a. Pengertian Post Partum
Post partum adalah masa yang diperlukan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada keadaan normal yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Di jumpai dua kejadian penting dari puerperium yaitu involusio uterus dan proses laktasi (Cunningham, 1995:281).
Post partum (puerperium) adalah jangka waktu 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, I, M, 2000 : 716).
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reprodusi kembali kepada keadaan tidak hamil.Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu (Farrer, H,1999 :225).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa post partum adalah suatu masa segera setelah melahirkan yaitu masa yang diperlukan untuk kembalinya alat kandungan sebelum hamil atau prahamil, pada masa itu ditemui involusio uterus dan proses laktasi. Masa ini berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.
b. Periode Post Partum
Menurut Saleha (2009:5) tahapan yang terjadi pada post partum adalah sebagai berikut :
1) Periode Immediate Postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.Pada masa ini sering terdapat masalah, misalnya perdarahan kerana atonia uteri. Oleh karena itu, dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu.
2) Periode Early Postpartum (24 jam – 1 minggu)
Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3) Periode Late Postpartum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
c. Perubahan Fisiologis yang terjadi pada Masa Post Partum
Akhir dari persalinan, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara progresif. Semua perubahan pada ibu post partum perlu dimonitor oleh perawat, untuk menghindari terjadinya komplikasi.
Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Adaptasi Fisik
a) Tanda-tanda vital
TPRS pada hari pertama (24 jam) post-partum sangatlah rendah dan suhu sangatlah meningkat sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan maupun karena terjadinya perubahan hormonal tetapi bila suhu diatas 38oC dan selama 2 hari dalam 10 hari pertama post-partum perlu dipikirkan kemungkinan adanya infusi kemih, endo nutitis, dan lainnya. Pembengkakan buah dada pada hari kedua dan ketiga post-partum dapat menyebabkan kenaikan suhu walaupun tidak selalu.
b) Adaptasi kardiosvaskuler
• Tekanan Darah
Tekanan darah post-partum tidak stabil penurunan tekanan darah sampai 20 mmHg ini dapat terjadi pada saat ibu berubah posisi berbaring duduk keadaan sementara sebagai kompensasi kardiovasculer terhadap penurunan dalam rongga pinggul dan pendarahan.
• Denyut Nadi
Denyut nadi berkisar antara 70 – 85 kali / menit berkeringat dan menggigil merupakan manifestasi pengeluaran cairan berlebihan dan sisa-sisa pembakaran melalui kulit sering terjadi terutama pada malam hari dan hal ini mengakibatkan rasa nyaman.
c) Adaptasi sistem perkemihan
Selama proses perasalinan kandung kemih mengalami trauma dapat mengakibatkan edema dan menghilangkan sensitifitas terhadap tekanan cairan. Pembuluh ini dapat menyebabkan tekanan tidak sempurna dan berlebihan. Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui divresis biasanya dimulai dalam 12 jam post-partum.
d) Adaptasi masculoskeletal
Otot dinding abdomen teregang secara bertahap selama kehamilan mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot, keadaan initerlihat jelas post-partum dinding abdomen nampak lembek dan kendor.
e) Adaptasi sistem reproduksi
(1) Payudara
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak lagi ada untuk menghambatnya, kelenjar pituitary mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ketiga setelah melahirkan, terbukti adanya efek prolaktin pada payudara. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, menyebabkan hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel yang menghasilkan ASI mulai berfungsi, dan ASI mulai mencapai putting melalui saluran susu, menggantikan kolostrum yang telah mendahuluinya, selanjutnya laktasi dimulai.
Payudara pada ibu yang menyusui, ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu yang terisi berubah posisi dari hari ke hari. Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum, dikeluarkan dari payudara. Setelah laktasi dimulai, payudara terasa hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan (tampak seperti susu skim) harus diperiksa untuk dikaji erektilitasnya, sebagai kebalikan dari inversi, dan untuk menemukan apakah ada fisura atau keretakan.
(2) Uterus
(a) Proses involusi
Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira dua cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dan beratnya kira-kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih satu cm diatas umbilicus.Fundus turun kira-kira satu hingga dua cm setiap 24 jam. Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr satu minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah melahirkan. Pada minggu ke enam, beratnya menjadi 50 sampai 60 gr.
(3) Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lochea, mula-mula berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas ini dapat mengandung bekuan darah kecil.
Jenis-jenis lochea :
(a) Lochea rubra
Mengandung darah dan debris desidua serta debris trofoblastik.Aliran menyembur, menjadi merah muda atau merah coklat setelah tiga sampai empat hari.
(b) Lochea serosa
Terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit, dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih.
(c) Lochea alba
Mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan selama dua sampai enam minggu setelah bayi lahir.
d. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Post Partum
Proses menjadi orang tua terjadi sejak masa konsepsi. Selama periode prenatal, ibu merupakan bagian pertama yang memberikan lingkungan untuk berkembang dan tumbuh sebelum anak lahir.
a) Adaptasi psikologi ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua secara bertahap ada tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut “Rubin Maternal Phases” yaitu :
(1) Taking in (periode ketergantungan)
Fase ini terjadi antara satu sampai tiga hari setelah persalinan dimana ibu berfokus pada diri sendiri, bersikap pasif dan tergantungan secara emosional ibu berusaha untuk mengintegrasikan pengalama persalinan dalam kehidupannya.
(2) Taking hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian)
Terjadi antara ketiga sampai kesepuluh hari setelah persalinan dalam fasi ini secara bertahap tenaga ibu pulih kembali, ibu merasa lebih nyaman, focus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, mulai mandiri dalam perawatan diri, terbuka pada pengajaran perawatan, saat yang tepat untuk memberi informasi tentang perawatan bayi dan diri sendiri (Saleha, S, 2009 : 64).
(3) Letting go (fase mampu sendiri)
Fase ini antara dua sampai empat minggu setelah persalinan dimana ibu mulai menerima peran barunya yaitu sebagai ibu dari bayi yang baru lahir.Ibu melepas bayangan persalinan dengan harapan yang tidak terpenuhi serta mampu menerima kenyataan.
b) Bounding attachment (perasaan kasih sayang yang meningkat)
Bounding merupakan suatu hubungan yang berawal dari saling mengikat diantara orangtua termasuk orangtua dan anak, ketika pertama kali bertemu.Attachment adalah suatu perasaan kasih sayang yang meningkat satu sama lain setiap waktu dan bersifat unik dan memerlukan kesabaran ( Bobak, 2000 : 746).
Hubungan antara ibu dengan bayinya harus dibina setiap saat untuk memperat rasa kekeluargaan.Kontak dini antara ibu, ayah danbayi disebut bounding attachment melalui touch/sentuhan, kontak mata, dan aroma.
c) Adaptasi ayah
Kemampuan ayah dalam beradaptasi dengan kelahiran bayi dipengaruhi oleh keterlibatan ayah selama kehamilan, partisipasi saat persalinan, struktur keluarga, identifikasi jenis kelamin, tingkat kemampuan dalam penampilan dan latar belakang cultural.
d) Adaptasi sibling
Biasanya kelahiran adik atau bayi dapat menjadi suatu perubahan pada sibling atau saudara, anak pertama lebih ingin mempertahankan dirinya lebih tinggi dari adik barunya.