Blogger templates

Selasa, 10 Mei 2011

karya tulis ilmiah (KTI) keperawatan "hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida"

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINDAKAN MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG MATARAM
TAHUN 2011

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Pendidikan DIII Keperawatan Poltekkes Mataram
Tahun Akademik 2010/2011



Oleh :
SARI IRMAYANTI
NIM : P071201 08095


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
2011


BAB I
PENDAHULUAN 
A.   Latar Belakang
 Memiliki seorang anak yang baru lahir adalah sesuatu yang sangat menakjubkan, perubahan hidup karena kehadiran buah hatipun terjadi. Prioritas pertama saat itu adalah memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya. Masa-masa menyusui tersebut sering kali membuat ibu mengalami pengerasan payudara hingga berakibat mastitis. Mastitis ini tidak akan terjadi bila ibu memberikan ASI-nya dengan cara yang benar.
Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya antara lain : Ibu tidak memproduksi cukup ASI, bayi tidak mau menghisap atau masalah pada puting susu. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan karena ibu kurang percaya diri bahwa ASInya cukup untuk bayinya. Di samping itu cara-cara perawatan dan menyusui yang tidak baik dapat menimbulkan gangguan produksi ASI dan gangguan pada puting susu (Depkes RI, 1994).
Air Susu Ibu (ASI) tidak di ragukan lagi manfaatnya bagi bayi. ASI sumber gizi terbaik bagi bagi tumbuh kembang bayi. Di dalamnya mengandung immunoglobulin (zat kekebalan tubuh). ASI selalu tersedia, bersih, segar, aman, dan selalu bersuhu tepat untuk bayi. Manfaat psikisnya tak kalah penting bagi perkembangan emosi dan kepribadian anak. Maka dari itu, upayakan ibu untuk memberikan ASI esklusif selama 6 bulan dan ASI selama 2 tahun usia anak dengan teknik menyusui yang baik dan benar. (Dini Kasdu, 2004)
Dari hasil penelitian yang dilakukan universitas Bristol Amerika terhadap 1000 bayi premature membuktikan bahwa bayi premature yang diberikan ASI Ekslusif memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan anak yang diberi ASI rata-rata memiliki kecerdasan lebih dibandingkan anak yang tidak diberi ASI Ekslusif. (Yeni Yenriana. 2006.http://www litbang.depkes.go.id/.diakses tanggal 10 Desember 2010).
Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2007-2008 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia nol hingga enam bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% pada tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008. Hal tersebut terjadi karena rendahnya pengetahuan para ibu dan orang tua tentang manfaat ASI  dan cara menyusui yang benar, serta  kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan. (Suhardjo.http://hileud.com/pemberian-asi-di-indonesia-masih-rendah.html/ diakses tanggal 21 maret 2011).
Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa para ibu memberi makanan pralaktal (Susu formula dan madu) pada hari pertama atau hari kedua sebelum ASI diberikan, sedangkan yang menghindari pemberian Kolostrum 62,6%. (Husni. 2008. Karya Tulis Ilmiah- KTI.html, diakses tanggal 6 januari 2011).
Informasi yang kurang tepat tentang pemberian ASI Eksklusif mengakibatkan munculnya berbagai macam persepsi. Hal itu akan lebih menambah kompleks permasalahan dalam menggalakkan ASI Eksklusif. Pengetahuan yang salah tentunya akan berdampak terhadap prilaku yang salah pula. (Soetjiningsih, 1998).
Defisit pengetahuan dapat menyebabkan orangtua dan anak frustasi dan kehilangan kepercayaan diri dan dapat memberi pengaruh negatif terhadap hubungan orangtua-anak. Orangtua dianjurkan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan mereka sehingga mereka dapat mendiskusikannya dan setiap informasi yang salah dapat dikoreksi. Perawat harus memberikan penjelasan tentang gambaran menyusui bayi dan berfokus pada cara memanfaatkan refleks bayi (Bobak, 2004).
 Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Mataram dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010 tentang cakupan pemberian ASI Esklusif  terdiri dari 76,42%, Tanjung Karang 34,80%, Karang Pule 76,20%, Mataram 65,22%, Pagesangan 83,71%, Cakranegara 72,5%, Karang taliwang 87,60% dan Dasan Cermen 66,35%.
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Tanjung Karang pada tahun 2008 bahwa ibu primigravida yang diperiksa berjumlah 416 orang. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah ibu primigravida yang diperiksa meningkat hingga berjumlah 618 orang. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Tanjung Karang terhadap 10 orang ibu post partum, ada 6 orang yang salah dalam menyusui bayinya, mereka mengatakan tidak mengetahui tindakan menyusui yang baik dan benar.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida di wilayah Puskesmas Tanjung Karang, Mataram.

