Blogger templates

Senin, 06 Juni 2011

Efektifitas Penggunaan Laboratorium Fisika Dalam Menunjang Kegiatan Praktikum di SMAN se-Kabupaten Lombok Tengah Tahun Ajaran 2007/2008

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang amat pesat yang mendorong setiap negara yang sedang berkembang, termasuk negara Republik Indonesia untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional. Kesungguhan pemerintah ini terlihat dari adanya upaya peningkatkan mutu pendidikan, baik yang menyangkut perubahan kurikulum, peningkatan kualitas guru, dan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pelaksanaan pendidikan tidak mungkin terlaksana dengan baik bilamana para tenaga kependidikan, peserta didik, dan kegiatan belajar mengajar tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan. Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah alat praktik yang membantu guru memperjelas konsep dan melatih keterampilan siswa (Emha, 2002).
Proses belajar dengan menggunakan alat praktik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat melihat, dan melakukan sendiri percobaan di laboratorium, sehingga peserta didik dapat memahami konsep melalui pengamatan dan percobaan secara langsung, meningkatkan kreativitas, dan keterampilan.

Laboratorium merupakan salah satu prasarana pendidikan, yang dapat digunakan sebagai tempat berlatih para siswa dalam memahami konsep-konsep IPA dengan melakukan percobaan dan pengamatan. Dengan demikian, laboratorium IPA-Fisika merupakan bagian yang integral tak dapat dipisahkan dari suatu pengajaran Fisika. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil observasi, eksperimentasi dan harus siap diuji melalui observasi dan eksperimentasi lanjutan. Keberadaan laboratorium IPA-Fisika diperlukan untuk memberikan pengalaman langsung dari aplikasi teori yang diterima melalui kegiatan laboratorium/praktikum, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. Praktikum IPA khususnya Fisika tidak hanya terbatas dilaksanakan di ruang laboratorium, tetapi dapat juga dengan memanfaatkan alam melalui kegiatan lapangan.
Berkaitan dengan hal di atas maka peranan laboratorium IPA-Fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, atau penelitian dalam bidang IPA. Dengan demikian laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas, atau sebaliknya kegiatan kelas menjadi penunjang kegiatan laboratorium. Di laboratorium siswa akan memperoleh keterampilan sebagaimana yang diharapakan oleh kurikulum.
Penggunaan laboratorium dapat berjalan secara optimal, apabila terdapat interaksi antara siswa, guru, alat, dan bahan serta waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran di laboratorium. Guru harus senantiasa membimbing dan menjelaskan hal-hal yang kurang dapat dipahami siswa baik mengenai materi maupun pengoperasiannya dari setiap alat dan bahan praktikum yang dilakukan. Keefektifan interaksi, akan menentukan keefektifan dari suatu laboratorium sebagai tempat dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Dalam Anonim (2003), menyatakan bahwa berdasakan hasil pemantauan dan evaluasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum Dan Inspektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, diperoleh informasi bahwa masih banyak laboratorium Fisika (secara umum laboratorium Ilmu pengetahuan Alam/IPA) yang belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya, bahkan pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar belum optimal atau ada yang belum digunakan sama sekali,.masalah tersebut disebabkan oleh berbagai macam factor. Hal ini dapat berakibat, siswa belajar fisika yang bersifat hafalan, sehingga menjadi kurang bermakna dan berdampak pada pembelajaran yang kurang optimal.
Dari hasil observasi, dari 15 SMA negeri yang ada, terdapat 9 sekolah yang mempunyai laboratorium, dan sejauh mana penggunaan laboratorium untuk kepentingan praktikum fisika dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di SMAN se-Kabupaten Lombok Tengah tahun 2007 belum ada informasi yang akurat. Hal itulah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti tentang Efektifitas Penggunaan Laboratorium Fisika Dalam Menunjang Kegiatan Praktikum di SMAN se-Kabupaten Lombok Tengah Tahun Ajaran 2007/2008.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan laboratorium IPA-Fisika dalam menunjang kegiatan praktikum fisika di SMAN se-kabupaten Lombok Tengah sudah efektif ?
2. Hambatan-hambatan apakah yang muncul selama penggunaan laboratorium IPA-Fisika dalam menunjang kegiatan praktikum fisika di SMAN se-kabupaten Lombok Tengah tahun ajaran 2007/2008 ?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui efektifitas penggunaan laboratorium IPA-Fisika di SMAN se-kabupaten Lombok Tengah tahun ajaran 2007/2008.
2. Mengetahui hambatan-hambatan dalam penggunaan laboratorium IPA-Fisika.
3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan tersebut

1.4. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dilakukan di SMA Negeri yang memiliki laboratorium IPA-Fisika se-kabupaten Lombok Tengah tahun ajaran 2007/2008 dengan objek penelitian yang dibatasi pada masalah penggunaan laboratorium IPA-Fisika untuk pengajaran fisika pada semester ganjil yaitu pada kelas X semester 1, kelas XI semester 3, dan kelas XI semester 5.


1.5. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini berguna sebagai informasi awal pelaksanaan kegiatan laboratorium Fisika di SMAN se-kabupaten Lombok Tengah.
2. Sebagai acuan bagi sekolah-sekolah agar lebih meningkatkan efektifitas penggunaan laboratorium IPA-Fisika sehingga dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
3. Sebagai masukan bagi dinas terkait untuk pengembangan laboratorium.

