, bila siswa mengetahui status dalam kelompoknya, mereka akan berusaha agar hasil yang kurang menyenangkan tidak terulang lagi.
? Di tinjau dari segi pendidik
Hasil yang di capai oleh siswa akan member petunjuk kepada guru, dalam hal-hal yang dia berhasil dan gagal, karena semua itu akan menjadi bakal mendasar pada saat-saat berikutnya.
� Dasar administrative
Jika semua kebutuhan ingin terpenuhi maka penilaian harus di lakukan karena tanpa data dan informasi yang di peroleh dari evaluasi, maka petugas dalam lembaga pendidikan tidak mungkin dapat mengisi raport, STTB, menentukan naik kelas atau tidak dan sejenisnya.
2.4. Subjek Dan Sasaran Evaluasi
2.4.1. Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.4.2. Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
� In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
? Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
? Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
? Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes sikap.
� Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.
� Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
� Kurikulum/materi
� Metode dan cara penilaian
� Media
� Sistem administrasi
� Pendidik dan anggotahnya.
� Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.
2.5. Jenis-Jenis Evaluasi
2.5.1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
1. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. `Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2.5.2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.5.3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
1. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
2.5.4. Jenis Evalusi Berdasarkan Objek Dan Subjek
� Berdasarkan Objek
? Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
? Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
? Evaluasi output
Evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
? Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil Pembelajaran Berdasarkan Subjek
? Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
? Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
2.6. Tujuan Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
2.7. Media Pembelajaran
Istilah media pembelajaran berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari �medium� yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapt menyallurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada darasnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran . (Aristo Rahadi, 2003 ; 9 )
Gagne ( dalam Diknas, 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sanada itu, Briggs (dalam Dikans , 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Rudy Bretz ( 1971 ) (dalam Diknas, 2003 : 19 ) mengidentifikasikan jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan 3 unsur pokok, yaitu : suara, fisual dan gerak. Berdasarkan 3 unsur tersebut, Bretz mengkelasifikasikan media pembelajaran kedalam 7 kelompok, yaitu Media
a. Audio
b. Media cetak
c. Media visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audia visual diam
Terkait dengan jenis-jenis media pembelajaran yang diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok dan dikelasifikasikan menjadi 7 kelompok media pembelajaran oleh Rudy Bretz, maka oleh Berlo (1960) dal buku teks universitas terbuka (2000 : 5.4 ) media pembelajaran secara singkat diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok yaitu : Media Visual, Media Audio, Media audio Visual
1. Media visual yaitu :
Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penggelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu isi atau materi ajaran. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam (still pictures ) atau bergerak (motion pictures). Media visual terdiri dari 3 kelompok
1. media visual yang tidak diproyeksikan yaitu : media visual berupa gambar diam atau mati (still Pictures ). Gambar diam atau mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara foto gerafik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek lainnya yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan disajikan pa da siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan dengan gambar yang lainnya.
2. Media grafis yaitu : media pandang 2 dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara kuhusu untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur unsur yang terdapat media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk menggungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbul (lambang). Karakteristik daripada media grafis ini adalah sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau di bawa.
3. Media relia dan model yaitu : media yang merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, mata uang, tumbuhan, dan binatang. Model adalah media 3 dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media ini merupakan tiruan dari beberapa obyek nyata, seperti obyek yang terlalu besar, yang terlalu jauh, terlalu kecil, dan terlalu mahal yang terlalu sulit dibawa kedalam kelas dan yang sulit dipelajari siswa wujud aslinya.
2. Media audio yaitu :
media yang mengandung pesan dalam bentuk aoditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio melipputi : program kaset suara dan program audio .Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan asfek-aspek keterampilan medengarkan.
3. Media aodia visual ialah :
media yang merupakan kombinasi audio dengan visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Suara barang tentu kalau mempergunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar pada siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran atau tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu perperan sebagai penyaji tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, peran guru bisa beralih menjadi fasilitaor belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio visual diantaranya :program vidio atau televisi pendidikan, vidio/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini penelitian menggunakan media gambar yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).dalm media visual ini penelitian menggunakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik yang disesuaikan dengan IPA yang disajikan.
Adapun IPA yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu IPA tentang fungsinya struktur kerangka tubuh manusia dengan kerangka beberapa macam bagian kerangka tubuh manusia dalam fungsinya.
Pemilihan media visual yang tidak diproyeksikan dalam penelitian ini karena media gambar memiliki karakteristik sederhana dan mudah diproleh dengan keunggukan/keuntungan yang dapat diperoleh dalam emnggunakan media visual (media gambar diam) antara lain :
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik.
- Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
- Mudah menggunkannya dan tidak memerlukan peralatan lain
- Tidak mahal bahkan mungkin tenpa mengeluarkan biaya untuk mengadakannya, dan
- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran/disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada. 2009
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal
28 Maret 2010
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal 28 Maret
2010
Mustaqim. Psikologi Pendidikan Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008
Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Sagala,Syaiful.Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta, 2005),h.63
Sabtu, 23 Juli 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Kita sebagai calon guru ingin mengetahui apa hasil usaha kita bagi murid. Apakah murid itu bias berubah kea rah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang kita berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang kita ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai.
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberi hasil murid-murid yang baik di kemudian hari.[2]
1.2. Rumusan Masalah
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasi dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadap persaingan di eraglobalisasi dewasa ini. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa ( Eysenck dalam Slameto, 2003 : 170 ).
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik maupun pendidik
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar secara bersama-sama
1.4. Manfaat penelitian
1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajarkan pembelajaran kosakata bahasa Indonesia untuk merancang pembelajaran kosakata yang inofatif dan sebagai suatu alaternatif dalam mengoptimalkan waktu belajar siswa sehingga pembelajaran lebih bermanfaat .
