BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Informasi yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan Ibu Aminah selaku guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 13 Mataram, bahwa di dalam mengajar sering menggunakan metode ekspositori. Pada kondisi ini, siswa cenderung menghafal contoh-contoh yang diberikan oleh guru tanpa terjadi pembentukan konsep yang benar pada struktur kognitif siswa. Hal ini juga akan berdampak pada perilaku siswa yang kurang percaya diri baik dalam bertanya, menyampaikan ide maupun dalam proses pemecahan masalah yang dihadapi. Bagi siswa, belajar matematika hanya pada saat akan menghadapi ulangan atau ujian dan terlepas dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran matematika dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik, dan membosankan yang akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 13 Mataram dapat dilihat dari hasil ulangan harian kelas VII semester I tahun ajaran 2007/2008 pada tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Nilai Ulangan harian kelas VII semester 1 tahun ajaran 2007/2008
No Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata�rata Kelas
1 VIIA 38 60,65
2 VIIB 38 61,34
3 VIIC 38 58,74
4 VIID 38 60,23
(Sumber : Daftar nilai guru matematika)
Berdasarkan pengalaman mengajar Ibu Aminah sebelum tahun ajaran 2007/2008, materi yang dianggap paling rendah penguasaannya bagi siswa kelas VII yaitu bilangan pecahan. Walaupun materi ini telah dipelajari siswa di Sekolah Dasar (SD), namun pada kenyataannya siswa belum menguasai materi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Rata-rata nilai matematika per pokok bahasan kelas VII semester I tahun ajaran 2006/2007
Kelas Pokok bahasan
Bilangan bulat Bilangan pecahan Aljabar dan Aritmetika SPLV Perbandingan
VIIA 62,40 52,02 60,25 60,00 61,54
VIIB 63,33 51,45 61,29 60,75 59,85
VIIC 60,25 50,44 60,37 59,45 60,50
(sumber: daftar nilai guru matematika)
Pada saat observasi terlihat ada potensi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh guru dengan memilih pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat. Menurut Sudjana (1989:73), tinggi rendahnya kegiatan belajar siswa juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diperlukan juga pemilihan alat peraga yang tepat untuk mengurangi sifat abstrak dari objek matematika. Hal ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, dapat disikapi melalui suatu tindakan berupa penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik dengan metode Preview-Question-Read-Reflect-Recite-Review (PQR4). Pendidikan matematika realistik (PMR) diadopsi dari kata Realistic Mathematic Education (RME). Pada konsep PMR, pengembangan suatu konsep matematika dimulai dari siswa secara mandiri berupa kegiatan eksplorasi sehingga memberikan peluang pada siswa untuk berkreasi mengembangkan pemikirannya. Pengembangan konsep berawal dari pengalaman siswa dan siswa menggunakan strateginya masing-masing dalam memperoleh suatu konsep. Guru diharapkan tidak tergesa-gesa menyampaikan pemikirannya kepada siswa tentang suatu hal yang dibahas. Bila suatu materi dirasa sulit, maka siswa dapat membentuk kelompok kecil, sehingga tejadi negosiasi antar siswa dalam mendiskusikan materi tersebut. Peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping yang akan meluruskan arah pemikiran siswa, jika tidak mengarah pada konsep yang akan dibangun. Pembelajaran berpendekatan PMR dengan metode PQR4 diharapkan dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan bilangan pecahan. Disamping itu, memudahkan guru untuk memperbaiki cara berfikir dan keterampilan komunikasi siswa serta dapat mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada kondisi ini, diharapkan materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk waktu periode yang lebih lama.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dengan metode Preview-Question-Read-Reflect-Recite-Review (PQR4) untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran pokok bahasan bilangan pecahan di kelas VII.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: �Apakah dengan penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dengan metode PQR4 dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran pokok bahasan bilangan pecahan di kelas VII SMP Negeri 13 Mataram tahun ajaran 2007/2008?�.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIIC tahun ajaran 2007/2008 melalui penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dengan metode PQR4 pada pembelajaran pokok bahasan bilangan pecahan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi Siswa, dapat merangsang kemampuan berfikir siswa dalam pemecahan masalah dan menambah rasa percaya diri siswa serta dapat meningkatkan pemahaman siswa
2. Bagi Guru, memberi wawasan baru sebagai bahan alternatif model pembelajaran matematika yang dapat mendayakan potensi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah, penelitian ini memberi sumbangan pemikiran bagi pengelola sekolah untuk perbaikan teknik dan model pembelajaran.
Tampilkan postingan dengan label skripsi pendidikan matematika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label skripsi pendidikan matematika. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)