Blogger templates

Tampilkan postingan dengan label Batuk Pilek pada Bayi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batuk Pilek pada Bayi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Januari 2011

Cara Alami Atasi Hidung Tersumbat pada Bayi

SAAT si kecil diserang flu, Anda pasti merasa sedih lantaran hidungnya sering tersumbat. Dalam kondisi seperti itu, alat penyedot ingus dapat membantu mengatasinya. Sebab biasanya Anda akan sulit menyedot ingusnya secara alamiah.

Namun sebagian orang mengatakan alat tersebut tidak aman untuk bayi, benarkah? Lantas adakah cara aman lainnya untuk membantu bayi bernapas dengan lancar kembali?

Diungkapkan dr Hindra Irawan Satari, SpA (K) dari Rumah Sakit Gandaria, penggunaan alat penyedot ingus (nasal aspirator) khusus untuk bayi yang berbentuk pipet plastik lembut dengan ujung karet penyedot sesungguhnya diperbolehkan.

Namun sebelum menggunakan nasal aspirator, ada baiknya Moms terlebih dulu mengencerkan ingus bayi agar mudah saat penyedotan berlangsung. Caranya bisa menggunakan larutan obat tetes NaCl fisiologis 0,9 persen (20 ml).

Fungsinya adalah untuk melembabkan selaput dalam saluran pernapasan bayi dan melancarkan sumbatan hidung serta mengencerkan ingus agar mudah dikeluarkan.

Cara pemberiannya adalah dengan memasukkan sedikit bagian ujung pipet lalu teteskan lembut ke dalam hidung bayi. Anda juga bisa membuat sendiri larutan NaCl dengan melarutkan 1/4 sendok teh garam ke dalam 1/2 gelas air hangat. Gunakan pipet untuk meneteskannya, setelah ingus encer, barulah penyedotan menggunakan nasal respirator.

Jaga Higienitas

Hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga higienitas dan ketepatan penggunaan nasal respirator agar hasilnya maksimal. Pertama, bersihkan terlebih dulu bagian yang akan dimasukkan ke dalam hidung bayi dengan cara disterilisasi (dengan alat steril botol) atau kapas yang diolesi alkohol 70 persen. Tenangkan bayi sebelum penyedotan dilakukan agar Moms dapat memasukkan alat tersebut dengan tepat.

Lalu masukkan alat ke dalam hidung bayi, tetapi jangan terlalu dalam. Saat memasukkan alat, ujung karet yang berfungsi untuk menyedot harus dalam keadaan ditekan, lalu lepas perlahan saat sudah di dalam hidung. Lakukan dengan lembut, agar hidung bayi tidak teriritasi ataupun terluka.

Cara Alami Atasi Hidung Tersumbat

Pijat lembut hidung dan sekitarnya dengan bahan lembut sambil membersihkan ingus. Pijatan lembut merilekskan pernapasan bayi, ini membantu lendir keluar dengan mudah. Bersihkan hidung dari bekas lendir yang mengering menggunakan cotton bud basah. Hidung yang bersih membantu bayi bernapas dengan lancar. Hati-hati saat membersihkan, jangan masukkan cotton bud terlalu dalam.

Mengoleskan balsem pelega pernapasan khusus bayi, di bagian dada, leher dan punggung, sambil memijat lembut. Selain memberi rasa hangat, uap balsem juga akan melegakan hidung tersumbat.

Cara lainnya adalah dengan membuat semacam nebulizer sederhana. Caranya adalah dengan meneteskan minyak kayu putih ke dalam mangkuk berisi air panas lalu letakkan di salah satu sudut ruangan, khususnya di area kamar yang merupakan wilayah pertukaran udara. Selain berfungsi membersihkan udara yang terkontaminasi virus influenza, uap hangat minyak kayu putih juga akan membantu bayi bernapas dengan lega.


Sabtu, 29 Januari 2011

5 Langkah Cegah Pneumonia

AH, si kecil hanya batuk-pilek biasa kok. Walau terlihat sepele, rupanya batuk-pilek bisa sebagai alarm bila si kecil terserang infeksi saluran pernapasan. Begitu pula dengan pneumonia yang tergolong dalam ISPA Bawah.