2. Bagi siswa, penelitain ini melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktip dalam peroses pembelajaran baik antara siswa denang siswa maupun siswa dengan guru, dan
3. Bagi sekolah, intuisi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan media gambar dalam pelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian fisikologi pendidikan
1. Fisikologi Pendidikan Secara Harafiah
(Syah, 1997 / hal. 7) Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme. Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment �(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan). Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia. Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai �cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa �. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya. Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
2. Fisikologi Pendidikan Menurut Kamus Besar Indonesia
(Syah, 1997 / hal.10) Pendidikan berasal dari kata �didik�, yang mendapat awal me sehingga menjadi �mendidik� artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10) Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan Tardif (Syah, 1997 / hal. 10) Secara luas, pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Secara luas dan representatif, pendidikan iala the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life�s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan) Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 /hal. 11) Pendidikan diartikan sebagai ..... the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes etc. Usually the term is applied to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction) Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11) Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
3. Pengertian Psikologi Pendidikan Arthur S. Reber
(Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai � A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematistentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia
2.2. Pengertian Evaluasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajara.
Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Dalam hal ini ada tiga istilah yang hampir sama dalam pemakaian sehari-hari, agar tidak terjadi kesalahan letak dan pemakaian, maka Dr. Suharsimi Arikunto akan menegaskan sebagai berikut
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatau dengan satu ukuran, mengukur itu biasanya bersifat kuantitatif.
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatau dengan ukuran baik buruk, meniali itu biasanya bersifat kualitatif.
c. Evaluasi, dalam evaluasi ini meliputi kedua langkah di asta, dalam artian evaluasi itu mengukur dan juga menilai.
2.3. Dasar Evaluasi
Sebenarnya ada beberapa alasan yang mendasari adanya evaluai dalam pendidikan , akan tetapi di sini Sumadi Suryabrata membagi tiga kelompok alasan yang mendasar yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administrative.
� Dasar psikologis
? Di tinjau dari anak didik
Anak manusia yang belum dewasa pada umumnya belum mampu memilih ide dan melaksanakannya secara lepas dari pendukung ide tersebut. Mereka belum mandiri dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dan belum bisa berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan berpegang pada norma-norma yang berasal dari luar dirinya, yaitu orang dewasa dan termasuk pula seorang guru.
? Di tinjau dari pendidik
Orang tua adalah orang yang pertama yang mempunyai kepentingan mengenai pendidikan anak-anakya. Oleh karenanya mereka secara psikologis ingin mengetahui hasil belajar anak-anak mereka.
� Dasar didaktis
? Di tinjau dari segi anak didik
Keberhasilan anak didik dalam mencapai status yang terhormat akan menimbulkan kepuasan tersendiri, kepuasan yang senantiasa akan di perolehnya dalam waktu-waktu lain. Akibatnya siswa akan termotivasi dengan cukup besar untuk belajar yang lebih giat lagi, begitu juga sebaliknya, bila siswa mengetahui status dalam kelompoknya, mereka akan berusaha agar hasil yang kurang menyenangkan tidak terulang lagi.
? Di tinjau dari segi pendidik
Hasil yang di capai oleh siswa akan member petunjuk kepada guru, dalam hal-hal yang dia berhasil dan gagal, karena semua itu akan menjadi bakal mendasar pada saat-saat berikutnya.
� Dasar administrative
Jika semua kebutuhan ingin terpenuhi maka penilaian harus di lakukan karena tanpa data dan informasi yang di peroleh dari evaluasi, maka petugas dalam lembaga pendidikan tidak mungkin dapat mengisi raport, STTB, menentukan naik kelas atau tidak dan sejenisnya.
2.4. Subjek Dan Sasaran Evaluasi
2.4.1. Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.4.2. Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
� In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
? Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
? Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
? Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes sikap.
� Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.
� Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
� Kurikulum/materi
� Metode dan cara penilaian
� Media
� Sistem administrasi
� Pendidik dan anggotahnya.
� Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.
2.5. Jenis-Jenis Evaluasi
2.5.1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
1. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. `Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2.5.2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.5.3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
1. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
2.5.4. Jenis Evalusi Berdasarkan Objek Dan Subjek
� Berdasarkan Objek
? Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
? Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
? Evaluasi output
Evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
? Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil Pembelajaran Berdasarkan Subjek
? Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
? Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
2.6. Tujuan Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
2.7. Media Pembelajaran
Istilah media pembelajaran berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari �medium� yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapt menyallurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada darasnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran . (Aristo Rahadi, 2003 ; 9 )
Gagne ( dalam Diknas, 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sanada itu, Briggs (dalam Dikans , 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Rudy Bretz ( 1971 ) (dalam Diknas, 2003 : 19 ) mengidentifikasikan jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan 3 unsur pokok, yaitu : suara, fisual dan gerak. Berdasarkan 3 unsur tersebut, Bretz mengkelasifikasikan media pembelajaran kedalam 7 kelompok, yaitu Media
a. Audio
b. Media cetak
c. Media visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audia visual diam
Terkait dengan jenis-jenis media pembelajaran yang diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok dan dikelasifikasikan menjadi 7 kelompok media pembelajaran oleh Rudy Bretz, maka oleh Berlo (1960) dal buku teks universitas terbuka (2000 : 5.4 ) media pembelajaran secara singkat diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok yaitu : Media Visual, Media Audio, Media audio Visual
1. Media visual yaitu :
Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penggelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu isi atau materi ajaran. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam (still pictures ) atau bergerak (motion pictures). Media visual terdiri dari 3 kelompok
1. media visual yang tidak diproyeksikan yaitu : media visual berupa gambar diam atau mati (still Pictures ). Gambar diam atau mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara foto gerafik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek lainnya yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan disajikan pa da siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan dengan gambar yang lainnya.
2. Media grafis yaitu : media pandang 2 dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara kuhusu untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur unsur yang terdapat media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk menggungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbul (lambang). Karakteristik daripada media grafis ini adalah sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau di bawa.
3. Media relia dan model yaitu : media yang merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, mata uang, tumbuhan, dan binatang. Model adalah media 3 dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media ini merupakan tiruan dari beberapa obyek nyata, seperti obyek yang terlalu besar, yang terlalu jauh, terlalu kecil, dan terlalu mahal yang terlalu sulit dibawa kedalam kelas dan yang sulit dipelajari siswa wujud aslinya.
2. Media audio yaitu :
media yang mengandung pesan dalam bentuk aoditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio melipputi : program kaset suara dan program audio .Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan asfek-aspek keterampilan medengarkan.