B.   Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah �Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Mataram Tahun 2010?�.


C.   Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Mataram.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
b.    Mengindentifikasi pengetahuan tentang menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.
c.    Mengidentifikasi tindakan menyusui yang baik dan bernar pada ibu primigravida.
d.    Menganalisis hubungan pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

D.   Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat dibuat jawaban sementara atau hipotesis penelitian sebagai berikut:
Hipotesis nol (Ho): Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.
Hipotesis altrernativ (Ha) : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

E.   Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
a.    sebagai sumber pengetahuan ilmu keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang tindakan menyusui yang baik dan benar.
b.    Dapat memberikan pengalaman yang nyata dan memperluas pengetahuan bagi peneliti.
c.    Sebagai bahan masukan dan menambaha wawasan bagi tenaga kesehatan khususnya yang berkaitan dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan menyusui yang baik dan benar pada ibu primigravida.

2.    Manfaat aplikatif
a.    Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi yang tepat dalam tindakan menyusui yang baik dan benar
b.    Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.



TULISAN INI BERSAMBUNG, UNTUK BAB II DAN III DARI KTI INI SILAHKAN KUNJUNGI BLOG INI LAIN WAKTU







Minggu, 08 Mei 2011

karya tulis ilmiah kebidanan


 KTI BIDAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI POLINDES KEMUNING DESA TASIKMADU
KECAMATAN PALANG TUBAN
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Menyelesaikan Program Diploma III Kebidanan
Oleh :
fitri farida yanti
NIM : 03.01.015
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2006
================================================================
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan tanggal 12 Agustus 2006
Mengesahkan
Pembimbing,
SUNARSIH. Dip. Mw. S.Pd.M.Kes
NIP. 140 070 297
Direktur AKBID NU Tuban
SUPARTINI, SKM
NIK. 4511001
==================================================================
PENETAPAN PENGUJI
Karya Tulis ini telah diuji tanggal 12 Agustus 2006.
Penguji Tanda Tangan
Ketua : Yoana Widyasari, SST ____________________
NIK. 45115002
Anggota Penguji : 1. Damarati, SKM ____________________
NIK. 45115004
2. Sunarsih, Dip.Mw.S.Pd.M.Kes ____________________
NIP. 140 070 297
===================================================================
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BIODATA
NAMA : IIN NURYATI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : LAMONGAN, 19 JULI 1983
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : ISLAM
ALAMAT RUMAH : JL. KH. HASYIM ASHARI RT. 02 / RW. 02
KARANG TAWAR LAREN LAMONGAN
PENDIDIKAN
1. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 6 Karang Tawar Lulus tahun 1997
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Muhammadiyah 12 Sendang Lulus tahun 2000
3. Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Lamongan Lulus tahun 2003
4. Akademi Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban tahun 2002 sampai sekarang.
vii
RINGKASAN
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema, tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis namun bila disertai edoma di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, mulai bulan Januari sampai dengan Juli 2006.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang periksa di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2006. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 20 ibu hamil. Penelitian ini dilaksanakan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang kabupaten Tuban dengan waktu penelitian mulai dengan bulan Januari sampai dengan Juli 2006.
Analisa hasil penelitian ini dari 20 ibu hamil sebagian besar 15 orang (75%) berusia 20-30 tahun, rata-rata berpendidikan SMA yaitu 10 orang (10%) dan mayoritas tidak bekerja sebanyak 18 orang (90%). Didapatkan pula 12 orang (60%) berpengetahuan cukup. Berdasarkan usia paling banyak 8 orang (40%) berusia 20-30 tahun berpengetahuan cukup dan mayoritas sebanyak 11 orang (55%) tidak bekerja berpengetahuan cukup.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan respon dan paling banyak terdapat pada usia reproduksi dengan latar belakang pendidikan SMA. Sedangkan dilihat dari pekerjaan didapatkan paling banyak tidak bekerja. Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi adalah mempunyai pengetahuan cukup. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka ibu hamil disarankan untuk kontrol secara rutin dan lebih meningkatkan pengetahuannya lebih baik lagi.