1.6. Definisi Operasional
Efektivitas artinya keberhasilan (Anonim, 2005). Efektifitas dalam hal ini keberhasilan suatu kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium, sehingga laboratorium yang ada di sekolah digunakan semaksimal mungkin. Keefektifan penggunaan laboratorium dilihat dari beberapa indikator, yaitu frekuensi penggunaan laboratorium, kelengkapan alat-alat yang ada di laboratorium, kesesuaian materi dengan alat yang tersedia di laboratorium dan alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

2.2. Fungsi Laboratorium
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan

3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

2.3. Peranan Laboratorium Sekolah
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian (Ar1, 2007).
Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :
1. Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
3. Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
4. Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya (Emha, 2002).

2.4 Pengelolaan Laboratorium
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain :
1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya.
3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
4. belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002).
Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA-Fisika yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai
2. Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium
3. Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali
4. Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.

2.5 Kelengkapan Alat Dan Bahan
Hal ini menuntut para guru fisika membuat lembar kerja siswa yang merangsang siswa untuk bekerja dan mencoba menemukan teori, konsep, rumus fisika sederhana, sehingga mereka dilatih untuk menjadi peneliti-peneliti muda.
Dalam proses belajar mengajar diperlukan berbagai peralatan yang memadai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting bahkan dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan proses belajar mengajar. Secara garis besar alat peraga, ada yang mudah dibuat dan ada yang sukar dibuat. Alat yang mudah dibuat dinamakan alat peraga sederhana karena dapat menggunakan bahan murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula dibuat sendiri oleh guru atau bersama-sama dengan peserta didik. Penggunaan dan pembuatan alat peraga sederhana dapat merangsang kreativitas para guru atau peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya dalam membuat alat peraga, sedangkan alat yang sukar akan dibuatkan oleh instansi yang memerlukan dan kemudian disebarkan ke sekolah (Emha, 2002).
Adapun administrasi alat praktek IPA menurut sukarso (2005), terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1. Kartu stok adalah untuk mengetahui jumlah alat/bahan yang tersedia di laboratorium dan tempat penyimpanannya
2. Buku inventaris, memuat catatan tentang jumlah semua macam barang yang ada di laboratorium termasuk perabot laboratorium
3. Daftar alat/bahan sesuai LKS
4. Buku harian kegiatan laboratorium berguna untuk merekam semua kejadian dalam kegiatan laboratorium
5. Label, memuat kode alat, nama alat dan jumlah alat dan keterangan mengenai kondisi alat tersebut
6. Format permintaan alat/bahan, biasanya diisi oleh guru bila akan melaksanakan kegiatan laboratorium dan diberikan kepada laboran sebelum kegiatan dilakukan
7. Jadwal kegiatan laboratorium.
2.6 Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Fisika
Untuk melaksanakan kegiatan di laboratorium fisika perlu perencanaan yang sistematis agar dapat dicapai tujuan pembelajaran secara optimal. Kegiatan praktikum fisika dapat dilaksanakan di dalam laboratorium atau di luar laboratorium (di lapangan), tergantung pada kepentingannya di dalam membahas konsep dan subkonsep. Dalam hal ini guru fisika dengan pertimbangannya dapat mengetahui alat mana yang dapat di bawa ke lapangan dan mana yang harus ada di laboratorium atau tidak mungkin di bawa ke luar.
Dalam anonim (2003), Langkah-langkah praktis pelaksanaan kegiatan laboratorium fisika adalah sebagai berikut :
1. Guru Fisika pada awal tahun pelajaran dan semester sebaiknya menyusun program semester yang ditanda tangani oleh kepala sekolah. Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan alat/bahan serta menyusun jadwal dan untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah.
2. Setiap akan melaksanakan kegiatan laboratorium, guru sebaiknya mengisi format permintaan/peminjaman alat/bahan kemudian diserahkan kepada penanggung jawab teknis laboratorium atau laboran. Ini diperlukan untuk mempersiapkan alat/bahan serta mengecek fungsi tiap-tiap alat.
3. Di laboratorium, guru tidak hanya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan eksperimen, tetapi guru dapat pula menyampaikan konsep atau subkonsep non eksperimen, yang memerlukan alat bantu, misalnya cara menggunakan osiloskop.
4. Kegiatan di lapangan juga dapat dilakukan yang merupakan laboratorium alam. Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium alam ini adalah untuk menyampaikan atau menerapkan aplikasi-aplikasi dari materi fisika dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus sudah menyiapkan fasilitas, alat seadanya ataupun siap memberikan pemahan konsep tentang aplikasi dari materi.
Kegiatan praktikum fisika dapat dan seharusnya dilaksanakan di laboratorium, baik laboratorium yang disiapkan terlebih dahulu yang dilengkapi dengan segala macam peralatan yang dibutuhkan untuk praktik, dapat pula di laboratorium alam yang memiliki fasilitas seadanya sesuai dengan alam yang ada disekitar sekolah. Laboratorium ini diharapkan dapat menempatkan cara belajar fisika sebagaimana seharusnya yang akan dapat melibatkan siswa belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi dibandingkan dengan pembelajaran biasa.

2.7 Kerangka Berfikir
Laboratorium merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan khususnya yang berhubungan dengan ilmu fisika, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. Kegiatan praktikum fisika dapat dilaksanakan di dalam laboratorium atau di luar laboratorium (di lapangan), tergantung pada kepentingannya di dalam membahas konsep dan subkonsep. Keberadaan laboratorium tersebut jelas merupakan sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat memudahkan proses belajar mengajar fisika dari guru kepada siswa. Efektivitas penggunaan laboratorium dalam menunjang kegiatan praktikum, didukung oleh beberapa komponen yang meliputi guru, siswa, alat dan bahan serta waktu yang mencukupi. Kesesuaian dari komponen-komponen tersebut merupakan indikator dari keefektifann laboratorium IPA fisika dalam kegiatan praktikum.


0 komentar:

Posting Komentar