3. Media aodia visual ialah :
media yang merupakan kombinasi audio dengan visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Suara barang tentu kalau mempergunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar pada siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran atau tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu perperan sebagai penyaji tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, peran guru bisa beralih menjadi fasilitaor belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio visual diantaranya :program vidio atau televisi pendidikan, vidio/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini penelitian menggunakan media gambar yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).dalm media visual ini penelitian menggunakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik yang disesuaikan dengan IPA yang disajikan.
Adapun IPA yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu IPA tentang fungsinya struktur kerangka tubuh manusia dengan kerangka beberapa macam bagian kerangka tubuh manusia dalam fungsinya.
Pemilihan media visual yang tidak diproyeksikan dalam penelitian ini karena media gambar memiliki karakteristik sederhana dan mudah diproleh dengan keunggukan/keuntungan yang dapat diperoleh dalam emnggunakan media visual (media gambar diam) antara lain :
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik.
- Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
- Mudah menggunkannya dan tidak memerlukan peralatan lain
- Tidak mahal bahkan mungkin tenpa mengeluarkan biaya untuk mengadakannya, dan
- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran/disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada. 2009
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal
28 Maret 2010
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal 28 Maret
2010
Mustaqim. Psikologi Pendidikan Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008
Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Sagala,Syaiful.Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta, 2005),h.63
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri
Kita sebagai calon guru ingin mengetahui apa hasil usaha kita bagi murid. Apakah murid itu bias berubah kea rah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang kita berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang kita ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai.
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberi hasil murid-murid yang baik di kemudian hari.[2]
1.2. Rumusan Masalah
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasi dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadap persaingan di eraglobalisasi dewasa ini. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa ( Eysenck dalam Slameto, 2003 : 170 ).
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik maupun pendidik
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar
Pada peserta didik
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar secara bersama-sama
1.4. Manfaat penelitian
1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajarkan pembelajaran kosakata bahasa Indonesia untuk merancang pembelajaran kosakata yang inofatif dan sebagai suatu alaternatif dalam mengoptimalkan waktu belajar siswa sehingga pembelajaran lebih bermanfaat .
2. Bagi siswa, penelitain ini melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktip dalam peroses pembelajaran baik antara siswa denang siswa maupun siswa dengan guru, dan
3. Bagi sekolah, intuisi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan media gambar dalam pelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian fisikologi pendidikan
1. Fisikologi Pendidikan Secara Harafiah
(Syah, 1997 / hal. 7) Berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu : psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi berarti ilmu jiwa. William James (Syah, 1997/ hal. 8) menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental John B. Watson (Syah, 1997 / hal.8) mengubah definisi psikologi menurut James menjadi ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behaviour) organisme. Caplin (Syah, 1997 / hal. 8) mendefinisikan psikologi sebagai the science of human and animal behavior, the study of of the organisme in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment �(Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan lingkungan). Edwin G. Boring dan Herbert S. Langfeld (Sarwono dalam Syah, 1997 / hal.8) mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang hakikat manusia. Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal.8) membatasi psiklogi sebagai �cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan aas gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa �. Dimana gejala-gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa tersebut meliputi respon organisme dan hubungannya dengan lingkungannya. Syah (1997 / hal.9) membuat kesimpulan tentang pengertian psikologi dari beberapa definisi di atas, dimana psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
2. Fisikologi Pendidikan Menurut Kamus Besar Indonesia
(Syah, 1997 / hal.10) Pendidikan berasal dari kata �didik�, yang mendapat awal me sehingga menjadi �mendidik� artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan Menurut McLeod (Syah, 1997 / hal. 10) Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidikan) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan Tardif (Syah, 1997 / hal. 10) Secara luas, pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Secara luas dan representatif, pendidikan iala the total process of developing human abilities and behaviors, drawing on almost all life�s experience (seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan) Menurut Dictionary of Psychology (Syah, 1997 /hal. 11) Pendidikan diartikan sebagai ..... the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes etc. Usually the term is applied to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah, madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah, madrasah dan institusi-institusi lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction) Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1997 / hal. 11) Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
3. Pengertian Psikologi Pendidikan Arthur S. Reber
(Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai � A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematistentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia
2.2. Pengertian Evaluasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajara.
Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Dalam hal ini ada tiga istilah yang hampir sama dalam pemakaian sehari-hari, agar tidak terjadi kesalahan letak dan pemakaian, maka Dr. Suharsimi Arikunto akan menegaskan sebagai berikut
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatau dengan satu ukuran, mengukur itu biasanya bersifat kuantitatif.
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatau dengan ukuran baik buruk, meniali itu biasanya bersifat kualitatif.
c. Evaluasi, dalam evaluasi ini meliputi kedua langkah di asta, dalam artian evaluasi itu mengukur dan juga menilai.
2.3. Dasar Evaluasi
Sebenarnya ada beberapa alasan yang mendasari adanya evaluai dalam pendidikan , akan tetapi di sini Sumadi Suryabrata membagi tiga kelompok alasan yang mendasar yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administrative.
� Dasar psikologis
? Di tinjau dari anak didik
Anak manusia yang belum dewasa pada umumnya belum mampu memilih ide dan melaksanakannya secara lepas dari pendukung ide tersebut. Mereka belum mandiri dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dan belum bisa berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan berpegang pada norma-norma yang berasal dari luar dirinya, yaitu orang dewasa dan termasuk pula seorang guru.
? Di tinjau dari pendidik
Orang tua adalah orang yang pertama yang mempunyai kepentingan mengenai pendidikan anak-anakya. Oleh karenanya mereka secara psikologis ingin mengetahui hasil belajar anak-anak mereka.
� Dasar didaktis
? Di tinjau dari segi anak didik
Keberhasilan anak didik dalam mencapai status yang terhormat akan menimbulkan kepuasan tersendiri, kepuasan yang senantiasa akan di perolehnya dalam waktu-waktu lain. Akibatnya siswa akan termotivasi dengan cukup besar untuk belajar yang lebih giat lagi, begitu juga sebaliknya, bila siswa mengetahui status dalam kelompoknya, mereka akan berusaha agar hasil yang kurang menyenangkan tidak terulang lagi.
? Di tinjau dari segi pendidik
Hasil yang di capai oleh siswa akan member petunjuk kepada guru, dalam hal-hal yang dia berhasil dan gagal, karena semua itu akan menjadi bakal mendasar pada saat-saat berikutnya.
