Blogger templates

Minggu, 27 Februari 2011

Kejang Demam atau Epilepsi?

NURMA, kaget bukan kepalang saat mendapati Lili (2,5 tahun), tiba-tiba kejang. Badannya kaku seperti kayu, tangannya mengepal erat, gigi terkatup dan matanya mendelik ke atas. Ketakutan pun muncul dalam benak Nurma jangan-jangan putri kecilnya mengidap epilepsi. Benarkah demikian? Atau demam Lili hanya sebatas kejang karena demam? Ada baiknya Moms mengenal lebih dekat perbedaannya!
Step vs Epilepsi

Menurut dr Nanang Kusdiyan, SpA MKes, kejang demam atau step (stuip) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal/anus di atas 38 derajat celsius) tanpa disertai adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit (misalnya, akibat diare/muntah yang hebat) atau gangguan metabolik (misalnya akibat kadar glukosa dalam darah turun). Kondisi ini umum terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Akan tetapi kejang yang disertai demam pada bayi yang berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam.

Sedangkan epilepsi atau ayan adalah suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh berulangnya bangkitan epilepsi berupa manifestasi klinis/gejala akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan dan hipersinkron dari sel neuron di otak.



Kenali Penyebabnya!
Yang perlu diketahui, epilepsi tidak selalu bergejala berupa kejang seperti yang dikenal awam selama ini. Epilepsi tertentu dapat bergejala bengong atau penurunan kesadaran.

Kejang Demam

  • Demam, usia toddler sangat rentan terhadap penyakit infeksi, seperti ISPA (batuk, pilek) dan infeksi telinga yang dapat menimbulkan demam. Namun nilai ambang ketahanan anak terhadap demam berbeda, ada yang sudah mengalami kejang pada suhu 38 derajat celsius namun ada juga yang baru kejang saat suhunya mencapai 40 derajat celsius.
  • Ketidakmatangan otak dan termoregulator (pengaturan suhu) tubuh.
  • Genetik/keturunan, ada riwayat keluarga yang mengalami kejang demam atau bahkan epilepsi.



Epilepsi

  • Idiopatik, yaitu golongan yang belum atau tidak diketahui penyebabnya - termasuk faktor keturunan.
  • Simtomatik adalah golongan yang diketahui penyebabnya, misalnya kelainan metabolik, trauma kepala, tumor kepala, stroke, infeksi otak, kelainan otak bawaan sejak lahir, dan sebagainya.



Dapat Berisiko Epilepsi
Untuk kejang demam sederhana, Moms tidak perlu khawatir. Biasanya setelah kejang selama tidak mengalami trauma saat kejang - tidak meninggalkan gejala sisa dan akan menghilang setelah usia 5 tahun.

Namun kejang demam kompleks dapat menjadi salah satu faktor risiko munculnya epilepsi. Kejang demam dapat terulang kembali, jika:

  1. Riwayat kejang demam pada keluarga
  2. Usia si kecil kurang dari 12 bulan
  3. Suhu tubuh rendah saat kejang, misal 38 derajat celsius sudah demam
  4. Cepatnya si kecil kejang saat demam



Pengobatan
Untuk kejang demam, biasa dokter akan melakukan:

  1. Mengatasi kejang secepat mungkin, dengan memberikan obat anti kejang.
  2. Pada bayi mengalami kejang demam pertama kali saat berusia kurang dari 12 bulan dianjurkan pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, untuk mengetahui apakan si kecil mengalami meningitis.
  3. Pencegahan, biasanya dokter akan memberikan obat penurun panas dan anti kejang yang dapat diberikan jika si kecil mengalami demam lagi.


Sedangkan untuk epilepsi akan diberikan obat yang diminum secara teratur untuk mengurangi intensitas dan frekuensi serangan epilepsi. Idealnya sampai tidak ada serangan (zero seizure) selama 2 tahun.


0 komentar:

Posting Komentar