Rabu, 04 Mei 2011

makalah fisika tentang konversi energi

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mata pelajaran fisika yang merupakan bagian dari rumpun sains saat ini pembelajarannya belum dapat berjalan dengan semestinya. Hal ini disebabkan karena konsep fisika sering disampaikan oleh guru sebagai sebuah fakta dan bukan merupakan sebagai gejala alam yang harus diamati, diukur dan didiskusikan.  Menurut Priyono (2004) dalam Kunandar (2007), �bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari di lembaga pendidikan sering kali hanya terpaku pada teori, sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif�.
Dalam hal ini untuk menunjang pemahaman siswa dalam pelajaran fisika terutama pada mata pelajaran energi, kita bisa mengamati perubahan konversi energi dari energi listrik menjadi energi gerak. Mengingat sederhannya alat ini diharapkan siswa terutama siswa SMP yang masih pada masa transisi dari konkret ke tahap abstrak, bisa melihat proses ini dengan jelas. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan yang natinya akan terpecahkan bersama-sama. Bagi siswa SMA dan mahasiswa, bisa menganalisa kaitan antara energi listrik dan energi mekanik khususnya energi gerak secara teoritis. Sehinnga secara teori sederhana dengan mengabaikan faktor-faktor yang lain kita akan mendapatkan korelasi sederhana antara keduanya.
Selain daripada itu alat ini juga dibuat agar siswa lebih antusias dalam mempelajari ilmu fisika karena melihat penerapannya dalam kehidupan, sehingga para siswa akan lebih creatif dan inovatif lagi dalam menyajikan ilmu fisika dalam bentuk sebuah alat yang biasa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-harinya.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana menunjukan perubahan konversi energi dari energi listrik menjadi energi gerak atau energi listrik menjadi energi mekanik?
C.    Tujuan
Untuk mengamati proses perubahan energi listrik dengan sumber tegangan yang berbeda-beda terhadap energi gerak.
D.    Manfaat
  1. Bagi siswa
Alat ini diharapkan dapat menjelaskan konsep dasar fisika dengan peragaan sebuah alat
  1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, sehingga ilmu-ilmu alam dapat dijelaskan dengan ilmu fisika.
  1. Bagi para pembaca
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang berharga dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam ilmu fisika khususnya, sehingga para pelaku pendidikan dapat menerapakan ilmu fisika dalam bentuk fakta bukan hanya teori.  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Energi
            Segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan energi. Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar. Hewan juga membutuhkan energi untuk hidup, sebagaimana manusia dan tumbuhan.
Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang tepat atau kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi cahaya tidak dapat melakukan kerja). Definisi tersebut hanya bersifat umum. Secara umum, tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita mendorong sepeda motor yang mogok, usaha alias kerja yang kita lakukan menggerakan sepeda motor tersebut.
 Pada saat yang sama, energi kimia dalam tubuh kita menjadi berkurang, karena sebagian energi kimia dalam tubuh berubah menjadi energi kinetik sepeda motor. Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Contoh ini juga menjelaskan salah satu konsep penting dalam sains, yakni kekekalan energi. Jumlah total energi pada sistem dan lingkungan bersifat kekal alias tetap. Energi tidak pernah hilang, tetapi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain. Mengenai Hukum Kekekalan Energi akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Energi kimia pada bahan bakar membantu kita menggerakan kendaraan, demikian juga energi kimia pada makanan membantu makhluk hidup bertahan hidup dan melakukan kerja. Dengan adanya energi listrik, kita bisa menonton TV atau menyalakan komputer sehingga bisa bermain game sepuasnya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak jenis energi dalam kehidupan kita. Misalnya ketika kita menyalakan lampu neon, energi listrik berubah menjadi energi cahaya. Energi listrik juga bisa berubah menjadi energi panas (setrika listrik), energi gerak (kipas angin) dan sebagainya. Banyak sekali contoh dalam kehidupan kita, dirimu bisa memikirkan contoh lainnya. Secara umum, energi bermanfaat bagi kita ketika energi mengalami perubahan bentuk, misalnya energi listrik berubah menjadi energi gerak (kipas angin), atau energi kimia berubah menjadi energi gerak (mesin kendaraan).
B. Energi Listrik
                       Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Maka pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik juga merupakan energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. Energi yang dihasilkan ini dapat berasal dari berbagai sumber misalnya, air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa volt sampai ribuan hingga jutaan volt.
Energi listrik dilambangkan dengan W.
Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energi listrik adalah : W = Q.V
keterangan :
W = Energi listrik ( Joule)
Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V =  Beda potensial ( Volt )
Karena I = Q/t maka diperoleh perumusan
W = (I.t).V
W = V.I.t
Apabila persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka diperoleh perumusan
W = I.R.I.t
Satuan energi listrik lain yang sering digunakan adalah kalori, dimana 1 kalori sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).
C.Pemanfaatan Energi Listrik
                     Energi listrik dapat diubah-ubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain.Energi listrik menjadi energi kalor, alat yang digunakan yaitu setrika listrik, ceret listrik, kompor listrik , dll. Energi listrik menjadi energi cahaya, alat yang digunakan yaitu lampu pijar, lampu neon, dll.Energi listrik menjadi energi gerak, alat yang digunakan yaitu kipas angin, penghisap debu,  dll dan masih banyak lagi penggunaan energi listrik. Di antara peralatan listrik di rumah kita, kita mungkin mempunyai pengering rambut, beberapa lampu, pesawat TV, stereo, oven microwave, kulkas dan kompor listrik. Masing-masing mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain, misalnya energi cahaya, energi kinetik, energi bunyi, atau energi panas. Berapa besarnya energi listrik yang diubah menjadi energi bentuk lain? dan berapa lajunya? Energi yang di catu pada rangkaian dapat digunakan dengan beberapa cara yang berbeda. Motor merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Lampu listrik merubah energi listrik menjadi cahaya. Sayangnya tidak semua energi yang diberikan ke motor atau ke lampu dapat dimanfaatkan. Cahaya, khususnya cahaya lampu pijar menimbulkan panas. Motor terlalu panas untuk disentuh. Dalam setiap kasus, ada sejumlah energi yang diubah menjadi panas
.
D. Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Gerak
         Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak pada umumnya menggunakan motor listrik. Pada motor listrik, arus listrik mengaril melalui kumparan, untuk menimbulkan medan magnet, sehingga as motor berputar.putaran as motor inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakan kipas angin, bor listrik, belender, mobil � mobilan, dan alat lain.

