� Dasar administrative
Jika semua kebutuhan ingin terpenuhi maka penilaian harus di lakukan karena tanpa data dan informasi yang di peroleh dari evaluasi, maka petugas dalam lembaga pendidikan tidak mungkin dapat mengisi raport, STTB, menentukan naik kelas atau tidak dan sejenisnya.
2.4. Subjek Dan Sasaran Evaluasi
2.4.1. Subjek Evaluasi
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.4.2. Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya, meliputi : Input, Transformasi dan Out put.
� In Put
Berkenaan dengan hal ini ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk mencapai hasil yang di inginkan, yaitu :
? Kemampuan
Jika sebuah institusi menginginkan out put yang berguna bagi nusa dan bangsa maka haruslah memperhatikan atau memilah-milah kemampuan dari beberapa calon murid. Adapun tes yang di gunakan adalah tes kemampuan.
? Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatau yang terdapat pada diri manusia serta tampak bentuknya dalam tingkah laku, sehingga seorang pendidik akan mengetahui satu-persatu calon peserta didiknya. Adapun alat yang di pakai adalah tes kepribadian.
? Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia yang menggambarkan kepribadian seseorang, akan tetapi karena sikap ini sangat menonjol dalam pergaulan maka banyak orang yang ingin tahu lebih dalam informasi khusus terkait dengannya. Adapun alat yang di pakai adalah tes sikap.
� Intelegensi
Dalam hal ini para ahli seperti binet dan simon menciptakan tes buatan yang di kenal dengan tes binet-simon yang dapat mengetahui IQ seseorang, karena IQ bukanlah intelegensi.
� Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
� Kurikulum/materi
� Metode dan cara penilaian
� Media
� Sistem administrasi
� Pendidik dan anggotahnya.
� Out Put
Penilaian atas lulusan suatu sekolah di lakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkah pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program tersebut dengan menggunakan tes pencapaian.
2.5. Jenis-Jenis Evaluasi
2.5.1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
1. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. `Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2.5.2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.5.3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
1. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
2.5.4. Jenis Evalusi Berdasarkan Objek Dan Subjek
� Berdasarkan Objek
? Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
? Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
? Evaluasi output
Evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
? Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil Pembelajaran Berdasarkan Subjek
? Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
? Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
2.6. Tujuan Evaluasi
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
c. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
d. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
2.7. Media Pembelajaran
Istilah media pembelajaran berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari �medium� yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapt menyallurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada darasnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran . (Aristo Rahadi, 2003 ; 9 )
Gagne ( dalam Diknas, 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sanada itu, Briggs (dalam Dikans , 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Rudy Bretz ( 1971 ) (dalam Diknas, 2003 : 19 ) mengidentifikasikan jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan 3 unsur pokok, yaitu : suara, fisual dan gerak. Berdasarkan 3 unsur tersebut, Bretz mengkelasifikasikan media pembelajaran kedalam 7 kelompok, yaitu Media
a. Audio
b. Media cetak
c. Media visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audia visual diam
Terkait dengan jenis-jenis media pembelajaran yang diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok dan dikelasifikasikan menjadi 7 kelompok media pembelajaran oleh Rudy Bretz, maka oleh Berlo (1960) dal buku teks universitas terbuka (2000 : 5.4 ) media pembelajaran secara singkat diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok yaitu : Media Visual, Media Audio, Media audio Visual
1. Media visual yaitu :
Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penggelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu isi atau materi ajaran. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam (still pictures ) atau bergerak (motion pictures). Media visual terdiri dari 3 kelompok
1. media visual yang tidak diproyeksikan yaitu : media visual berupa gambar diam atau mati (still Pictures ). Gambar diam atau mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara foto gerafik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek lainnya yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan disajikan pa da siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan dengan gambar yang lainnya.
2. Media grafis yaitu : media pandang 2 dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara kuhusu untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur unsur yang terdapat media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk menggungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbul (lambang). Karakteristik daripada media grafis ini adalah sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau di bawa.
3. Media relia dan model yaitu : media yang merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, mata uang, tumbuhan, dan binatang. Model adalah media 3 dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media ini merupakan tiruan dari beberapa obyek nyata, seperti obyek yang terlalu besar, yang terlalu jauh, terlalu kecil, dan terlalu mahal yang terlalu sulit dibawa kedalam kelas dan yang sulit dipelajari siswa wujud aslinya.
2. Media audio yaitu :
media yang mengandung pesan dalam bentuk aoditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio melipputi : program kaset suara dan program audio .Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan asfek-aspek keterampilan medengarkan.
3. Media aodia visual ialah :
media yang merupakan kombinasi audio dengan visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Suara barang tentu kalau mempergunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar pada siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran atau tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu perperan sebagai penyaji tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, peran guru bisa beralih menjadi fasilitaor belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio visual diantaranya :program vidio atau televisi pendidikan, vidio/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini penelitian menggunakan media gambar yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).dalm media visual ini penelitian menggunakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik yang disesuaikan dengan IPA yang disajikan.
Adapun IPA yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu IPA tentang fungsinya struktur kerangka tubuh manusia dengan kerangka beberapa macam bagian kerangka tubuh manusia dalam fungsinya.
Pemilihan media visual yang tidak diproyeksikan dalam penelitian ini karena media gambar memiliki karakteristik sederhana dan mudah diproleh dengan keunggukan/keuntungan yang dapat diperoleh dalam emnggunakan media visual (media gambar diam) antara lain :
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi realistik.
- Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
- Mudah menggunkannya dan tidak memerlukan peralatan lain
- Tidak mahal bahkan mungkin tenpa mengeluarkan biaya untuk mengadakannya, dan
- Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran/disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada. 2009
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal
28 Maret 2010
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal 28 Maret
2010
Mustaqim. Psikologi Pendidikan Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008
Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008
Sagala,Syaiful.Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta, 2005),h.63
Rabu, 06 Juli 2011
laporan praktikum tentang Georeferencing
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Georeferencing adalah proses scaling, berputar, menerjemahkan dan deskewing gambar agar sesuai dengan ukuran tertentu dan posisi.