Dr. I. Boediman, Sp.A (K) mendefinisikan pneumonia sebagai radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Penyebab utama pneumonia terdiri dari Streptococcus Pneumoniae (50 persen) dan Haemophillus influenza type B (Hib), dan sisanya, adalah virus dan penyebab lainnya. Dan bila pneumonia tidak ditangani segera akan menyebabkan kematian.

Napas Cepat dan Sulit Bernapas

Biasanya, gejala awalnya adalah selesma (common cold), seperti demam, batuk dan pilek. Dapat pula disertai nyeri kepala dan hilang nafsu makan, ujar Dr. Boediman, Sp.A (K), Staf Divisi Respirologi RSPUN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Lalu, sambungnya, pada tahap lanjutannya, akan timbul gejala lainnya, yakni:

Napas Cepat

Umumnya bergantung pada usia anak:
1. Kurang dari 2 bulan : = 60 kali/menit
2. 2-12 bulan : = 50 kali/menit
3. 12-5 tahun : = 40 kali/menit

Kesulitan Bernapas

Saat sulit bernapas, anak akan bernapas cepat, hidungnya kembang kempis, dan pada kasus pneumonia berat, bayi akan terlihat adanya tarikan dinding dada. Lalu, pada kasus yang sangat berat, akan terjadi penurunan suhu tubuh, kejang, penurunan kesadaran, sesak napas yang keras dan kasar, tidak dapat makan, dan anak terlihat membiru.

Pengobatan

Untuk memastikan apakah si kecil menderita radang paru akibat bakteri atau virus, lakukanlah tes darah dan foto dengan sinar X.

Setelah itu, bila diketahui radang paru yang diderita anak Anda adalah bakteri, dokter akan segera memberikan obat antibiotik. Terapi obat ini berlanjut selama 7-10 hari.

Jika radang paru disebabkan virus, anak tidak minum antibiotik karena virus tidak bisa dimatikan dengan antibiotik.

5 Langkah Cegah Pneumonia!

Mencegah lebih baik daripada mengobati menjadi senjata ampuh memerangi kematian akibat pneumonia. Karena itu, dr. Darmawan B.S., Sp.A (K), Ketua Respirologi Unit Kerja Koodinasi (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagi tip berikut ini!

1. ASI Eksklusif
Untuk menjaga stamina si kecil dari pneumonia, kuncinya: Berikan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama.

2. Gizi Cukup dan Seimbang
Untuk mendapatkan daya tahan tubuh, anak dapat memperolehnya melalui kecukupan gizi. Nah, beberapa di antaranya adalah asupan makro dan mikronutrin, utamanya, vitamin A dan zinc.

3. Lakukan Imunisasi
Imunisasi untuk memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecacatan tubuh. Bahkan kematian.

Misal, Imunisasi DPT dan Campak memberikan kekebalan terhadap penyakit yang meningkatkan risiko anak terkena pneumonia. Selanjutnya, Imunisasi Hib dan Pneumokokus memberikan kekebalan terhadap kuman penyebab pneumonia. Mengurangi kejadian pneumonia. Begitu pula Imunisasi influenza. Walau influenza ini bisa sembuh tanpa diobati, namun pneumonia yang ditularkan melalui udara bisa berisiko terhadap anak tertentu, seperti penderita asma, leukimia, thalassemia, dan jantung bawaan.

4. Lingkungan Bebas Asap
Jauhilah anak-anak dari pajanan asap, seperti asap rokok; asap dapur, utamanya asap dari pembakaran kayu; dan polusi udara. Lalu, perbaiki higenitas lingkungan, seperti mempertahankan ventilasi yang baik, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker pelindung.

5. Etiket Batuk
Karena penularan Pneumonia melalui percikan batuk atau bersin (droplet), maka saat bersin atau batuk, upayakan tutuplah mulut. Mengapa? Karena percikan itu bisa mengenai orang lain hingga jarak 2 meter.

Selain itu, melalui kontak langsung, droplet yang mengandung kuman dapat menular kepada orang lain. Sehingga, cucilah tangan untuk meminimalisir penularan.