BAB III
METODOLOGI
A.    Cara membuat dan Cara kerja alat
Alat  dan Bahan :
  Motor (dinamo)
  Pipa
  Baling-baling
  Papan  kayu
  Kabel
  Baterai @ 4.5 volt
  Sakelar (penjepit listrik)
  CD (compact disc)
      Cara membuat alat
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Hubungkan motor dengan kabel.
3.      ubangi pipa secukupnya sebesar motor penggerak sebagai tempat meletakan motor penggerak.
4.      Hubungkan ujung motor dengan baling-baling, kemudian masukan kedalam pipa yang telah dilubangi tadi.
5.      Hubungkan kabel yang telah disambugkan dengan motor tadi ke sumber tegangan.
6.      Rangkai sumber tegangan dengan rangkain seri.
Cara Kerja Alat
  1. Alat yang telah dipasang seperti gambar, dihubungkan dengan sumber tegangan yang telah dirangkain seri.
  2. Setelah melihat putaran baling-baling sebelum ditambahkan CD. Tambahkan CD pada baling-baling dengan sumber tegangan yang berbeda-beda 
  3. amati bagaimana putaran baling-baling dengan kedua sumber tegangan yang berbeda, dan amati putaran baling-baling sebelum dan setelah ditambahkan CD.
















  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan
Jenis rangkaian pada tegangan
Tegangan sumber
(Volt)
Massa
baling-baling
Putaran
baling-baling
Seri



4.5
Sebelum ditambahkan CD
  Cukup keras
Setelah ditambahkan CD
Kurang keras
9
Sebelum ditambahkan CD
Keras (lebih keras dari tegangan 4.5 volt)
Setelah ditambahkan CD
Kurang keras


B.     PEMBAHASAN
            dari hasil percobaan diatas dapat dijelaskan bahwa pada rangkain seri nyala lampu indikator lebih terang daripada rangkaian paralel dan putaran baling-baling juga semakin keras saat dihubungkan dengan tgangan yang dirangkai seri dibandingkan dengan tegangan paralel. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
      pada saat tegangan dihubungkan dengan sumber tegangn 4.5 V ssebelum ditambahkan CD baling-baling berputar cukup keras, setelah ditambahkan dengan CD baling �baling bergerak cukup lambat.            
      pada saat sumber tegangan dirangkai seri maka sumber tegangan total pada rangkaian tersebut adalah V1 + V2= V,jadi tegangan yang mengalir adalah 9 V, dengan sumber tegangan tersebut  sebelum ditambahkan CD baling-baling berputar keras, setelah ditambahkan CD baling-baling berputar tidak terlalu keras. Dari pembahasan tersebut kita akan mencari hubungan antara keduanya secara teori sederhana, dari formulasi daya dapat dijabarkan sebagai berikut: P = dw/dt, dengan menganggap w = Ek=1/2 mv2
2Vit = mv2 dari formulasi tersebut dapat dijelaskan bahwa kecepatan berbanding lurus tegangan dan kuat arus, dan massa berbanding terbalik dengan massa, sehigga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin besar tegangan dan kuat arus yang mengalir maka kecepatannya  semakin besar, dan kecepatan akan berkurang jika massanya semakin besar, dan ini sesuai dengan hasil pengamatan diatas.

BAB V
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
         semakin besar kuat arus yang mengalir maka baling-baling akan berputar semakin cepat.
         Pada sumber tegangan yang dirangkai seri baling-baling semakin cepat berputar .
         Putaran baling-baling berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan massa baling-baling.