Para georeferensi jangka panjang akan menjadi asing bagi pengguna GIS, tetapi umum CAD pengguna mungkin belum pernah melihat kata sebelumnya, meskipun fungsi ini sangat berguna untuk pekerjaan mereka. The word was originally used to describe the process of referencing a map image to a geo graphic location. Kata awalnya digunakan untuk menggambarkan proses dari referensi gambar peta ke lokasi geografis grafis.
Untuk sesuatu georeferensi berarti untuk mendefinisikan keberadaannya di ruang fisik, Artinya, mendirikan perusahaan lokasi dalam hal proyeksi peta atau sistem koordinat. Istilah ini digunakan baik ketika menetapkan hubungan antara raster atau vektor gambar dan koordinat tetapi juga ketika menentukan lokasi spasial fitur geografis lainnya. Contohnya termasuk menetapkan posisi yang benar dari sebuah foto udara dalam peta atau menemukan koordinat geografis suatu nama tempat atau jalan alamat.
Prosedur ini demikian penting untuk pemodelan data di bidang sistem informasi geografis (SIG) dan lainnya kartografis metode. Ketika data dari sumber yang berbeda perlu dikombinasikan dan kemudian digunakan dalam aplikasi GIS, menjadi penting untuk memiliki sistem referensi umum. Hal ini disebabkan oleh berbagai Georeferencing menggunakan teknik. Tugas Georeferencing Sebagian besar dilakukan baik karena pengguna ingin menghasilkan peta baru atau karena mereka ingin menghubungkan dua atau lebih yang berbeda dataset bersama berdasarkan fakta bahwa mereka berhubungan dengan lokasi geografis yang sama.
Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit , biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat dalam data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini tersedia. Yang terakhir ini dapat digunakan untuk menganalisis perubahan dalam fitur yang diteliti selama jangka waktu tertentu. Peta yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda. Alat Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alat-alat seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia. Ini mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan antara sosial survei hasil yang telah dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan dan wilayah geografis yang lain seperti sensus zona atau daerah lainnya yang digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan pelayanan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui cara pemberian koordinat pada data spasial ke salah satu system koordinat yang tersedia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Georeferencing adalah proses penyelarasan data spasial (lapisan yang berbentuk file: poligon, titik, dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit, atau foto udara. This document describes the basic steps for georeferencing an image using ArcGIS. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah dasar untuk Georeferencing suatu gambar dengan menggunakan ArcGIS.
Seperti kita sering katakan, keindahan GIS adalah informasi baru yang dihasilkan ketika kita menyatukan data dari berbagai sumber berdasarkan kerangka lokasi. The, tutorial sebelumnya sistem referensi spasial tentang menjelaskan bagaimana data mungkin terdaftar dalam suatu sistem referensi geografis dan bagaimana GIS menggunakan alat ini untuk menciptakan asosiasi yang berguna dengan informasi lainnya. Dalam tutorial ini, kita dapat melihat bagaimana menambahkan Georeferencing untuk dipindai peta, foto udara dan sistem CAD file sehingga nilai mereka dapat dikalikan melalui asosiasi dengan data lainnya. GSD GIS Manual Page, Sumber Geografis Images menyediakan link ke sumber daya di mana Anda dapat menemukan jumlah tak terbatas yang berbasis GIS data-gambar. Beberapa dari itu adalah bergeoreferensi sudah. Beberapa scan peta memiliki koordinat sistem informasi dalam margin yang dapat digunakan untuk georeferensi gambar tanpa merujuk pada data lainnya. Hal ini dapat berguna untuk memulai kerangka spasial untuk daerah, seperti Cina atau Inggris mana yang baik dikendalikan GIS lapisan adalah ilegal atau mahal untuk mendapatkan. Mana yang baik GIS lapisan dapat ditemukan, proses Georeferencing gambar adalah mengherankan mudah.
Proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar raster dan menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar vektor. Bila Anda telah memilih 3 piksel dan mereka ditetapkan vektor koordinat WinTopo Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk setiap pixel dalam gambar, dan ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD atau GIS atau sistem CNC secara otomatis akan berlokasi di posisi yang benar dan pada ukuran yang tepat.
Ada berbagai SIG utilitas yang tersedia yang dapat mengubah data gambar untuk beberapa kerangka pengendalian geografis, seperti ArcMap , PCI Geomatica, atau Erdas Bayangkan . Satu dapat georeferensi satu set titik, garis, poligon, gambar, atau 3D struktur. . Misalnya, perangkat GPS akan merekam lintang dan bujur koordinat untuk titik tertentu bunga, efektif Georeferencing titik ini. Dengan kata lain, harus ada hanya satu lokasi yang georeferensi bertindak sebagai acuan.
Gambar dapat dikodekan menggunakan khusus file format GIS atau disertai dengan file dunia. Untuk georeferensi gambar, orang perlu pertama yang mendirikan titik kontrol, input diketahui koordinat geografis titik kontrol ini, memilih parameter sistem koordinat dan proyeksi dan meminimalkan residu. Residual adalah selisih antara aktual koordinat titik kontrol dan koordinat diprediksi oleh model geografis dibuat menggunakan titik kontrol. Mereka menyediakan sebuah metode untuk menentukan tingkat akurasi dari proses Georeferencing.
Dalam situasi dimana data yang telah dikumpulkan dan ditugaskan atau area kode pos, biasanya diperlukan untuk mengubah ini untuk geografis koordinat dengan menggunakan direktori definitif atau wartawan file. Gazetteers tersebut sering diproduksi oleh badan sensus, organisasi pemetaan nasional atau penyedia layanan pos. Pada sederhana mereka, ini mungkin hanya terdiri dari daftar kode area atau nama tempat dan lain daftar kode yang sesuai, nama atau koordinat lokasi. Kisaran dan tujuan dari kode yang tersedia adalah negara-tertentu. Contohnya adalah Inggris Statistik Nasional Kodepos Direktori yang menunjukkan kode pos's keanggotaan masing-masing dari sensus, administrasi, lain geografis wilayah dan pemilu. Dalam hal ini, direktori juga menyediakan tanggal penciptaan dan penghapusan, jumlah alamat dan Ordnance Survey referensi grid untuk kode pos masing-masing, yang memungkinkan untuk dipetakan secara langsung. file wartawan tersebut banyak dukungan berdasarkan pemetaan sistem-web yang akan menempatkan simbol pada peta atau analisis yang dilakukan seperti pencarian rute, berdasarkan kode pos, alamat atau tempat input nama oleh pengguna.
BAB IV
PEMBAHASAN
Georeferencing adalah proses penyelarasan data spasial (lapisan yang berbentuk file: poligon, titik, dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit, atau foto udara. Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah dasar untuk Georeferencing suatu gambar dengan menggunakan ArcGIS.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses georefrence ini adalah pengetahuan tentang system koordinat, proyeksi peta, dan lain-lain. Proses georefrence memerlukan titik control yaitu titik yang diketahui posisi permukaan bumi dan juga dipeta lengkap dengan koordinatnya (lintang dan bujur). Penyiapan titik control ini dapat dilakukan dengan merekam posisi titik dilapangan secara langsung menggunakan global position sistem (GPS). Selainitu data ini juga dapat diambil dari peta yang memiliki titik koordinat.
Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit , biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat dalam data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini tersedia. Peta yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda. Alat Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alat-alat seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia. Ini mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan antara sosial survei hasil yang telah dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan dan wilayah geografis yang lain seperti sensus zona atau daerah lainnya yang digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan pelayanan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Georefrence merupakan proses pemberian koordinat pada data spasial ke salah satu system koordianat yang tersedia.
2. Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit , biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan pencitraan.
3. Alat Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari survei alat-alat seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta topografi sudah tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Metode Georefrence. Diakses pada tanggal 29 November 2010 (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Georeference&ei=qorzTN2CKoqavgOqj6X4DQ&sa=X&oi=translate&ct=)
Anonim. 2010. Menyimpan dan Loading Control Points. Diakses pada tanggal 29 November 2010 (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://wintopo.com/help/html/georef.htm&ei=qorzTN2CKoqavgOqj6X4DQ&sa=X&oi=translate&ct=)
Anonim. 2010. Georeferencing Gambar dan Data CAD. Diakses pada tanggal 29 November 2010 (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.gsd.harvard.edu/gis/manual/georeferencing/index.htm&ei=qorzTN2CKoqavgOqj6X4D)
Anonim. 2010. Georeferencing File CAD. Diakses pada tanggal 29 November 2010
(http://www.gsd.harvard.edu/gis/manual/georeferencing/index.htm)
Jumat, 01 Juli 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu kesehatan, dan tuntutan masalah keperawatan yang tinggi dan rentan masalah kesehatan yang meluas maka dari itulah kami menyusun makalah ini mengenenai mekanisme fisiologi paru supaya kitamengetahu hal-hal mengenai fisiolgi paru baik itu fungsi paru-paru ,bagian-bagiannya ,letaknya,gejala-gejala yang timbul apabila ada kelainan dan hal-hal lain yang terkait dengannya.
Paru �paru merupakan salah satu dari alat tubuh yang tak kalah pentingnya dengan alat-alat tubuh lainya begitujugadengan alat tubuh yang lainnya yang memiliki fungsi dan peran serta pengaruh yang besar pada tubuh kita. pada paru-paru terdapat duabagian yaitu kiri dan kanan, dimana pada baian-bagian ini dipecah lagi dengan tiga lobus(bagian) yang kiri terdapat dua lobus yaitu atas dan bawah dan pada bagian kanan terdapat tiga lobus yaitu atas, bawah ,dan tengah.
Sehubungan dengan itu kami mengambil tema in iuntuk dijadikn sebagai pembelajaran yang tak kalah pentingnya dengan pembelajaran lainnya.
2.Tujuan
� Umum
1.untuk menambah pengetahuan dibidang anatomi fisiologi
2.untuk menetahui,mengenal secara umum mengenai anatomi fisiologi pada manusia.
� Khusus
1.menambah wawasan kita mengenai mekanisme fisiologi paru
3.Rumusaan Masalah
Adapun masalah yang da pat kami rumuskan:
? Mekanisme fisiologi paru
1.proses inspirasi dan ekspirasi
2.Peran surfaktan dalam menjaga stabilitas paru
3.Menjelaskan dan menyebutkan jumlah kapasitasnya, volumenya
a) Volume tidal (TV)
b) Volume cadangan inspirasi (IRV)
c) Volume Cadangan Ekspirasi (ERV
d) Volume residual (RV)
e) Kapasitas vital (VC)
f) Kapasitas inspirasi (IC)
g) Kapasitas residual fungsiunal (FRC),
h) Kapasitas total paru (TLC)
4.Manfaat
Manfaat yang dapat kita petik dalam makalah ini adalah dimana kita dapat mengetahui hal-hal mangenai mekanisme paru, baik itu peristiwa inspirasi dan ekspirasi, peran sulpaktan dalam menjaga stabilitas paru dan dapat menambah wawsan kita mengenai vvolume paru dan kapasitasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
MEKANISME FISIOLOGI PARU.
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara.
Fungsinya :
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu kesehatan, dan tuntutan masalah keperawatan yang tinggi dan rentan masalah kesehatan yang meluas maka dari itulah kami menyusun makalah ini mengenenai mekanisme fisiologi paru supaya kitamengetahu hal-hal mengenai fisiolgi paru baik itu fungsi paru-paru ,bagian-bagiannya ,letaknya,gejala-gejala yang timbul apabila ada kelainan dan hal-hal lain yang terkait dengannya.
Paru �paru merupakan salah satu dari alat tubuh yang tak kalah pentingnya dengan alat-alat tubuh lainya begitujugadengan alat tubuh yang lainnya yang memiliki fungsi dan peran serta pengaruh yang besar pada tubuh kita. pada paru-paru terdapat duabagian yaitu kiri dan kanan, dimana pada baian-bagian ini dipecah lagi dengan tiga lobus(bagian) yang kiri terdapat dua lobus yaitu atas dan bawah dan pada bagian kanan terdapat tiga lobus yaitu atas, bawah ,dan tengah.
Sehubungan dengan itu kami mengambil tema in iuntuk dijadikn sebagai pembelajaran yang tak kalah pentingnya dengan pembelajaran lainnya.
2.Tujuan
� Umum
1.untuk menambah pengetahuan dibidang anatomi fisiologi
2.untuk menetahui,mengenal secara umum mengenai anatomi fisiologi pada manusia.
� Khusus
1.menambah wawasan kita mengenai mekanisme fisiologi paru
3.Rumusaan Masalah
Adapun masalah yang da pat kami rumuskan:
? Mekanisme fisiologi paru
1.proses inspirasi dan ekspirasi
2.Peran surfaktan dalam menjaga stabilitas paru
3.Menjelaskan dan menyebutkan jumlah kapasitasnya, volumenya
a) Volume tidal (TV)
b) Volume cadangan inspirasi (IRV)
c) Volume Cadangan Ekspirasi (ERV
d) Volume residual (RV)
e) Kapasitas vital (VC)
f) Kapasitas inspirasi (IC)
g) Kapasitas residual fungsiunal (FRC),
h) Kapasitas total paru (TLC)
4.Manfaat
Manfaat yang dapat kita petik dalam makalah ini adalah dimana kita dapat mengetahui hal-hal mangenai mekanisme paru, baik itu peristiwa inspirasi dan ekspirasi, peran sulpaktan dalam menjaga stabilitas paru dan dapat menambah wawsan kita mengenai vvolume paru dan kapasitasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
MEKANISME FISIOLOGI PARU.
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara.
Fungsinya :
Peranan Sistem informasi Front Desk Di Hotel Holiday Resort Lombok.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang mempunyai sumber daya alam dan budaya yang sangat kaya dan sangat berpotensi dalam dunia industri pariwisata. Salah satu daerah yang sangat berpotensi sekarang ini adalah pulau Lombok. Dimana pulau Lombok adalah salah satu daerah provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan di bukanya secara resmi Bandara Internasional Lombok (BIL) di daerah Lombok Tengah maka akan semakin besar potensi yang ada di daerah Lombok terutama di dalam Industri Parwisata yang ada sekarang ini. Contohnya sekarang ini banyak Hotel, Restaurant, dan tempat-tempat lainnya yang telah maupun yang sedang dalam pembangunan di daerah Lombok. Hal ini membuktikan bahwa daerah Lombok sendiri telah semakin berkembang.
Banyaknya Hotel yang baru ataupun lama yang ada sekarang ini maka akan meningkatkan persaingan, dan oleh karena itu banyak Hotel akan meningkatkan mutu pelayanan mereka agar para tamu yang datang ke Hotel mereka dapat dilayani dengan baik dan semaksimal munkin sehingga dapat memuaskan dan memberi apa yang tamu butuhkan . Untuk dapat melakukan pelayanan yang maksimal banyak dari perusahaan atau Hotel menggunakan sistim informasi yang dapat mempermudah dan mempercepat proses pelayanan sehingga tamu dapat di layani dengan baik, cepat dan benar.
Hotel Holiday Resort Lombok adalah salah satu hotel berbintang yang menggunakan Sistim Informasi sebagai alat atau media untuk mempercepat dan membantu proses pelayanan tamu.
Suatu sistim pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistim dapat di artikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling interaksi saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut �Apakah Peranan Sistim Informasi di Front Desk Pada Hotel Holiday Resort Lombok�
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Sistim informasi Front Desk Di Hotel Holiday Resort Lombok.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah dapat mengetahui tentang kesulitan yang di temukan oleh penulis pada saat Praktik Kerja Nyata serta mencari solusi yang bisa membantu khususnya tentang Sistim Informasi Front Desk yang di gunakan.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian yang di harapkan dapat digunakan sebaagai ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan perkembangan pariwisata.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan atau hotel.
BAB II
Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Peranan Informasi
Pentingnya peranan informasi dalam pengelolaan suatu organisasi dalam lingkungan masyarakat informasional merupakan �produk� sebab-akibat. Faktor pemicunya ialah makin majunya masyarakat karena berbagai faktor seperti pendidikan, demokratisasi politik, pembangunan ekonomi, yang membawa serta berbagai macam permasalahan yang bentuk, jenis, dan intensitasnya berbeda dari masa-masa sebelumnya.
2.1.2 Penciptaan Informasi
Menciptakan informasi tidak terlepas dari identifikasi dan penggalian sumber-sumber informasi yang tepat. Sumber-sumber informasi yang dapat dan layak digali sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain karena sangat tergantung pada proses pengambilan keputusan apa yang akan didukunganya dan untuk kepentingan apa informasi tersebut dipergunakan.
Sekarang ini umat manusia sudah berada pada era informasi. Hal itu berarti bahwa informasi sudah menyentuh seluruh kehidupan dan penghidupan, baik pada tingkat individual, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi.pada tingkat individu.( Siagian, 2002:16)
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan.
Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan manfaat yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik. (Nurhayanto, 2007:9)
2.1.4 Komponen Sistim Informasi yang digunakan pada Front Desk:
1. Perangkat keras / Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. Contohnya seperti: Disket,Perangkat Komputer, Mesin EDC, Telepon, HT, Form/Kertas, Printer, Fax, Mesin Fotochopy dsb.
2. Perangkat Lunak/ Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. Contohnya seperti: Aplikasi Lanmark, Program Komputer lain seperti: Microsoft Word, Microsof Exel dsb
3. Prosedur
Prosedur berperan penting dalam proses sistim informasi karena setiap hotel mempunyai Standar Operation procedure untuk menjalankan operational yang ada di hotel untuk memberikan pelayanan maksimal dan mencapai kepuasan kepada pelanggan. Contohnya seperti: Standar Operasional Prosedur (SOP) yang di gunakan oleh Hotel
4. Orang
Orang yang mengoperasikan sistem informasi, memasukkan data dan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Contohnya seperti; Staff Front Desk Hotel
5. Basis data (database)
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
6. Jaringan Komputer Dan Komunikasi Data
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.contohnya seperti: Kabel, Perangkat Komputer, Jaringan Internet, dsb. (Mahamudu, 2010:1)
2.2 Pengertian Front Desk
Front Desk adalah kantor depan, dalam konteks pengertian hotel, kantor depan merupakan departemen yang letaknya di bagian depan. Tepatnya tidak begitu jauh dari pintu di bagian depan hotel atau Lobby. Area ini merupakan tempat yang paling sibuk di hotel. Dengan lokasi di bagian depan maka Front Office, sebagian hotel menggunakan istilah yang berbedayaitu Guest Service Area (area pelayanan tamu)
2. 2.1 Fungsi Front Desk
Front Desk atau Kantor depan memiliki fungsi-fungsi penting dalam menyelenggarakan hotel secara menyeluruh. Fungsi tersebut meliputi:
1. Menjual kamar ( Reservasi, Check-in dan Check-out)
2. Menangani informasi mengenai produk dan pelayanan dan informasi umum di luar
3. Mengkoordinasi peelayanan tamu ( mengkoordinasi pelayanan dari departemen lain hotel)
4. Melaporkan status kamar ( status kamar dapat di-update secara manual atau komputerize
5. Mencatat pembayarab tamu ( guest bill/guest folio/guest account )
6. Menyelesaikan pembayaaran tamu ( pada saat check out )
7. Menyusun riwayat kunjungan tamu (untuk tujuan peningkatan pelayanan)
8. Menangani telepon, pesan, faximili dan e-mail
9. Menangani barang tamu dan barang-barang bawaannya
2.2.2 Peranan Front Desk
Departemen kantor depan mengemban misi yang sangat vital bagi keberhasilan bisnis hotel. Sebab produk yang menjadi pendapatan utama ( main revenue/income ) hotel dari kamar. Sedangkan pendapatan terbesar kedua adalah dari makanan dan minuman ( Food & Beverage ).
Peranan Kantor Depan bagi hotel antara lain :
1. Kesan pertama sekaligus kesan terakhir bagi tamu yang menginap di hotel
2. Sebagai pusat sarafnya hotel
3. Sebagai pusat komunikasi
4. Menjaga hubungan dengan tamu dan departemen lain di hotel
5. Urat nadi utama sebuah hotel
6. Konter informasi bagi tamu
7. Sumbunya hotel
8. Pusat koordinasi pelayanan hotel
9. Konter informasi bagi tamu
10. Sumber informasi potensial bagi penjualan dan pemasaran hotel
Peranan kantor depan yang demikian penting menyebabkan departemen tersebut di beri sebutan yang menggambarkan pusat di mana sebuah departemen lan tergantung padanya. Tanpa kantor depan aktivitas menjadi terganggu. Bahkan pada akhirnya roda perputaran produk dari pelayanan akan terhenti. Demikian halnya dengan kesan pertama dan terakhir yang akan menentukan hasrat dan motivasi tamu untuk kembali lagi atau tidak ke hotel. (Bagyono, 2006:21)
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu :
3.1 Metode Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian ( Hadari Nawawi, 1983:100)
Metode observasi di gunakan dengan alasan agar penelitian dapat melihat secara langsung tentang gejala-gejala yang dapa terjadi di lokasi penelitian sehingga data yang di peroleh lebih akurat dan actual.
Adapun data yang ingin diperoleh melalui metode observasi adalah data-data tentang situasi dan kondisi hotel termasuk di departemen Front Desk , suasana kerja, standar operasional prosedur yang di gunakan, sistim informasi yang digunakan Front desk.
Prosedur penggunaan metode observasi adalah dengan cara :
1. Melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian
2. Melakukan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang di teliti
3.2 Metode Interview atau Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan wawancara tatap muka antara orang yang memberikan pertanyaan dengan yang diberikan pertanyaan dan di selidiki.
Alasan peneliti menggunakan metode wawancara adalah untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi dalam mengemukakan pendapat, keadaan emosional seseorang, dan meendapatkan informasi-informasi lain secara detail.
Data yang ingin di peroleh dengan metode ini adalah tentang peranan sistin informasi yang di gunakan Front Desk.
Data-data tersebut diperileh dengan cara melakukan tanya jawab baik secara langsung ( terpimpin ) maupun tidak langsung ( tidak terpimpin )
Adapun alat yang di gunakan untuk metode wawancara adalah :
1. Lembaran yang berisi butir-butir pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya
2. Tape recorder untuk merekam
3.3 Metode Dokumenter
Dokumenter adalah metode pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan hasil observasi baik berupa kejadian atau peristiwa di lokasi penelitian dalam bentuk gambar atau foto yang berkaitan dengan penelitian
Metode dokumenter di gunakan dengan alasan agar data yang diperoleh tepat, tingkat validitasnya tinggi dan praktis.
Adapaun data-data yang digunakan dengan metode ini adalah gambar atau foto-foto buah yang didekorasi, palatan kerja, serta dokumen-dokumen tertulis yang ada kaitannya dengan Sistim Informasi yang di Gunakan Front Desk.
Alat yang di gunakan untuk memperoleh data penelitian adalah foto atau camera. ( metode penelitian. Moh Nasir. 1985;236 )
3.4 Metode Analisis Data
Metode penelitian yang di maksud adalah suatu cara atau langkah-langkah kegiatan ilmiah dengan kegiatan ilmiah dengan menggunakan instrument atau alat-alat penelitian mulai dari tahaap pengumpulan data, pengolahan dan analisis data sampai dengan menganalisis data yang telah di kumpulkan.
Maka penulismenggunakan tekhnik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan, memaparkan secara jelas tentang semua hal tau peristiwa ( data ) maupun proses tentang Sistim Informasi yang digunakan Front Desk di hotel Holiday Resort Lombok.
Selanjutnya digambarkan dalam bentuk kalimat-kalimat. Dari hasil analisis data akan di dapatkan gambaran yang jelas sehingga permasalahan yang diangkat dalam penelitian dapat di carikan solusi atau jawabannya. (Suharsimi Arikunto, 1996 : 12).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi, 1996. Prosedur penelitian. Jakarta, Rineka cipta.
Bagyono, 2006. Teori dan Praktek Hotel Front Desk, Alfabeta, Bandung.
Gunartha, Ekaputra,2000. Metode Penelitian, Univ. Mataram
Magaline, Ferdinan, 2010, Sistim Informasi, //apr1_si.comuf/konsep.phd, URL: http//www.chvoong.com
Nurharyanto, Ak , 2007, Sistim Informasi Manajemen, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP. Modul Diklat Sertifikasi JFA Tingkat Ketua Tim
Sugiarto, Endar Ir, MM, 2004, Operasional Kantor Depan Hotel,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siagian, Sondang 2002, P. Prof. Dr, M.P.A, Sistim Informasi Manajemen, PT Bumi Aksara
Langganan:
Postingan (Atom)